Cara membaca
al Quran saat waqof penting untuk dipelajari dan dilatih, karena kesalahan
dalam melafalkannya bisa jadi akan mengubah arti dan masuk kategori lahn jali
(kesalahan nyata).
Para ulama
ahli qiroat sepakat menyatakan bila kesalahan ini sengaja dilakukan hukumnya
haram, misalnya kesalahan dalam waqof roum. Roum adalah membaca harakat dengan
suara rendah dengan kata lain membaca 1/3 dari harakat sebuah huruf.
Waqof roum penting dipahami
karena pada kenyataan di masyarakat waqof ini sering diabaikan. Misalnya yang
sering terjadi adalah pada pengucapan takbir dan tahmid saat Hari Raya Idul
Fitri atau Idul Adha, yakni pada pengucapan
وَلِلَّهِ
الْحَمْدُ
Yang artinya “Dan milik Alloh-lah segala pujian.” Sering
dibaca وَ لِلّهِ
الْحَمّ
Pada lafazh ini huruf dal hilang dan huruf mim dibaca
tasydid, akibatnya maknanya berubah menjadi “Dan milik Alloh-lah segala demam”
Ada pula yang terdengar melafazhkan وَ لِلّهِ الْهَمّ
Yakni berubahnya bunyi huruf ha, ditasydidkannya mim dan
hilangnya huruf dal sehingga bermakna “Dan milik Alloh-lah segala kecemasan”.
Na’udzu billahi min dzalik.
Berikut beberapa cara membaca waqof sesuai jenis huruf yang
berada di akhir kata yang diwaqofkan.
1.
Apabila huruf terakhir
berharakat sukun, maka cara membacanya tetap atau tanpa perubahan.
Contoh:
كَذَٰلِكَ
قَالَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّثْلَ قَوْلِهِمْ ۘ
تَشَـٰبَهَتْ قُلُوبُهُمْ[٢:١١٨]
Yang perlu diperhatikan ialah jika huruf
terakhir itu merupakan huruf qolqolah, hams, atau harus dibaca tafkhim atau
tarqiq, maka sifat-sifat tersebut haruslah tampak.
Contoh qolqolah:
لَمْ
يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ[١١٢:٣]
Contoh
hams:
إِذَا
ٱلشَّمْسُ كُوِّرَتْ[٨١:١]
Contoh
tafkhim atau tarqiq:
فَصَلِّ
لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ[١٠٨:٢]
فَدَعَا
رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَغْلُوبٌۭ فَٱنتَصِرْ[٥٤:١٠]
2.
Apabila huruf terakhir
merupakan huruf hidup atau tidak berharakat sukun, maka membacanya dengan
menyukunkan huruf itu.
Contoh:
فَأَمَّا
ٱلْإِنسَـٰنُ إِذَا مَا ٱبْتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكْرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ
فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَكْرَمَنِ [٨٩:١٥]
لَا
نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍۢ مِّن رُّسُلِهِۦ [٢:٢٨٥]
Tidak terkecuali jika huruf yang disukunkan
tersebut merupakan huruf madd, seperti huruf wau atau ya’, maka membacanya
tetap dengan cara menyukunkan huruf tersebut dan tidak lantas dibaca panjang
dua harakat. Alasannya karena sukun pada huruf tersebut bukanlah sukun asli
tetapi sukun ‘aridli.
Contoh:
قَالُوا۟
ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِىَ[٢:٦٨]
وَإِن
يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّۢ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ[٦:١٧]
Patut pula diperhatikan jika huruf yang
disukunkan tersebut merupakan huruf qolqolah, hams, atau harus dibaca tafkhim
atau tarqiq, maka sifat-sifat tersebut haruslah tampak.
Contoh qolqolah:
ٱللَّهُ
ٱلصَّمَدُ [١١٢:٢]
Contoh
tafkhim:
إِنَّ
شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ [١٠٨:٣]
Contoh
hams:
فِىٓ
أَىِّ صُورَةٍۢ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ [٨٢:٨]
3.
Apabila huruf terakhir
merupakan ta marbuthoh, maka sukunkanlah ta tersebut dan bunyinya menjadi ha (ه). Perubahan ini hanya terjadi pada bunyi bukan pada tulisan.
Contoh:
وُجُوهٌۭ
يَوْمَئِذٍۢ نَّاعِمَةٌۭ [٨٨:٨]
4.
Apabila huruf terakhir
merupakan huruf hidup dan huruf sebelumnya berharakat sukun, ada beberapa cara
membacanya. Antara lain huruf terakhir itu disukunkan tetapi hanya dibaca
sebagian huruf (roum) atau sekadar berisyarat. Isyarat ini dimaksudkan untuk
menunjukkan kepada pendengar yang berdekatan bahwa selain huruf yang asalnya
sudah bersukun, ada pula huruf lain yang disukunkan. Waqof semacam ini
dinamakan waqof roum dan waqof isyaroh.
Contoh waqof isyaroh:
فَإِنْ
أُحْصِرْتُمْ فَمَا ٱسْتَيْسَرَ مِنَ ٱلْهَدْىِ ۖ[٢:١٩٦]
وَيَسْـَٔلُونَكَ
مَاذَا يُنفِقُونَ قُلِ ٱلْعَفْوَ ۗ[٢:٢١٩]
Contoh
waqof roum:
ٱلَّذِينَ
يَنقُضُونَ عَهْدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعْدِ مِيثَـٰقِهِۦ وَيَقْطَعُونَ مَآ أَمَرَ
ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ[٢:٢٧]
وَمَا
هُوَ بِٱلْهَزْلِ [٨٦:١٤]
Contoh dengung disertai hams:
رَبَّنَآ
أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةًۭ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًۭا
لِّأَوَّلِنَا وَءَاخِرِنَا وَءَايَةًۭ مِّنكَ ۖ[٥:١١٤]
يَـٰمَعْشَرَ
ٱلْجِنِّ قَدِ ٱسْتَكْثَرْتُم مِّنَ ٱلْإِنسِ ۖ[٦:١٢٨]
Contoh huruf terakhir huruf qolqolah:
أَوْ
كَصَيِّبٍۢ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ فِيهِ ظُلُمَـٰتٌۭ وَرَعْدٌۭ وَبَرْقٌۭ[٢:١٩]
وَلَا
تَأْكُلُوا۟ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ ٱسْمُ ٱللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُۥ لَفِسْقٌۭ ۗ[٦:١٢١]
وَتَرَكْنَا
يُوسُفَ عِندَ مَتَـٰعِنَا فَأَكَلَهُ ٱلذِّئْبُ ۖ [١٢:١٧]
Contoh sebelum huruf terakhir huruf qolqolah:
إِنَّآ
أَنزَلْنَـٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ [٩٧:١]
هَلْ
فِى ذَٰلِكَ قَسَمٌۭ لِّذِى حِجْرٍ [٨٩:٥]
وَٱلْأَرْضِ
ذَاتِ ٱلصَّدْعِ [٨٦:١٢]
Contoh huruf terakhir dan sebelumnya bukan
huruf qolqolah:
إِذَا
جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ [١١٠:١]
فَسَبِّحْ
بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ [١١٠:٣]
وَإِن
يَكَادُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَـٰرِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا۟
ٱلذِّكْرَ[٦٨:٥١]
ۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ
إِنَّهَا بَقَرَةٌۭ لَّا فَارِضٌۭ وَلَا بِكْرٌ[٢:٦٨]
Contoh
pada huruf hams:
قَالَ
كَمْ لَبِثْتَ ۖ [٢:٢٥٩]
مَثَلُ
مَا يُنفِقُونَ فِى هَـٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيحٍۢ فِيهَا صِرٌّ
أَصَابَتْ حَرْثَ قَوْمٍۢ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ ۚ
[٣:١١٧]
فَنَرُدَّهَا
عَلَىٰٓ أَدْبَارِهَآ أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّآ أَصْحَـٰبَ ٱلسَّبْتِ ۚ
[٤:٤٧]
سَمَّـٰعُونَ
لِلْكَذِبِ أَكَّـٰلُونَ لِلسُّحْتِ ۚ [٥:٤٢]
خِتَـٰمُهُۥ
مِسْكٌۭ ۚ
[٨٣:٢٦]
5.
Apabila huruf terakhir
merupakan huruf hidup dan huruf sebelumnya adalah huruf mad atau lin, maka
huruf terakhir disukunkan seraya membaca panjang huruf madnya karena merupakan
mad aridl lis sukun atau mad lin.
Contoh:
ٱلَّذِىٓ
أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍۢ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ [١٠٦:٤]
6.
Apabila huruf terakhir
berharakat tanwin fathah, maka tanwin berubah menjadi fathah seraya dibaca
panjang dua harakat karena merupakan mad iwadl.
Contoh:
وَٱللَّهُ
أَعْلَمُ بِأَعْدَآئِكُمْ ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ وَلِيًّۭا
وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ نَصِيرًۭا [٤:٤٥]
يَـٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍۢ وَٰحِدَةٍۢ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًۭا كَثِيرًۭا وَنِسَآءًۭ ۚ[٤:١]
7.
Apabila huruf terakhir
bertasydid, maka huruf tersebut disukunkan tetapi suara tasydidnya tidak
dihilangkan. Caranya suara ditekan kuat
tapi jangan ditahan lama-lama.
Contoh:
وَمَن
يُوقَ شُحَّ[٦٤:١٦]
فَإِن
لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌۭ فَطَلٌّۭ ۗ[٢:٢٦٥]
وَلَقَدْ
صَبَّحَهُم بُكْرَةً عَذَابٌۭ مُّسْتَقِرٌّۭ [٥٤:٣٨]
Kemudian jika huruf terakhir yang
bertasydid tersebut adalah mim atau nun, maka hukumnya menjadi ghunnah
musyaddadah, sehingga suara ditahan dua sampai tiga harakat.
Contoh:
وَلَا
نِسَآءٌۭ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًۭا مِّنْهُنَّ ۖ[٤٩:١١]
وَمِنْهُم
مَّن يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ ۚ أَفَأَنتَ تُسْمِعُ ٱلصُّمَّ[١٠:٤٢]
Dan jika huruf tersebut merupakan huruf
qolqolah, maka musti dibaca sesuai sifatnya, yakni memantul dengan suara
pantulan yang akbar.
Contoh:
خَلَقَ
ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِٱلْحَقِّ ۚ[١٦:٣]
يَسْـَٔلُونَكَ
عَنِ ٱلْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِىَ مَوَٰقِيتُ
لِلنَّاسِ وَٱلْحَجِّ ۗ[٢:١٨٩]
تَبَّتْ
يَدَآ أَبِى لَهَبٍۢ وَتَبَّ [١١١:١]
8.
Apabila huruf terakhir
berupa alif ta’nits maqshuroh atau fi’il madhy bina naqish yang diakhiri huruf
ya, maka dibaca fathah dengan panjang dua harakat.
Contoh:
أَوْ
يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكْرَىٰٓ [٨٠:٤]
وَٱلضُّحَىٰ
[٩٣:١]
Demikian cara membaca ayat al Quran saat
waqof dan untuk lebih jelasnya silahkan unduh video sebagian contoh yang telah
kami sebutkan di atas di sini (bagian I) dan di sini (bagian II).
terima kasih ilmunya, sangat bermanfaat :)
BalasHapusBagus sekali bahasannya... Komplit... Hanya saja, karena ini berkaitan dgn suara baca jadi lebih bagus kalo ada audio nya. Barokallohu fikum
BalasHapusUntuk lebih jelasnya alangkah lebih baik kalo ada prakteknya langsung jadi gak cuma teori biar paham
BalasHapusUntuk lebih jelasnya alangkah lebih baik kalo ada prakteknya langsung jadi gak cuma teori biar paham
BalasHapusBagus sngt info ni. Senang difahami
BalasHapusUntuk ولله الحمد tlg beri kterangan gmn cr bc yg bnr..شكرا
BalasHapusTerimakasih sangat bermanfaat :)
BalasHapusReferensi/sumbernya dari kitab apa dan karangan siapa semua keterangan di atas ini ???
BalasHapus