Hadits Online

Rabu, 06 Agustus 2014

29 Mujahidin Al-Qassam Selamat Setelah Tertimbun Tanah

Allah Subhanahu Wata’ala kembali menampakkan kekuasan-Nya (Ayaturrahman) melalui sebuah karamah dan kejadian di Jalur Gaza.
Brigade Izzuddin Al-Qassam melalui situs resminya mempublikasikan kisah para pejuangnya di sebelah timur wilayah Qararah, utara kota Khan Yunis.
Dalam situsnya, Brigade Al-Qassammenegaskan, bersamaan dengan penarikan terakhir serdadu-serdadu Zionis dari Gaza setelah penjajah gagal dan kalah, kisah heroik dan karamah mujahidin di medan jihad makin banyak disampaikan secara langsung dari setiap sisi bentrokan bersenjata dari utara hingga selatan Gaza.
Mengutip situs Al-Qassam, Pusat Informasi Palestina (PIC) menyampaikan sebagian kisah inspiratif dan karamah Allah yang terjadi pada para pejuang Brigade Izzuddin Al-Qassam yang berada di dalam bawah tanah dalam waktu yang cukup lama.
Dari bawah tanah itu menjadi poros baku tembak dan pertempuran berkobar di selatan Jalur Gaza, di wilayah Ghawafir, timur baldah Qararah.
Pada saat pertempuran “Ma’rakah Al-’Ashful Ma’kul”  (Perang Jerami/Daun Dimakan Ulat)  dikabarkan sebanyak 29 pejuang Al-Qassam pilihan keluar dari terowongan bawah tanah menuju medan pertempuran dan terjadi bentrokan langsung dengan serdadu zionis.
Salah satu pejuang Al-Qassam bercerita telah mendapat penjagaan dari Allah dan rekan-rekannya dalam waktu cukup lama, bahkan berhari-hari di bawah tanah.
“Tugas kami adalah menggelar operasi mencegat pasukan zionis yang infiltrasi ke Gaza dan menghadang kendaraan militer mereka dengan sarana yang ada. Sebagian pejuang lainnya bertugas membuat dan merawat terowongan bawah tanah dan juga tim mata-mata di mulut terowongan untuk membantu kami. Sebelum perang darat dilakukan Zionis, kami sudah siaga,” ujar seorang pejuang berinisial AS kepadaPIC, Rabu (06/08/2014).
“Di awal operasi darat, kami berhadapan langsung dengan pasukan Zionis dan dengan pertolongan Allah kami berhasil melakukan aksi heroik. Pertama, kami berhasil meledakkan sebuah tank dan buldoser dari titik nol. Setelah itu kami melakukan operasi-operasi yang dibagi dengan para mujahidin sesuai dengan keahlian mereka sesuai rencana yang dicanangkan sebelumnya saat berada di kamar persiapan operasi,” kisah AS.
Sang pejuang juga mengisahkan dua pejuang Al-Qassam yang gugur syahid (insya Allah). Mereka adalah Basim Agha dan Fadi Abu Audah karena ledakan bom yang mereka lepaskan terhadap buldoser dan tank Zionis dari jarak nol dan mampu menewaskan dan melukai sejumlah serdadu Zionis. “Semoga Allah merahmati keduanya.”
Mujahidin Al-Qassam yang kembali dari medan juang ini melanjutkan kisahnya bahwa semua operasi berjalan sesuai rencana dan mereka masuk medan perang dengan keyakinan penuh akan disertai Allah Subhanahu Wata’ala. Mereka menghabiskan waktu tunggu serangan dengan istigfar, doa dan shalat.
Namun sayangnya, zionis meledakkan terowongan dari F16 di mana mereka berada dan menyebabkan sejumlah mujahidin terperangkap dan tertimbun tanah.
“Ketika musuh masuk wilayah Qararah yang diikuti dengan peledakan pintu terowongan bawah tanah oleh pasukan Zionis dengan roket dari pesawat tempur F-16. Terowongan kami akhirnya tertutup padahal galiannya mencapai kedalaman 25 meter di bawah tanah. Kami pun terputus dengan tim kamar operasi perencanaan,” ujarnya.
“Sejak putus komunikasi hari itu, para mujahidin di dalam terowongan itu dianggap sebagai mujahid yang hilang. Kami tidak tahu lagi nasib mereka. Bisa jadi sebagian atau seluruh pejuang karena faktor sengit pertempuran dengan pasukan Zionis dan keluar dari terowongan. Jika berada di dalam terowongan, meski mereka mereka membawa bekal makanan dan minuman, menurut perkiraan kami, waktu selama itu mustahil mereka masih bertahan hidup,” ujar komandan lapangan bernisial WA menambahkan.
Menurut WA, setelah terjadi gencatan senjata, tim penyelamat dan pertahanan sipil menggali pintu terowongan mereka untuk menemukan para mujahidin. Namun betapa kagetnya, ternyata 23 pejuang Al-Qassam yang dinyatakan hilang itu masih dalam keadaan hidup dan sehat segar bugar dengan pertolongan Allah

Allah ‘mengirim air’
Hingga kini Al-Qassam masih mencari tiga mujahidin lainnya yang masih hilang. Sementara seorang pejuang, Eyad Al-Fara syahid (insya Allah) pada saat berusaha menggali pintu terowongan yang ditutup agar rekan-rekannya bisa selamat. Namun Allah mentakdirkan lain,  terowongan longsor dan menimpa dirinya sendiri.
Seorang pejuang yang selamat berinisial RS bahkan mengisahkan keajaiban lain. Di mana saat berada dalam terowongan, ia dimudahkan Allah dengan adanya sumber air.
“Allah memudahkan kami di dalam terowongan bawah tanah terdapat sumber air kecil. Kami gunakan pakaian kami untuk mengambil air itu karena sangat kecil kemudian kami peras dan kami minum. Kurma yang kami bawah kami makan setiap hari dengan dibagi-bagi selama sebulan. Setiap orang setiap hari hanya kebagian setengah buah kurma dan setengah cangkir air,” ujarnya.
Padahal di wilayah itu seharusnya keberadaan air di bawah 90 meter di bawah tanah atau masih 65 meter di bawah tanah tempat menjejak para mujahidin itu.
Komandan lapangan Al-Qassam menyimpulkan, “Kesaksian itu membuktikan kepada bangsa Palestina dan umat Islam bahwa meski dunia seluruhnya tidak membela rakyat Palestina dan pejuangnya, maka Allah bersama kami dan tidak akan melepaskan kami. Allah akan membela dan memberikan bekal kepada para pejuang,”  ujarnya.
Ya Allah tolonglah para mujahidin di seluruh belahan bumi-Mu dan satukan barisan mereka.
Ya Allah jayakanlah Islam dan kaum muslimin, hinakanlah kaum kafirin dan musyrikin serta antek-antek mereka dari kalangan munafikin. Amin…


Sumber: hidayatullah.com

Senin, 04 Agustus 2014

Beginilah Pendirian Seorang Mujahid

Ketika Amru bin Al Ash rodhiyallohu anhu bersama pasukannya sudah mendekati wilayah kekuasaan Mauquqis, penguasa Mesir kala itu, Amru mengutus sepuluh orang, yang salah satunya adalah Ubadah bin Shomit rodhiyallohu anhu untuk menemuinya. Ubadah yang berkulit hitam menjadi juru bicara mereka.
Saat rombongan utusan tiba, Mauquqis gentar melihat warna kulit Ubadah yang hitam legam dan posturnya yang tinggi besar. Ia berkata kepada rombongan kaum muslimin, “Jauhkan si negro itu dariku, dan tunjuk orang lain sebagai juru bicara kalian.”
Mereka serentak menjawab, “Orang hitam ini adalah yang paling pintar di antara kami. Beliaulah pemimpin kami yang harus kami ajukan sebagai juru bicara. Kami semua tunduk pada ucapan dan pendapatnya. Dan kami diperintahkan untuk tidak menentangnya. Bagi kami, orang yang berkulit hitam maupun yang berkulit putih adalah sama saja. Kelebihan seseorang daripada yang lain terletak pada keutamaan dan otaknya, bukan pada warna kulitnya.” Kalimat terakhir yang mereka ucapkan tersebut mempengaruhi diri Mauquqis. Ia benar-benar kagum.
Mauquqis merasa gerah dengan keberadaan Ubadah bin Shomit, seorang budak berkulit hitam. Ia mengira Ubadah sengaja dipilih sebagai juru bicara untuk melecehkan dan menghinanya. Akan tetapi ketika seluruh anggota delegasi sepakat menunjuk Ubadah sebagai juru bicara mewakili pasukan kaum Muslimin untuk mengadakan perundingan, Mauquqis tidak punya pilihan, selain harus menerimanya. Lantas ia meminta Ubadah berkata yang santun supaya ia tidak terkejut.
Mulailah Ubadah berkata, “Sesungguhnya di belakangku ada seribu pasukan negro. Mereka adalah teman-temanku. Bahkan, kulit mereka banyak yang lebih legam dari kulitku. Aku tidak takut menghadapi seratus musuh sekaligus. Demikian pula dengan teman-temanku. Hal itu karena tujuan kami berjihad semata-mata adalah demi Alloh dan untuk mendapatkan ridho-Nya. Kami berperang melawan musuh kami, yang berani memusuhi Alloh, sama sekali bukan untuk memperoleh kesenangan dunia, apalagi untuk memperkaya diri. Itu sama sekali tidak pernah ada dalam pikiran kami.  Hidup kami di dunia hanya sekadar bisa makan setiap harinya, dan berpakaian yang dapat menutupi aurat, sebab bagi kami kenikmatan dunia bukanlah kenikmatan sejati, dan kesenangan dunia juga bukan kesenangan yang kami cari. Sesungguhnya kenikmatan dan kesenangan yang abadi itu ada di akhirat. Itulah yang diperintahkan Alloh kepada kami. Nabi kami juga memerintahkan yang demikian. Beliau berpesan agar di dunia ini kami mencari makan sekadar untuk bisa mengatasi lapar dan pakaian untuk menutup aurat. Cita-cita kami hanyalah mencari keridhoan Alloh dan berjihad melawan musuh-Nya.”
Ucapan Ubadah tersebut menggetarkan Mauquqis. Ia berkata kepada pasukannya, “Kalian dengar sendiri apa yang dikatakannya. Jadi, ia dan sahabat-sahabatnya dikeluarkan Alloh untuk menaklukkan penjuru bumi.”
Kemudian ia menghampiri Ubadah untuk melayani gertakannya. Ia menyahut, “Hai orang bijaksana, aku sudah mendengar apa yang kamu katakan tadi, termasuk tentang dirimu dan sahabat-sahabatmu. Seumur hidupku, orang-orang yang ingin mengalahkan kalian tidak lain karena kecintaan mereka kepada kesenangan dunia. Saat ini telah bergerak kemari seluruh pasukan romawi yang tidak terhitung jumlahnya untuk memerangi kalian. Mereka adalah pasukan yang terkenal cerdik dan pemberani. Mereka tidak mengenal rasa belas kasihan kepada musuh. Kami yakin kalian tidak akan sanggup menghadapinya. Kalian pasti akan takluk karena kelemahan dan jumlah kalian yang sedikit. Kami lebih suka kalian berdamai dengan kami. Sebagai imbalannya, untuk masing-masing kalian harus membayar satu sampai dua dinar, untuk komandan kalian seratus dinar, dan untuk kholifah kalian seribu dinar. Terimalah tawaran ini, lalu kembalilah ke negeri kalian sebelum terlambat.”
Ubadah memandang Mauquqis dengan penuh percaya diri. Dengan keyakinan dan iman yang kuat ia menyahut, “Hai, kamu dan teman-temanmu jangan terkecoh oleh kehebatan dan banyaknya jumlah pasukan Romawi yang kamu jadikan alat untuk menakut-nakuti. Kami sama sekali tidak takut. Demi Alloh, kami pantang mundur. Kalau pun kami semua harus gugur, kami akan mendapatkan ridho serta surga Alloh. Dan itulah justru yang lebih kami sukai. Sesungguhnya Alloh telah berfirman dalam Kitab-Nya:

كَم مِّن فِئَةٍۢ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةًۭ كَثِيرَةًۢ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ

“Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Alloh. Dan Alloh beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al Baqoroh : 249)
“Setiap kami selalu berdoa kepada Robb-nya pagi dan petang agar bisa gugur sebagai syahid. Mereka tidak ingin dipulangkan kembali ke negerinya, berkumpul bersama anak dan isterinya. Pikirkanlah kembali tawaranmu itu, dan tentukanlah kepada kami. Kami hanya mau berkompromi bila kalian mau memilih satu di antara tiga opsi yang kami tawarkan. Masuk islam, membayar upeti atau perang. Pilihkan mana yang kamu suka, dan jangan biarkan dirimu bersemangat dalam membela kebatilan. Itulah pesan yang disampaikan kepadaku oleh panglimaku, oleh Amirul Mukminin, dan juga oleh Rosululloh shollollohu alaihi wa sallam dahulu.”
Al Mauquqis kembali bermaksud memojokkan Ubadah, atau setidaknya mau menerima sesuatu yang ia tawarkan. Tapi upayanya sia-sia. Ubadah hilang kesabarannya, sambil mengangkat tangannya ke langit, ia menjawab, “Tidak, demi Robb langit, bumi dan segala sesuatu. Bagi kami kalian tidak punya banyak pilihan. Oleh karena itu, pilihlah satu dari ketiga opsi itu.”
Saat itulah Mauquqis dan para pembantunya bersepakat. Mereka berkata, “Kami tidak mungkin memilih opsi yang pertama. Bagaimanapun juga kami tidak akan pindah dari agama masehi ke agama yang belum kami kenal.” Ini artinya mereka menolak pilihan untuk masuk Islam, sehingga tinggal dua opsi bagi mereka. Membayar upeti atau perang. Mereka berkata, “Kalau kami harus tunduk kepada pasukan kaum Muslimin dan kami harus membayar upeti, itu berarti kami akan menjadi budak. Kalau begitu lebih baik kami mati saja.”
Mendengar itu, Ubadah bin Shomit berkata, “Jika kalian mau membayar upeti, dijamin kalian akan aman. Nyawa, harta dan keturunan kalian akan dilindungi. Kalian bebas melakukan segala sesuatu yang telah berlaku secara turun temurun. Gereja-gereja kalian akan dijaga keselamatannya, dan siapapun tidak akan dibiarkan mencampuri urusan ajaran agama kalian.”
Mendengar janji itu, Al Mauquqis berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Kita penuhi saja satu di antara opsi yang mereka tawarkan tadi. Sungguh kita tidak akan sanggup melawan mereka. Daripada mereka menggunakan kekerasan untuk memaksa kita, lebih baik kita menyerah dengan suka rela.”
Demikianlah, kaum Muslimin berjalan dengan membawa kunci surga, La Ilaha illal-Loh. Dengan kunci itu mereka membuka bumi belahan timur dan bumi belahan barat. Semua wilayah mereka taklukkan, benteng-benteng mereka buka, hati-hati manusia mereka tundukkan, dan nilai-nilai yang benar mereka kuasai.
Hari ini, semoga sejarah indah itu bisa bersemi kembali.

Ya Alloh, lembutkanlah hati sesama mujahidin, tautkanlah dan kokohkan barisan mereka, serta hancurkan musuh mereka dan musuh kaum muslimin. Amin…

Minggu, 03 Agustus 2014

Surat dari Seorang Muslimah Gaza

Saya memulai dengan memanjatkan puji kepadaMu Ya Allah Swt dengan keagungan dan kebesaran kuasa-Mu, saya adalah hamba perempuan yang sangat membutuhkan Engkau, saya memohon dengan kata-kata RasulMu, sang manusia terbaik.
Tiada Penolong selain Engkau dan aku tidak memerlukan siapapun selain Engkau.
“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku mengadukan lemahnya kekuatanku, dan sedikitnya upayaku, serta tidak berdayanya aku menghadapi manusia. Ya Arhamar-Rahimin, Engkau adalah Rabbnya orang-orang yang lemah dan juga Rabbku. Kepada siapa aku akan mengadu, apakah kepada seseorang yang sangat jauh yang menerimaku dengan muka masam, ataukah kepada musuh yang menguasai urusanku?. Jika saja kemurkaan-Mu tidak akan menimpaku, tentu aku tidak peduli. Akan tetapi, ampunan-Mu lebih luas untukku. Aku berlindung dengan Nur wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan memperbaiki urusan dunia dan akhirat; dari kemarahan-Mu yang akan menimpaku atau kemurkaan-Mu yang akan melanda. Kuserahkan kepada-Mu seluruh kesulitanku hingga Engkau ridha, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari-Mu.”


Wahai Umat yang mulia,
Hari ini. saya tidak akan berbicara sambil menangisi penderitaan tentang situasi kami di Gaza. Saya juga tidak akan berbicara tentang kenyataan yang menimpa kami karena apa yang Anda lihat di televisi jauh lebih bisa bercerita dibandingkan kata-kata saya. Erangan dan ratapan dari orang-orang yang kehilangan, serta dari para ibu dan anak yang Anda dengar sudah cukup untuk menghancurkan hati Anda karena rasa sakit dan kesedihan yang mencerminkan kondisi mereka, keadaan rakyat Gaza. Saya juga tidak akan berbicara di sini untuk memohon belas kasihan dari Anda yang menumpahkan air mata Anda. Sebaliknya, saya akan memanggil Anda sebagai Umat yang mulia dan bermartabat yang mengangkat kepalanya ke arah langit, yang tidak dirugikan oleh mereka yang merendahkannya. Demi Allah bahkan jika manusia dan jin bersatu untuk menyakiti kita, mereka tidak akan membahayakan kita kecuali jika ditakdirkan oleh Allah, dan jika mereka bersatu untuk memberikan manfaat bagi kita, mereka hanya akan bermanfaat jika ditakdirkan oleh Allah, dan kita meyakini bahwa kemenangan hanya ada di tangan Allah saja.
Namun demikian, hari ini saya menulis surat ini kepada Anda untuk merenungkan (mempertanyakan) tentang keadaan umat, sebuah umat yang mulia, bermartabat, dan terhormat.
Suatu Umat yang selama berabad-abad mendominasi dunia, dan menjadi umat terbaik diantara bangsa-bangsa.
Suatu bangsa yang menyusupkan ketakutan ke dalam hati musuh-musuhnya dengan kata-katanya, terlebih dengan tindakan-tindakannya!
Wahai Umat yang mulia, Wahai bangsa terbaik yang dilahirkan atas manusia!
Celakalah umat, yang Nabi dan pemimpinnya adalah Muhammad SAW yang memerintahkan mereka untuk menolong saudara-saudara mereka -baik ia adalah penindas ataupun tertindas- hingga mereka menaati perintah Beliau (SAW), tetapi bukannya menolong dalam segala situasi, sebaliknya mereka melampaui batas dalam pelanggaran hukum.
Menyedihkan. Inilah keadaan suatu Umat keturunan Abu Bakar, Umar, Utsman, Khalid, Ali, Alqa’qa’, dan Al-Mutasim, Demi Allah apakah Anda tidak malu!
Celakalah sebuah umat yang agamanya telah disempurnakan, dan nikmatnya telah dipenuhi, dan Islam telah diridhoi sebagai Agamanya, namun yang saya lihat hari ini, ia menolak apa yang telah
Demi Allah, bagaimana Anda akan bertanggungjawab atas syahidnya anak-anak, perempuan, dan orang-orang tua Gaza ketika Anda ditanya saat berdiri di jembatan as-sirath?
Di mana Anda ketika kami sedang dibantai?
Di mana Anda ketika kami dibunuh, tak ada rasa aman, perlindungan, perisai, juga Penggembala?
Dan Anda, Wahai para ulama, Wahai pelayan-pelayan Dien ini…
Sikap diam seribu bahasa dan sikap tak adil yang Anda berikan kepada kami itu lebih kuat dan lebih keras menancap hati kami, dan lebih menghinakan daripada bom-bom dan roket-roket, juga menyaksikan tubuh anak-anak kami hancur terkoyak.
Demi Allah, Anda akan ditanyai atas seluruh apa yang Anda lakukan dan yang Anda katakan dan bahkan atas apa yang Anda diamkan.
Doa-doa Anda tidak cukup bagi kami, tidak juga uang yang Anda kumpulkan untuk kami.
Saya bersumpah demi Allah bahwa uang Anda tidak akan mengembalikan anak-anak kami, ibu-ibu kami, ayah-ayah kami, saudara laki-laki kami, atau sekedar memuaskan hati kami.
Demi Allah kami tidak akan mengampuni Anda selama kami hidup dan Allah tidak akan melupakan bagaimana Anda mengabaikan dan menindas kami.
Oleh karena itu, Wahai Umat yang mulia…
Berpikirlah bahwa bukan uang Anda, bantuan makanan, dan obat-obatan yang akan membebaskan Anda dari kekecewaan mendalam kami terhadap Anda, karena ia tidak bermanfaat sedikitpun ketika tiba masa ketakutan di depan mata anak-anak kami yang menanti maut dan deru bom di hadapan mata, mendengar suara pesawat di langit, atau artileri yang siap menyerang kapanpun dan dimanapun.
Demi Allah, sungguh lebih ringan bagi kami mati kelaparan atau karena wabah penyakit daripada Anda menyerahkan kami kepada orang-orang Yahudi sebagai hadiah di piring pengkhianatan dan darah.
Anda harus paham, kami tidak lagi menerima omong kosong dan tidak akan tertipu oleh tipu muslihat atau oleh air mata buaya Anda.
Kami tahu betul bahwa Anda dapat menolong kami lebih dari apa yang Anda lakukan sekarang, tetapi Anda tidak bersedia melakukannya.
Apakah Anda tahu bagaimana caranya?? Izinkan saya untuk memberitahu Anda tentang apa yang sebenarnya Anda ketahui dengan baik:
Anda memiliki tentara yang dapat mematahkan tentara Yahudi tetapi mengapa Anda membelenggu mereka dengan kebijakan tangan besi??
Anda memiliki pesawat-pesawat yang bisa menghancurkan pesawat tempur Yahudi, mengapa Anda mengunci mereka di Bandara dan tidak mengirimkan mereka untuk menghancurkan benteng-benteng besar Yahudi??
Dan Anda memiliki roket, tank, dan bom yang bisa mengguncang entitas Yahudi, lantas mengapa tidak mengeluarkannya dari gudang penyimpanan sebelum dimakan oleh karat?
Oleh karena itu, umatku yang mulia…
Anda memiliki seluruh sarana untuk kemenangan, yang memungkinkan Anda untuk mengakhiri entitas tirani Zionis tetapi Anda malah menjadi saudara-saudara mereka sekaligus menjadi musuh-musuh kami. Anda mendukung mereka dengan sikap diam Anda dan dan posisi tak bergerak Anda terhadap kami. Anda mendukung mereka dengan menundukkan diri kepada para pemimpin meruahan Anda, yang merupakan beban berat bagi hati Anda dan hati kami. Anda mendukung musuh dengan ketakutan Anda atas ancaman penjara-penjara tiran dan penahanan oleh pemerintah boneka. Oh, Anda bagaikan perempuan dengan imamah dan jenggot!
Apakah Anda sekarang telah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana perlawanan dari para mujahidin di Gaza telah mengguncang keamanan Yahudi dengan peralatan, yang bahkan tidak layak dibandingkan dengan musuh?!
Tidakkah ini memotivasi Anda, dengan mengungkapkan kepada Anda bahwa entitas Yahudi itu lebih tipis dari jaring laba-laba?!
Tidakkan ini membangkitkan kekuatan Anda, meski hanya sesaat saja, sebagai orang beriman yang meyakini bahwa Allah adalah Penolong?!

فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِىَ ٱلْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَآءً حَسَنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌۭ [٨:١٧]

“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka. Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS al-Anfaal (8):17]
Demi Allah Yang Esa dan Satu-satunya! Setiap Muslim Timur atau Barat, akan dimintai perhitungan atas setiap tetes darah murni yang mengalir dari anak tidak bersalah, atau perempuan yang berduka, atau seorang pria tua yang tertindas.
Ketahuilah bahwa Allah Mahakuasa atas urusan-urusan-Nya, dan hari itu akan datang, ketika orang-orang kafir dan rakyatnya akan dihinakan, Islam dan umatnya akan dimuliakan, dan hal ini bukanlah perkara yang berat bagi Allah.

وَسَيَعْلَمُ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ أَىَّ مُنقَلَبٍۢ يَنقَلِبُونَ [٢٦:٢٢٧]

“Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.” [QS asy-Syu’araa (26):227]
Ditulis untuk Kantor Berita Pusat Hizbut Tahrir oleh
Seorang hamba muslimah Gaza yang membutuhkan Rabb-nya
(Fika Komara)

Sumber: muslimdaily.net