Hadits Online

Minggu, 17 Mei 2015

Seandainya Mereka Tahu Arti Kemuliaan

Oleh : Syaikh Abdullah Azzam rahimahullah

اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ... [٣٤:١٣]
Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah).” (Saba: 13)
Apabila engkau ingin bersyukur kepada Allah engkau harus beramal. Saya pernah melihat para syuhada. Saya pernah melihat orang-orang yang teguh di bumi jihad ini, saya melihat kebanyakan mereka termasuk orang-orang akhfiya’ (tidak terkenal dan menyembunyikan amalnya).
Adapun orang-orang yang tertipu oleh diri mereka sendiri dan mulai mengeritik sana mengeritik sini, mengumpat sana mengumpat sini, dan mengadu domba, Allah akan mengharamkan mereka dari bumi jihad ini, Allah mengharamkan mereka karena Dia tidak memudahkan perjalanan ke bumi jihad bagi setiap orang. Allah Subhanahu wata’ala tidak menjadikan setiap orang menyukai ibadah jihad. Betapa banyak ulama di negerimu, berapa banyak dai di negeri asalmu, yang mereka tidak dibingungkan dengan ayat-ayat jihad dan berpendapat bahwa sekarang ini jihad tidak diperintahkan, bahkan hukumnya makruh! Ya, mereka menganggap orang yang duduk di negaranya lebih baik dibanding dengan orang yang datang ke bumi jihad untuk berjihad! Itu artinya (menurut mereka) jihad hukumnya adalah bukan sebagai amal yang utama untuk dikerjakan.
Ayat-ayat Al Qur’an dikuasai oleh pendapat manusia dan hawa nafsu manusia sehingga ia dipahami secara berbeda dengan makna asalnya. Ceramah-ceramah disampaikan di masjid-masjid, kaset-kaset rekaman ceramah dibagi-bagikan untuk menyatakan bahwa jihad tidak wajib, tidak wajib; janganlah kalian pergi ke Afghanistan. Ya, akhir-akhir ini saya melihat aparat keamanan sangat gencar memerangi kita dan memerangi saya pribadi. Demi Allah, saya tidak mengatakannya karena rasa bangga. Tetapi saya merasakannya dari kesulitan-kesulitan dan tekanan-tekanan yang kami hadapi.
Setiap kali mereka menekan kita, Rabbul ‘Alamin justru selalu memberikan kelapangan kepada kita. Setiap kali mereka menutup pintu, Allah membukakan untuk kita tujuhpuluh pintu. Setiap kali mereka berupaya untuk mencegah kedatangan para pemuda ke bumi jihad, justru jumlah mereka semakin hari semakin bertambah banyak. Sekarang mereka terus mencari-cari aib dan kekurangan kita. Padahal setiap manusia penuh dengan aib dan kekurangan. Tidak ada seorang pun yang bersih dari aib dan kekurangan. Tidak ada seorang pun yang bersih dari kesalahan dan kekeliruan, bersih dari kekurangan, bersih dari dosa. Namun mereka menjadikan sebutir biji menjadi sebesar kubah. Mereka membesar-besarkannya dan memberikan gambaran menakutkan di benak para pemuda agar mereka tidak datang ke bumi jihad. Sebab, kedatangan mereka ke bumi jihad merupakan musibah terbesar bagi mereka.
Mengapa bisa begitu? Manakah yang lebih utama bagi kalian wahai orang-orang kerdil? Demi Allah, pihak-pihak yang bertanggungjawab itu adalah orang-orang kerdil. Manakah yang utama bagi kalian, putra-putra bangsa kalian menjadi lelaki sejati yang utama bagi kalian, putra-putra bangsa kalian menjadi lelaki sejati yang mati di medan-medan perang dan melindungi bangsanya saat menghadapi kesulitan, bencana dan musibah atau kalian mendatangi mereka dalam bentuk bangkai-bangkai kaku di tengah tumpukan ganja, obat bius, candu, dan kumpulan wanita, manakah yang lebih utama? Aparat keamanan negara kalian telah gagal mencegah para pemuda mengonsumsi obat-obat bius.
Baik, biarkan mereka pergi ke medan keperwiraan, medan pembentuk kepribadian, medan kebaikan hubungan dengan Rabbul ‘Alamin, medan kebersihan. Waspadalah wahai saudara-saudaraku, pertama, waspadailah kabar burung yang belum jelas kebenarannya, karena para penebar berita buruk yang dapat membuat takut dan goncangnya iman banyak terdapat di medan pertempuran setiap kali pertempuran mulai berkecamuk sengit.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
لَوْ خَرَجُوا فِيكُم مَّا زَادُوكُمْ إِلَّا خَبَالًا وَلَأَوْضَعُوا خِلَالَكُمْ يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ وَفِيكُمْ سَمَّاعُونَ لَهُمْ ... [٩:٤٧]
“Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka.” (At Taubah: 47)
Ada orang-orang baik di tengah kalian. Merekalah orang-orang yang harus kalian khawatirkan. Adapun mereka (para penggembos jihad), mereka adalah orang-orang yang hatinya sudah rusak. Mereka ingin merusak hati manusia. Apa yang mereka rusak? Mereka merusak (hubungan) hati manusia dengan Rabbul ‘Alamin. Mereka merusak hati manusia terhadap agama Allah. Mereka merusak hati manusia agar syariat Allah tidak diterapkan. Kalau tidak, siapa yang mengambil manfaat dari kembalinya para pemuda dari bumi pertempuran, dari bumi kemuliaan, bumi pembentuk karakter, bumi keperwiraan, bumi kesucian, yang menjadi tempat berbagai musibah dan kerusakan yang datang dari setiap tempat.
Demi Allah, seandainya negara-negara di dunia ini paham niscaya mereka akan mengirimkan para perwira militernya ke sini untuk mengikuti training-training agar mereka mengalami langsung di front-front jihad sehingga tabir ketakutan mereka hilang dan agar mereka tahu bagaimana membangun bangsa, bagaimana umat dapat berdiri tegak, dan bagaimana tidak ada kekuatan terbesar kecuali kekuatan Allah Rabbul ‘Alamin.
Seandainya para penanggung jawab itu paham niscaya mereka mengirimkan tentara-tentaranya ke sini untuk terjun langsung di medan pertempuran. Apa ruginya bagi mereka jika mereka mengirimkan – setiap negaranya – lima ratus perwira militernya. Seandainya seratus perwira terbunuh maka masih ada tersisa empat ratus perwira yang kembali ke tanah airnya untuk menghidupkan kembali umat ini. Apa ruginya bagi mereka seandainya mereka mengirimkan sejumlah mahasiswa di universitas sehingga mereka menutup salah satu kampus. Ayo pergi ke Afghanistan. Seandainya ada sepuluh ribu mahasisma dan yang terbunuh seribu mahasiswa, maka masih ada sembilan ribu mahasiswa yang dapat pulang. Mereka akan menjadi dinding dan benteng umat ini. Mereka akan kembali membangun umat. Demi Allah, kalian hidup mulia di dunia dan Dia telah menyimpankan untuk kalian pahala besar di akhirat.
Sekarang, ketika ada pemuda Palestina yang terbunuh, orang-orang Palestina merasa bangga dengannya. Jika ada pemuda Saudi yang terbunuh, orang-orang Saudi merasa bangga dengannya. Itu merupakan kemuliaan bagi kalian. Kemuliaan bagi kalian di dunia dan jika niat kalian tulus Allah akan menyimpankan bagi kalian pahala besar di akhirat. Mereka takut terhadap keperwiraan? Mengapa mereka takut terhadap kesucian? Mengapa mereka mengatakan:
أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِّن قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ [٢٧:٥٦]
“Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwahkan dirinya) bersih.” (An Naml: 56)
Usirlah mereka karena mereka orang-orang yang suci. Mereka, para pemuda di bangsa-bangsa yang lain, di Amerika, Perancis, dan negara-negara yang terdapat aroma kebebasan dan demokrasi barat, di negara barat yang kafir tetapi menjamin kebebasan manusia, pemimpin negaranya adalah para pemimpin pertempuran. Kenedy, dulunya adalah seorang pemimpin dalam Perang Dunia Ke-2, Eisenhower, Churchil, fulan dan lain-lain.. Mereka dahulunya adalah para pemimpin pada perang dunia. Sebagai penghormatan kepada mereka, saat mereka pulang banyak bangsa yang memilih mereka menjadi pemimpinnya.
Sementara, kita bukannya memuliakan pemuda yang pulang dari sini (Afghanistan) dengan menjadikannya panglima pasukan, atau komandan detasemen, mereka malah menjadikannya narapidana yang meringkuk di penjara. Atau malah mulai menginterogasinya dan mulai beredar banyak syubhat seputar keadaannya. Mengapa bisa begitu? Karena ia pernah berada di medan keperwiraan dan kemuliaan, sehingga dimulailah penyidikan atasnya. Bagaimana pun juga keadaannya, kalian harus menjaga jihad ini dan biarkan keadaan mereka.
Dan ikhlaskanlah Niat Kalian
إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا... [٢٢:٣٨]
“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman.” (Al Hajj: 38)
Ikhlaskan niat, bersabar, dan bertakwalah. Allah yang akan membela kalian dengan syarat kalian bersabar dan bertakwa.
وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ [٣:١٢٠]
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (Ali Imran: 120)
وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ... [٣٥:٤٣]
“Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri.” (Fathir: 43)
Saya tidak khawatir terhadap diriku, demi Allah saya tidak sedikitpun mengkhawatirkan masalah dunia. Saya selalu menginterospeksi diriku sendiri agar jangan menyimpang dan agar Allah tidak membiarkanku untuk para serigala tersebut. Maka jika engkau dikepung oleh manusia seluruh dunia engkau hanya cukup berpegang teguh dengan tali Rabbul ‘Alamin dan itu pasti lebih kuat daripada mereka. Mereka lebih kuat atau Rabbul ‘Alamin? Jelas, Rabbul ‘Alamin lebih kuat. Apakah mungkin ada sesuatu yang akan membahayakanmu jika Allah tidak menuliskan bahaya itu menimpamu?
“Dan ketahuilah, bahwasanya apa saja yang bakal menimpamu tidak akan meleset darimu. Dan ketahuilah, seandainya umat ini semuanya berkumpul untuk membahayakanmu dengan sesuatu, mereka tidak akan bisa membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tuliskan akan menimpamu. Dan ketahuilah, seandainya umat ini semuanya berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu, mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang Allah telah menuliskannya bermanfaat kepadamu.” (HR At Tirmidzi no 2440)

Sumber: Tarbiyah Jihadiyah Jilid 13

Rabu, 04 Maret 2015

Cara Membaca Akhir Kata Saat Waqof

Cara membaca al Quran saat waqof penting untuk dipelajari dan dilatih, karena kesalahan dalam melafalkannya bisa jadi akan mengubah arti dan masuk kategori lahn jali (kesalahan nyata).
Para ulama ahli qiroat sepakat menyatakan bila kesalahan ini sengaja dilakukan hukumnya haram, misalnya kesalahan dalam waqof roum.  Roum adalah membaca harakat dengan suara rendah dengan kata lain membaca 1/3 dari harakat sebuah huruf.
Waqof roum penting dipahami karena pada kenyataan di masyarakat waqof ini sering diabaikan. Misalnya yang sering terjadi adalah pada pengucapan takbir dan tahmid saat Hari Raya Idul Fitri atau Idul Adha, yakni pada pengucapan  وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Yang artinya “Dan milik Alloh-lah segala pujian.” Sering dibaca   وَ لِلّهِ الْحَمّ
Pada lafazh ini huruf dal hilang dan huruf mim dibaca tasydid, akibatnya maknanya berubah menjadi “Dan milik Alloh-lah segala demam”
Ada pula yang terdengar melafazhkan   وَ لِلّهِ الْهَمّ
Yakni berubahnya bunyi huruf ha, ditasydidkannya mim dan hilangnya huruf dal sehingga bermakna “Dan milik Alloh-lah segala kecemasan”. Na’udzu billahi min dzalik.

Berikut beberapa cara membaca waqof sesuai jenis huruf yang berada di akhir kata yang diwaqofkan.
1.       Apabila huruf terakhir berharakat sukun, maka cara membacanya tetap atau tanpa perubahan.
Contoh:
كَذَ‌ٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّثْلَ قَوْلِهِمْ ۘ تَشَـٰبَهَتْ قُلُوبُهُمْ[٢:١١٨]
Yang perlu diperhatikan ialah jika huruf terakhir itu merupakan huruf qolqolah, hams, atau harus dibaca tafkhim atau tarqiq, maka sifat-sifat tersebut haruslah tampak.
Contoh qolqolah:
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ[١١٢:٣]
Contoh hams:
إِذَا ٱلشَّمْسُ كُوِّرَتْ[٨١:١]
Contoh tafkhim atau tarqiq:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ[١٠٨:٢]
فَدَعَا رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَغْلُوبٌۭ فَٱنتَصِرْ[٥٤:١٠]
2.       Apabila huruf terakhir merupakan huruf hidup atau tidak berharakat sukun, maka membacanya dengan menyukunkan huruf itu.
Contoh:
فَأَمَّا ٱلْإِنسَـٰنُ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكْرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَكْرَمَنِ [٨٩:١٥]
لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍۢ مِّن رُّسُلِهِۦ [٢:٢٨٥]

Tidak terkecuali jika huruf yang disukunkan tersebut merupakan huruf madd, seperti huruf wau atau ya’, maka membacanya tetap dengan cara menyukunkan huruf tersebut dan tidak lantas dibaca panjang dua harakat. Alasannya karena sukun pada huruf tersebut bukanlah sukun asli tetapi sukun ‘aridli.
Contoh:
قَالُوا۟ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَ[٢:٦٨]
وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّۢ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ[٦:١٧]

Patut pula diperhatikan jika huruf yang disukunkan tersebut merupakan huruf qolqolah, hams, atau harus dibaca tafkhim atau tarqiq, maka sifat-sifat tersebut haruslah tampak.
Contoh qolqolah:

ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ [١١٢:٢]
Contoh tafkhim:
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ [١٠٨:٣]
Contoh hams:
فِىٓ أَىِّ صُورَةٍۢ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ [٨٢:٨]
3.       Apabila huruf terakhir merupakan ta marbuthoh, maka sukunkanlah ta tersebut dan bunyinya menjadi ha (ه). Perubahan ini hanya terjadi pada bunyi bukan pada tulisan.
Contoh:
وُجُوهٌۭ يَوْمَئِذٍۢ نَّاعِمَةٌۭ [٨٨:٨]
4.       Apabila huruf terakhir merupakan huruf hidup dan huruf sebelumnya berharakat sukun, ada beberapa cara membacanya. Antara lain huruf terakhir itu disukunkan tetapi hanya dibaca sebagian huruf (roum) atau sekadar berisyarat. Isyarat ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada pendengar yang berdekatan bahwa selain huruf yang asalnya sudah bersukun, ada pula huruf lain yang disukunkan. Waqof semacam ini dinamakan waqof roum dan waqof isyaroh.
Contoh waqof isyaroh:
فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا ٱسْتَيْسَرَ مِنَ ٱلْهَدْىِ ۖ[٢:١٩٦]
وَيَسْـَٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ قُلِ ٱلْعَفْوَ ۗ[٢:٢١٩]
Contoh waqof roum:
ٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ مِيثَـٰقِهِۦ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ[٢:٢٧]
وَمَا هُوَ بِٱلْهَزْلِ [٨٦:١٤]

Contoh dengung disertai hams:
رَبَّنَآ أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةًۭ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًۭا لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةًۭ مِّنكَ ۖ[٥:١١٤]
يَـٰمَعْشَرَ ٱلْجِنِّ قَدِ ٱسْتَكْثَرْتُم مِّنَ ٱلْإِنسِ ۖ[٦:١٢٨]
Contoh huruf terakhir huruf qolqolah:
أَوْ كَصَيِّبٍۢ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فِيهِ ظُلُمَـٰتٌۭ وَرَعْدٌۭ وَبَرْقٌۭ[٢:١٩]
وَلَا تَأْكُلُوا۟ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ ٱسْمُ ٱللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُۥ لَفِسْقٌۭ ۗ[٦:١٢١]
وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِندَ مَتَـٰعِنَا فَأَكَلَهُ ٱلذِّئْبُ ۖ [١٢:١٧]
Contoh sebelum huruf terakhir huruf qolqolah:
إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ [٩٧:١]
هَلْ فِى ذَ‌ٰلِكَ قَسَمٌۭ لِّذِى حِجْرٍ [٨٩:٥]
وَٱلْأَرْضِ ذَاتِ ٱلصَّدْعِ [٨٦:١٢]
Contoh huruf terakhir dan sebelumnya bukan huruf qolqolah:
إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ [١١٠:١]
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ [١١٠:٣]
وَإِن يَكَادُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَـٰرِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا۟ ٱلذِّكْرَ[٦٨:٥١]
ۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌۭ لَّا فَارِضٌۭ وَلَا بِكْرٌ[٢:٦٨]

Contoh pada huruf hams:
قَالَ كَمْ لَبِثْتَ ۖ [٢:٢٥٩]
مَثَلُ مَا يُنفِقُونَ فِى هَـٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيحٍۢ فِيهَا صِرٌّ أَصَابَتْ حَرْثَ قَوْمٍۢ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ ۚ [٣:١١٧]
فَنَرُدَّهَا عَلَىٰٓ أَدْبَارِهَآ أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّآ أَصْحَـٰبَ ٱلسَّبْتِ ۚ [٤:٤٧]
سَمَّـٰعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّـٰلُونَ لِلسُّحْتِ ۚ [٥:٤٢]
خِتَـٰمُهُۥ مِسْكٌۭ ۚ [٨٣:٢٦]

5.       Apabila huruf terakhir merupakan huruf hidup dan huruf sebelumnya adalah huruf mad atau lin, maka huruf terakhir disukunkan seraya membaca panjang huruf madnya karena merupakan mad aridl lis sukun atau mad lin.
Contoh:
ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍۢ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ [١٠٦:٤]
6.       Apabila huruf terakhir berharakat tanwin fathah, maka tanwin berubah menjadi fathah seraya dibaca panjang dua harakat karena merupakan mad iwadl.
Contoh:
وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَآئِكُمْ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَلِيًّۭا وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ نَصِيرًۭا [٤:٤٥]
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍۢ وَ‌ٰحِدَةٍۢ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًۭا كَثِيرًۭا وَنِسَآءًۭ ۚ[٤:١]
7.       Apabila huruf terakhir bertasydid, maka huruf tersebut disukunkan tetapi suara tasydidnya tidak dihilangkan.  Caranya suara ditekan kuat tapi jangan ditahan lama-lama.
Contoh:
وَمَن يُوقَ شُحَّ[٦٤:١٦]
فَإِن لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌۭ فَطَلٌّۭ ۗ[٢:٢٦٥]
وَلَقَدْ صَبَّحَهُم بُكْرَةً عَذَابٌۭ مُّسْتَقِرٌّۭ [٥٤:٣٨]
Kemudian jika huruf terakhir yang bertasydid tersebut adalah mim atau nun, maka hukumnya menjadi ghunnah musyaddadah, sehingga suara ditahan dua sampai tiga harakat.
Contoh:
وَلَا نِسَآءٌۭ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًۭا مِّنْهُنَّ ۖ[٤٩:١١]
وَمِنْهُم مَّن يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ ۚ أَفَأَنتَ تُسْمِعُ ٱلصُّمَّ[١٠:٤٢]
Dan jika huruf tersebut merupakan huruf qolqolah, maka musti dibaca sesuai sifatnya, yakni memantul dengan suara pantulan yang akbar.
Contoh:
خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَ‌ٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۚ[١٦:٣]
يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِىَ مَوَ‌ٰقِيتُ لِلنَّاسِ وَٱلْحَجِّ ۗ[٢:١٨٩]
تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍۢ وَتَبَّ [١١١:١]
8.       Apabila huruf terakhir berupa alif ta’nits maqshuroh atau fi’il madhy bina naqish yang diakhiri huruf ya, maka dibaca fathah dengan panjang dua harakat.
Contoh:
أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكْرَىٰٓ [٨٠:٤]
وَٱلضُّحَىٰ [٩٣:١]

Demikian cara membaca ayat al Quran saat waqof dan untuk lebih jelasnya silahkan unduh video sebagian contoh yang telah kami sebutkan di atas di sini (bagian I) dan di sini (bagian II).

Minggu, 01 Februari 2015

Unduh Terjemah Fi Zhilalil Qur’an Lengkap 30 Juz

Inilah salah satu karya seorang cendekiawan yang istiqomah hingga akhir hayatnya, yang tidak rela menukar keimanannya dengan kebebasan dan lebih memilih menghadapi tiang gantungan sebagai konsekuensinya. Maka tidak mengherankan bila karya beliau rohimahulloh, atas kehendak Allah, mampu menginspirasi dan menggerakkan jutaan manusia. Bahkan bukan sesuatu yang mustahil ada sebagian orang yang hari ini mengkritisi habis-habisan dan mentahdzirnya, dulunya pernah mengambil manfaat darinya. Mereka meninggalkan kehidupan jahiliyahnya, mulai berislam secara bersungguh-sungguh melalui pintu Fi Zhilalil Qur’an sebelum sampai fase sekarang ini.

Sebagaimana para pendahulunya dari kalangan ulama dan cendekiawan -- yang lebih alim, lebih mumpuni dan lebih luas ilmunya dari beliau – pasti memiliki kesalahan dan ketergelinciran, begitu pun dengan seorang Sayyid Quthb rohimahulloh. Sebab beliau-beliau itu tidaklah maksum, betapa pun alimnya dan luasnya ilmu mereka. Sebagian ulama telah mengkritisi karya beliau ini, tapi ada pula yang berusaha mendudukkan soal dan meluruskan kesalahpahaman. Di sini kami tak akan membahas ini. Yang jelas, tak bisa dipungkiri, karya beliau hingga detik ini masih terus menggugah dan membakar semangat banyak orang untuk terus memperjuangkan kebenaran demi kejayaan Islam dan kaum muslimin.

Berikut terjemahan lengkap Fi Zhilalil Qur’an yang kami comot dari situs tafsirzilal.wordpress.com. Di sana anda juga bisa mengunduh tafsir Fi Zhilalil Qur’an dalam edisi bahasa Inggris maupun edisi aslinya dalam bahasa Arab. Semuanya dalam format PDF. Silahkan berkunjung ke sana. Namun penting diketahui untuk mengunduh semua file versi Indonesia anda musti menyiapkan kuota data yang cukup, karena total file memang cukup besar sekitar 1 giga lebih. Sedangkan bagi anda yang memiliki kuota terbatas, kami telah berhasil memperkecil ukurannya menjadi hampir seper sepuluhnya (166 MB). Filenya kami pilah menjadi 11 bagian. Alhamdulillah kini filenya telah kami upload semua. Anda bisa mengunduhnya pada link di bagian bawah postingan ini.

Sekadar informasi, pada file surat Ali Imron terdapat satu halaman yang kurang, yakni halaman 93. Halaman tersebut bisa anda dapatkan di link ini di sini. Sedangkan pada file yang telah kami perkecil, halaman yang kurang tersebut sudah kami tambahkan. Demikian, semoga bermanfaat.

1) Al-Fatihah
2) Al-Baqoroh
3) Ali-Imron (Hal 93 Tidak Ada)
4) An-Nisa’
5) Al-Maidah
6) Al-An’am
7) Al-A’rof
8) Al-Anfal
9) At-Taubah
10) Yunus
11) Hud
12) Yusuf
13) Ar-Ro’d
14) Ibrohim
15) Al-Hijr
16) Al-Nahl
17) Al-Isro’
18) Al-Kahfi
19) Maryam
20) Toha
21) Al-Anbiya’
22) Al-Hajj 
23) Al-Mu’minun
24) An-Nur
25) Al-Furqon
26) Asy-Syu’aro’
27) An-Naml
28) Al-Qoshosh
29) Al-Ankabut
30) Ar-Rum
31) Luqman
32) As-Sajdah
33) Al-Ahzab
34) Saba’
35) Fatir
36) Yasin
37) Ash-Shoffat
38) Shod
39) Az-Zumar
40) Ghofir
41) Fussilat
42) Asy-Syuro
43) Az-Zukhruf
44) Ad-Dukhon
45) Al-Jathiyah
46) Al-Ahqof
47) Muhammad
48) Al-Fath
49) Al-Hujurot
50) Qof
51) Adz-Dzariyat
52) At-Thur
53) An-Najm
54) Al-Qomar
55) Ar-Rohman
56) Al-Waqi’ah
57) Al-Hadid
58) Al-Mujadalah
59) Al-Hasyr
60) Al-Mumtahanah
61) Ash-Shoff
62) Al-Jumu’ah
63) Al-Munafiqun
64) At-Taghobun
65) Ath-Tholaq
66) At-Tahrim
67) Al-Mulk
68) Al-Qolam
69) Al-Haqqoh
70) Al-Ma’arij
71) Nuh
72) Al-Jin
73) Al-Muzzammil
74) Al-Muddattsir
75) Al-Qiyamah
76) Al-Insan
77) Al-Mursalat
78) An-Naba’
79) An-Nazi’at
80) Abasa
81) At-Takwir
82) Al-Infithor
83) Al-Muthoffifin
84) Al-Insyiqoq
85) Al-Buruj
86) Ath-Thoriq
87) Al-A’la
88) Al-Ghosyiyah
89) Al-Fajr
90) Al-Balad
91) Asy-Syams
92) Al-Lail
93) Ad-Dhuha
94) Al-Insyiroh
95) At-Tin
96) Al-Alaq
97) Al-Qodr
98) Al-Bayyinah
99) Az-Zalzalah
100) Al-Adiyat
101) Al-Qori’ah
102) At-Takatsur
103) Al-Asr
104) Al-Humazah
105) Al-Fil
106) Quroisy
107) Al-Ma’un
108) Al-Kautsar
109) Al-Kafirun
110) An-Nasr
111) Al-Masad
112) Al-Ikhlas
113) Al-Falaq
114) An-Nas


Edisi Low Quality dalam Format ZIP

Fi Zhilalil Qur’an Bagian 11 (Nuhs/d An Nas) update