Hadits Online

Sabtu, 20 Desember 2014

Kisah Ibu yang Sekuat Seribu Laki-Laki

Di sebuah masjid di perkampungan Mesir, suatu sore. Seorang guru mengaji sedang mengajarkan murid-muridnya membaca Al-Qur’an. Mereka duduk melingkar dan berkelompok. Tiba-tiba, masuk seorang anak kecil yang ingin bergabung di lingkaran mereka. Usianya kira-kira 9 tahun. Sebelum menempatkannya di satu kelompok, sang guru ingin tahu kemampuannya. Dengan senyumnya yang lembut, ia bertanya pada anak yang baru masuk tadi, ” Adakah surat yang kamu hafal dalam Al-Qur’an?” “Ya,” jawab anak itu singkat.
“Kalau begitu, coba hafalkan salah satu surat dari juz ‘Amma?’ pinta sang guru. Anak itu lalu menghafalkan beberapa surat, fasih dan benar. Merasa anak tersebut punya kelebihan, guru itu bertanya lagi, ”Apakah kamu hafal surat Tabaraka?”(Al-Mulk) “Ya,”jawabnya lagi, dan segera membacanya. Baik dan lancar. Guru itu pun kagum dengan kemampuan hapalan si anak, meski usianya terlihat lebih belia ketimbang murid-muridnya yang ada.
Dia pun coba bertanya lebih jauh, “Kamu hapal surat An-Nahl?” Ternyata anak itu pun menghapalnya dengan sangat lancar, sehingga kekagumannya semakin bertambah. Lalu ia pun coba mengujinya dengan surat-surat yang lebih panjang. “Apakah kamu hapal surat Al-Baqarah?” Anak itu kembali mengiyakan dan langsung membacanya tanpa sedikitpun kesalahan. Dan rasa ingin menutup penasaran itu dengan pertanyaan terakhir,”Anakku, apakah kamu hapal Al-Qur’an ?” “Ya,” tutur polosnya. Mendengar jawaban itu, seketika ia mengucapkan, “Subhanallah wa masyaallah, tabarakkallah”
Di saat hari menjelang maghrib, sebelum guru tersebut membubarkan anak-anak mengaji,secara khusus ia berpesan kepada murid barunya,” Besok,kalau kamu datang kembali ke masjid ini, tolong ajak juga orang tuamu. Aku ingin berkenalan dengannya. Esok harinya, ia kembali datang ke masjid. Kali ini ia bersama ayahnya, seperti pesan si guru ngaji kepadanya. Melihat ayah dari anak tersebut, sang guru bertambah penasaran karena sosoknya yang sama sekali tidak memberi kesan alim, terhormat dan pandai. Belum sempat dia bertanya, ayah si anak sudah menyapa keheranannya terlebih dahulu, “Aku tahu, mungkin Anda tidak percaya bahwa aku ini adalah ayah dari anak ini. Tapi rasa heran Anda akan aku jawab, bahwa di belakang ini ada seorang ibu yang sekuat seribu laki-laki. Aku katakan pada anda bahwa di rumah, aku masih punya 3 anak lagi yang semuanya hapal Al-Qur’an. Anak perempuanku yang kecil berusia 4 tahun, dan sekarang sudah hapal juz Amma”.
“Bagaimana ibunya bisa lakukan itu?” tanya si guru tanpa bisa menyembunyikan kekagumannya.” Ibu mereka, ketika anak-anak itu sudah memulai bisa bicara, ia mulai pula membimbingnya menghapal Al-Qur’an dan selalu memotivasi mereka melakukan itu. Tak pernah berhenti dan tak pernah bosan. Dia selalu katakan kepada mereka,”Siapa yang hapal lebih dulu, dialah yang menentukan makan malam ini,” Siapa yang paling cepat mengulangi hapalannya, dialah yang berhak memilih kemana kita berlibur pekan depan” dan siapa yang paling dulu mengkhatamkan hapalannya dialah yang menentukan kemana kita jalan-jalan pada liburan nanti.” Itulah yang selalu dilakukan ibunya, sehingga tercipta semangat bersaing dan berlomba-lomba antara mereka untuk memperbanyak dan mengulang-ulang hapalan Al-Qur’an mereka,” jelas si ayah memuji istrinya.
Sebuah keluarga biasa yang bisa melahirkan anak-anak yang luar biasa.Karena energi seorang ibu yang biasa.
Setiap kita dan semua orang tua tentu bercita-cita anak-anaknya menjadi generasi yang shalih, cerdas dan membanggakan. Tetapi tentu saja hal itu tidaklah mudah. Apalagi membentuk anak-anak itu mencintai dan menghapal Al-Qur’an. Butuh perjuangan, perlu kekuatan. Mesti tekun dan sabar melawan rasa letih dan susah tanpa kenal batas. Maka wajar jika si ayah mengatakan,”Di belakang anak ini ada seorang ibu yang kekuatannya sama dengan seribu laki-laki.”
Ya, perempuan yang telah melahirkan anak itu memang begitu kuat dan perkasa. Sebab membuat permulaan yang baik untuk kehidupan anak-anak, sekali lagi tidak mudah. Hanya orang-orang yang punya kemauan dan motivasi yang bisa melakukannya. Dan tentu saja modal pertamanya adalah keshalihan diri. Tidak ada yang lain. Ibu si anak cerdas ini, kira-kira dialah cerminan seorang perempuan shalihah yang menularkan keshalihannya ke dalam kehidupan rumah tangganya. Dialah contoh perempuan yang pernah diwasiatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kaum laki-laki untuk mereka jadikan pendamping hidup di antara sekian banyak wanita. Dengan menangggalkan prioritas harta, kecantikan dan keturunannya, seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wanita dinikahi karena 4 perkara; karena hartanya, keturunannya. kecantikkannya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”(HR.Bukhari & Muslim).

*dikutip dari tulisan Sulthan Hadi dalam Tarbawi edisi 222 th.11, Rabiul Awal 1431/25 Februari 2010

Rabu, 10 Desember 2014

Hampir Menggadaikan Iman dengan 20 Sen

Jangan remehkan hal yang kecil. Karena bisa jadi ia merupakan ujian yang akan menjadi batu sandungan ataukah sebaliknya batu lompatan. Tak sedikit orang yang celaka karena mengabaikan hal-hal yang kecil dan banyak pula yang beruntung lantaran memperhatikannya.

Banyak contoh tentang hal ini. Misalnya bagaimana sebuah pesawat ulang-alik yang meledak belasan tahun lalu hanya karena kesalahan kecil. Tapi yang ingin kami tuturkan kali ini lebih bernilai dari itu. Simak kisah berikut yang kami comot dari salah satu blog.

Beberapa tahun lalu, ada seorang Imam dari Thailand yang diundang ke Malaysia untuk menjadi Imam tetap di sebuah masjid di sana. Imam itu biasa naik bis untuk pergi ke masjid.

Pada suatu hari, setelah Imam membayar ongkos dan duduk di dalam bis, ia segera sadar bahwa kondektur bis tersebut telah salah mengembalikan uangnya, ia kelebihan 20 sen.

Sepanjang perjalanan Imam tersebut memikirkan uang 20 sen tersebut.

"
Aku pulangkan tidak, ya?" Imam tersebut bertanya kepada dirinya.

"Ah...
perusahaan bis ini perusahaan besar...  20 sen ini pasti tak ada nilainya.. buat beli makanan kecil pun kurang," kata Imam tersebut.

Tak beberapa lama bis mendekati tujuan, sang Imam menekan bel dan bis tersebut pun berhenti.

Ketika Imam tersebut
hendak turun langsung dari bis, mendadak ia berhenti sesaat dan berpaling ke arah kondektur bis sambil mengembalikan kelebihan uang 20 sen tersebut.

"Tadi
kembalian anda lebih 20 sen", kata sang Imam kepada kondektur bis.

"Oh... terima kasih! Kenapa a
nda pulangkan 20 sen ini.. kan tak ada harganya nilai segini," tanya sang kondektur.

Imam tersebut menjawab, "
Uang tersebut bukan milik saya, sebagai seorang muslim saya harus berlaku jujur."

Kondektur bus tersebut pun tersenyum, dan berkata, "Sebenarnya saya sengaja memberi uang kembalian lebih sebanyak 20 sen ini, saya hendak menguji kejujuran anda wahai Imam. Saya sudah berulang-kali berfikir untuk memeluk Islam."

Imam tersebut turun dari b
is. Tubuhnya terasa menggigil dan lemas.  Imam tersebut beristighfar sambil menengadahkan wajahnya ke langit, "Astaghfirullah!!!Ampuni hamba Ya Allah... Hamba hampir menggadaikan Iman dengan 20 sen!!!"

Rabu, 06 Agustus 2014

29 Mujahidin Al-Qassam Selamat Setelah Tertimbun Tanah

Allah Subhanahu Wata’ala kembali menampakkan kekuasan-Nya (Ayaturrahman) melalui sebuah karamah dan kejadian di Jalur Gaza.
Brigade Izzuddin Al-Qassam melalui situs resminya mempublikasikan kisah para pejuangnya di sebelah timur wilayah Qararah, utara kota Khan Yunis.
Dalam situsnya, Brigade Al-Qassammenegaskan, bersamaan dengan penarikan terakhir serdadu-serdadu Zionis dari Gaza setelah penjajah gagal dan kalah, kisah heroik dan karamah mujahidin di medan jihad makin banyak disampaikan secara langsung dari setiap sisi bentrokan bersenjata dari utara hingga selatan Gaza.
Mengutip situs Al-Qassam, Pusat Informasi Palestina (PIC) menyampaikan sebagian kisah inspiratif dan karamah Allah yang terjadi pada para pejuang Brigade Izzuddin Al-Qassam yang berada di dalam bawah tanah dalam waktu yang cukup lama.
Dari bawah tanah itu menjadi poros baku tembak dan pertempuran berkobar di selatan Jalur Gaza, di wilayah Ghawafir, timur baldah Qararah.
Pada saat pertempuran “Ma’rakah Al-’Ashful Ma’kul”  (Perang Jerami/Daun Dimakan Ulat)  dikabarkan sebanyak 29 pejuang Al-Qassam pilihan keluar dari terowongan bawah tanah menuju medan pertempuran dan terjadi bentrokan langsung dengan serdadu zionis.
Salah satu pejuang Al-Qassam bercerita telah mendapat penjagaan dari Allah dan rekan-rekannya dalam waktu cukup lama, bahkan berhari-hari di bawah tanah.
“Tugas kami adalah menggelar operasi mencegat pasukan zionis yang infiltrasi ke Gaza dan menghadang kendaraan militer mereka dengan sarana yang ada. Sebagian pejuang lainnya bertugas membuat dan merawat terowongan bawah tanah dan juga tim mata-mata di mulut terowongan untuk membantu kami. Sebelum perang darat dilakukan Zionis, kami sudah siaga,” ujar seorang pejuang berinisial AS kepadaPIC, Rabu (06/08/2014).
“Di awal operasi darat, kami berhadapan langsung dengan pasukan Zionis dan dengan pertolongan Allah kami berhasil melakukan aksi heroik. Pertama, kami berhasil meledakkan sebuah tank dan buldoser dari titik nol. Setelah itu kami melakukan operasi-operasi yang dibagi dengan para mujahidin sesuai dengan keahlian mereka sesuai rencana yang dicanangkan sebelumnya saat berada di kamar persiapan operasi,” kisah AS.
Sang pejuang juga mengisahkan dua pejuang Al-Qassam yang gugur syahid (insya Allah). Mereka adalah Basim Agha dan Fadi Abu Audah karena ledakan bom yang mereka lepaskan terhadap buldoser dan tank Zionis dari jarak nol dan mampu menewaskan dan melukai sejumlah serdadu Zionis. “Semoga Allah merahmati keduanya.”
Mujahidin Al-Qassam yang kembali dari medan juang ini melanjutkan kisahnya bahwa semua operasi berjalan sesuai rencana dan mereka masuk medan perang dengan keyakinan penuh akan disertai Allah Subhanahu Wata’ala. Mereka menghabiskan waktu tunggu serangan dengan istigfar, doa dan shalat.
Namun sayangnya, zionis meledakkan terowongan dari F16 di mana mereka berada dan menyebabkan sejumlah mujahidin terperangkap dan tertimbun tanah.
“Ketika musuh masuk wilayah Qararah yang diikuti dengan peledakan pintu terowongan bawah tanah oleh pasukan Zionis dengan roket dari pesawat tempur F-16. Terowongan kami akhirnya tertutup padahal galiannya mencapai kedalaman 25 meter di bawah tanah. Kami pun terputus dengan tim kamar operasi perencanaan,” ujarnya.
“Sejak putus komunikasi hari itu, para mujahidin di dalam terowongan itu dianggap sebagai mujahid yang hilang. Kami tidak tahu lagi nasib mereka. Bisa jadi sebagian atau seluruh pejuang karena faktor sengit pertempuran dengan pasukan Zionis dan keluar dari terowongan. Jika berada di dalam terowongan, meski mereka mereka membawa bekal makanan dan minuman, menurut perkiraan kami, waktu selama itu mustahil mereka masih bertahan hidup,” ujar komandan lapangan bernisial WA menambahkan.
Menurut WA, setelah terjadi gencatan senjata, tim penyelamat dan pertahanan sipil menggali pintu terowongan mereka untuk menemukan para mujahidin. Namun betapa kagetnya, ternyata 23 pejuang Al-Qassam yang dinyatakan hilang itu masih dalam keadaan hidup dan sehat segar bugar dengan pertolongan Allah

Allah ‘mengirim air’
Hingga kini Al-Qassam masih mencari tiga mujahidin lainnya yang masih hilang. Sementara seorang pejuang, Eyad Al-Fara syahid (insya Allah) pada saat berusaha menggali pintu terowongan yang ditutup agar rekan-rekannya bisa selamat. Namun Allah mentakdirkan lain,  terowongan longsor dan menimpa dirinya sendiri.
Seorang pejuang yang selamat berinisial RS bahkan mengisahkan keajaiban lain. Di mana saat berada dalam terowongan, ia dimudahkan Allah dengan adanya sumber air.
“Allah memudahkan kami di dalam terowongan bawah tanah terdapat sumber air kecil. Kami gunakan pakaian kami untuk mengambil air itu karena sangat kecil kemudian kami peras dan kami minum. Kurma yang kami bawah kami makan setiap hari dengan dibagi-bagi selama sebulan. Setiap orang setiap hari hanya kebagian setengah buah kurma dan setengah cangkir air,” ujarnya.
Padahal di wilayah itu seharusnya keberadaan air di bawah 90 meter di bawah tanah atau masih 65 meter di bawah tanah tempat menjejak para mujahidin itu.
Komandan lapangan Al-Qassam menyimpulkan, “Kesaksian itu membuktikan kepada bangsa Palestina dan umat Islam bahwa meski dunia seluruhnya tidak membela rakyat Palestina dan pejuangnya, maka Allah bersama kami dan tidak akan melepaskan kami. Allah akan membela dan memberikan bekal kepada para pejuang,”  ujarnya.
Ya Allah tolonglah para mujahidin di seluruh belahan bumi-Mu dan satukan barisan mereka.
Ya Allah jayakanlah Islam dan kaum muslimin, hinakanlah kaum kafirin dan musyrikin serta antek-antek mereka dari kalangan munafikin. Amin…


Sumber: hidayatullah.com

Senin, 04 Agustus 2014

Beginilah Pendirian Seorang Mujahid

Ketika Amru bin Al Ash rodhiyallohu anhu bersama pasukannya sudah mendekati wilayah kekuasaan Mauquqis, penguasa Mesir kala itu, Amru mengutus sepuluh orang, yang salah satunya adalah Ubadah bin Shomit rodhiyallohu anhu untuk menemuinya. Ubadah yang berkulit hitam menjadi juru bicara mereka.
Saat rombongan utusan tiba, Mauquqis gentar melihat warna kulit Ubadah yang hitam legam dan posturnya yang tinggi besar. Ia berkata kepada rombongan kaum muslimin, “Jauhkan si negro itu dariku, dan tunjuk orang lain sebagai juru bicara kalian.”
Mereka serentak menjawab, “Orang hitam ini adalah yang paling pintar di antara kami. Beliaulah pemimpin kami yang harus kami ajukan sebagai juru bicara. Kami semua tunduk pada ucapan dan pendapatnya. Dan kami diperintahkan untuk tidak menentangnya. Bagi kami, orang yang berkulit hitam maupun yang berkulit putih adalah sama saja. Kelebihan seseorang daripada yang lain terletak pada keutamaan dan otaknya, bukan pada warna kulitnya.” Kalimat terakhir yang mereka ucapkan tersebut mempengaruhi diri Mauquqis. Ia benar-benar kagum.
Mauquqis merasa gerah dengan keberadaan Ubadah bin Shomit, seorang budak berkulit hitam. Ia mengira Ubadah sengaja dipilih sebagai juru bicara untuk melecehkan dan menghinanya. Akan tetapi ketika seluruh anggota delegasi sepakat menunjuk Ubadah sebagai juru bicara mewakili pasukan kaum Muslimin untuk mengadakan perundingan, Mauquqis tidak punya pilihan, selain harus menerimanya. Lantas ia meminta Ubadah berkata yang santun supaya ia tidak terkejut.
Mulailah Ubadah berkata, “Sesungguhnya di belakangku ada seribu pasukan negro. Mereka adalah teman-temanku. Bahkan, kulit mereka banyak yang lebih legam dari kulitku. Aku tidak takut menghadapi seratus musuh sekaligus. Demikian pula dengan teman-temanku. Hal itu karena tujuan kami berjihad semata-mata adalah demi Alloh dan untuk mendapatkan ridho-Nya. Kami berperang melawan musuh kami, yang berani memusuhi Alloh, sama sekali bukan untuk memperoleh kesenangan dunia, apalagi untuk memperkaya diri. Itu sama sekali tidak pernah ada dalam pikiran kami.  Hidup kami di dunia hanya sekadar bisa makan setiap harinya, dan berpakaian yang dapat menutupi aurat, sebab bagi kami kenikmatan dunia bukanlah kenikmatan sejati, dan kesenangan dunia juga bukan kesenangan yang kami cari. Sesungguhnya kenikmatan dan kesenangan yang abadi itu ada di akhirat. Itulah yang diperintahkan Alloh kepada kami. Nabi kami juga memerintahkan yang demikian. Beliau berpesan agar di dunia ini kami mencari makan sekadar untuk bisa mengatasi lapar dan pakaian untuk menutup aurat. Cita-cita kami hanyalah mencari keridhoan Alloh dan berjihad melawan musuh-Nya.”
Ucapan Ubadah tersebut menggetarkan Mauquqis. Ia berkata kepada pasukannya, “Kalian dengar sendiri apa yang dikatakannya. Jadi, ia dan sahabat-sahabatnya dikeluarkan Alloh untuk menaklukkan penjuru bumi.”
Kemudian ia menghampiri Ubadah untuk melayani gertakannya. Ia menyahut, “Hai orang bijaksana, aku sudah mendengar apa yang kamu katakan tadi, termasuk tentang dirimu dan sahabat-sahabatmu. Seumur hidupku, orang-orang yang ingin mengalahkan kalian tidak lain karena kecintaan mereka kepada kesenangan dunia. Saat ini telah bergerak kemari seluruh pasukan romawi yang tidak terhitung jumlahnya untuk memerangi kalian. Mereka adalah pasukan yang terkenal cerdik dan pemberani. Mereka tidak mengenal rasa belas kasihan kepada musuh. Kami yakin kalian tidak akan sanggup menghadapinya. Kalian pasti akan takluk karena kelemahan dan jumlah kalian yang sedikit. Kami lebih suka kalian berdamai dengan kami. Sebagai imbalannya, untuk masing-masing kalian harus membayar satu sampai dua dinar, untuk komandan kalian seratus dinar, dan untuk kholifah kalian seribu dinar. Terimalah tawaran ini, lalu kembalilah ke negeri kalian sebelum terlambat.”
Ubadah memandang Mauquqis dengan penuh percaya diri. Dengan keyakinan dan iman yang kuat ia menyahut, “Hai, kamu dan teman-temanmu jangan terkecoh oleh kehebatan dan banyaknya jumlah pasukan Romawi yang kamu jadikan alat untuk menakut-nakuti. Kami sama sekali tidak takut. Demi Alloh, kami pantang mundur. Kalau pun kami semua harus gugur, kami akan mendapatkan ridho serta surga Alloh. Dan itulah justru yang lebih kami sukai. Sesungguhnya Alloh telah berfirman dalam Kitab-Nya:

كَم مِّن فِئَةٍۢ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةًۭ كَثِيرَةًۢ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ

“Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Alloh. Dan Alloh beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al Baqoroh : 249)
“Setiap kami selalu berdoa kepada Robb-nya pagi dan petang agar bisa gugur sebagai syahid. Mereka tidak ingin dipulangkan kembali ke negerinya, berkumpul bersama anak dan isterinya. Pikirkanlah kembali tawaranmu itu, dan tentukanlah kepada kami. Kami hanya mau berkompromi bila kalian mau memilih satu di antara tiga opsi yang kami tawarkan. Masuk islam, membayar upeti atau perang. Pilihkan mana yang kamu suka, dan jangan biarkan dirimu bersemangat dalam membela kebatilan. Itulah pesan yang disampaikan kepadaku oleh panglimaku, oleh Amirul Mukminin, dan juga oleh Rosululloh shollollohu alaihi wa sallam dahulu.”
Al Mauquqis kembali bermaksud memojokkan Ubadah, atau setidaknya mau menerima sesuatu yang ia tawarkan. Tapi upayanya sia-sia. Ubadah hilang kesabarannya, sambil mengangkat tangannya ke langit, ia menjawab, “Tidak, demi Robb langit, bumi dan segala sesuatu. Bagi kami kalian tidak punya banyak pilihan. Oleh karena itu, pilihlah satu dari ketiga opsi itu.”
Saat itulah Mauquqis dan para pembantunya bersepakat. Mereka berkata, “Kami tidak mungkin memilih opsi yang pertama. Bagaimanapun juga kami tidak akan pindah dari agama masehi ke agama yang belum kami kenal.” Ini artinya mereka menolak pilihan untuk masuk Islam, sehingga tinggal dua opsi bagi mereka. Membayar upeti atau perang. Mereka berkata, “Kalau kami harus tunduk kepada pasukan kaum Muslimin dan kami harus membayar upeti, itu berarti kami akan menjadi budak. Kalau begitu lebih baik kami mati saja.”
Mendengar itu, Ubadah bin Shomit berkata, “Jika kalian mau membayar upeti, dijamin kalian akan aman. Nyawa, harta dan keturunan kalian akan dilindungi. Kalian bebas melakukan segala sesuatu yang telah berlaku secara turun temurun. Gereja-gereja kalian akan dijaga keselamatannya, dan siapapun tidak akan dibiarkan mencampuri urusan ajaran agama kalian.”
Mendengar janji itu, Al Mauquqis berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Kita penuhi saja satu di antara opsi yang mereka tawarkan tadi. Sungguh kita tidak akan sanggup melawan mereka. Daripada mereka menggunakan kekerasan untuk memaksa kita, lebih baik kita menyerah dengan suka rela.”
Demikianlah, kaum Muslimin berjalan dengan membawa kunci surga, La Ilaha illal-Loh. Dengan kunci itu mereka membuka bumi belahan timur dan bumi belahan barat. Semua wilayah mereka taklukkan, benteng-benteng mereka buka, hati-hati manusia mereka tundukkan, dan nilai-nilai yang benar mereka kuasai.
Hari ini, semoga sejarah indah itu bisa bersemi kembali.

Ya Alloh, lembutkanlah hati sesama mujahidin, tautkanlah dan kokohkan barisan mereka, serta hancurkan musuh mereka dan musuh kaum muslimin. Amin…

Minggu, 03 Agustus 2014

Surat dari Seorang Muslimah Gaza

Saya memulai dengan memanjatkan puji kepadaMu Ya Allah Swt dengan keagungan dan kebesaran kuasa-Mu, saya adalah hamba perempuan yang sangat membutuhkan Engkau, saya memohon dengan kata-kata RasulMu, sang manusia terbaik.
Tiada Penolong selain Engkau dan aku tidak memerlukan siapapun selain Engkau.
“Ya Allah, hanya kepada-Mu aku mengadukan lemahnya kekuatanku, dan sedikitnya upayaku, serta tidak berdayanya aku menghadapi manusia. Ya Arhamar-Rahimin, Engkau adalah Rabbnya orang-orang yang lemah dan juga Rabbku. Kepada siapa aku akan mengadu, apakah kepada seseorang yang sangat jauh yang menerimaku dengan muka masam, ataukah kepada musuh yang menguasai urusanku?. Jika saja kemurkaan-Mu tidak akan menimpaku, tentu aku tidak peduli. Akan tetapi, ampunan-Mu lebih luas untukku. Aku berlindung dengan Nur wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan memperbaiki urusan dunia dan akhirat; dari kemarahan-Mu yang akan menimpaku atau kemurkaan-Mu yang akan melanda. Kuserahkan kepada-Mu seluruh kesulitanku hingga Engkau ridha, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari-Mu.”


Wahai Umat yang mulia,
Hari ini. saya tidak akan berbicara sambil menangisi penderitaan tentang situasi kami di Gaza. Saya juga tidak akan berbicara tentang kenyataan yang menimpa kami karena apa yang Anda lihat di televisi jauh lebih bisa bercerita dibandingkan kata-kata saya. Erangan dan ratapan dari orang-orang yang kehilangan, serta dari para ibu dan anak yang Anda dengar sudah cukup untuk menghancurkan hati Anda karena rasa sakit dan kesedihan yang mencerminkan kondisi mereka, keadaan rakyat Gaza. Saya juga tidak akan berbicara di sini untuk memohon belas kasihan dari Anda yang menumpahkan air mata Anda. Sebaliknya, saya akan memanggil Anda sebagai Umat yang mulia dan bermartabat yang mengangkat kepalanya ke arah langit, yang tidak dirugikan oleh mereka yang merendahkannya. Demi Allah bahkan jika manusia dan jin bersatu untuk menyakiti kita, mereka tidak akan membahayakan kita kecuali jika ditakdirkan oleh Allah, dan jika mereka bersatu untuk memberikan manfaat bagi kita, mereka hanya akan bermanfaat jika ditakdirkan oleh Allah, dan kita meyakini bahwa kemenangan hanya ada di tangan Allah saja.
Namun demikian, hari ini saya menulis surat ini kepada Anda untuk merenungkan (mempertanyakan) tentang keadaan umat, sebuah umat yang mulia, bermartabat, dan terhormat.
Suatu Umat yang selama berabad-abad mendominasi dunia, dan menjadi umat terbaik diantara bangsa-bangsa.
Suatu bangsa yang menyusupkan ketakutan ke dalam hati musuh-musuhnya dengan kata-katanya, terlebih dengan tindakan-tindakannya!
Wahai Umat yang mulia, Wahai bangsa terbaik yang dilahirkan atas manusia!
Celakalah umat, yang Nabi dan pemimpinnya adalah Muhammad SAW yang memerintahkan mereka untuk menolong saudara-saudara mereka -baik ia adalah penindas ataupun tertindas- hingga mereka menaati perintah Beliau (SAW), tetapi bukannya menolong dalam segala situasi, sebaliknya mereka melampaui batas dalam pelanggaran hukum.
Menyedihkan. Inilah keadaan suatu Umat keturunan Abu Bakar, Umar, Utsman, Khalid, Ali, Alqa’qa’, dan Al-Mutasim, Demi Allah apakah Anda tidak malu!
Celakalah sebuah umat yang agamanya telah disempurnakan, dan nikmatnya telah dipenuhi, dan Islam telah diridhoi sebagai Agamanya, namun yang saya lihat hari ini, ia menolak apa yang telah
Demi Allah, bagaimana Anda akan bertanggungjawab atas syahidnya anak-anak, perempuan, dan orang-orang tua Gaza ketika Anda ditanya saat berdiri di jembatan as-sirath?
Di mana Anda ketika kami sedang dibantai?
Di mana Anda ketika kami dibunuh, tak ada rasa aman, perlindungan, perisai, juga Penggembala?
Dan Anda, Wahai para ulama, Wahai pelayan-pelayan Dien ini…
Sikap diam seribu bahasa dan sikap tak adil yang Anda berikan kepada kami itu lebih kuat dan lebih keras menancap hati kami, dan lebih menghinakan daripada bom-bom dan roket-roket, juga menyaksikan tubuh anak-anak kami hancur terkoyak.
Demi Allah, Anda akan ditanyai atas seluruh apa yang Anda lakukan dan yang Anda katakan dan bahkan atas apa yang Anda diamkan.
Doa-doa Anda tidak cukup bagi kami, tidak juga uang yang Anda kumpulkan untuk kami.
Saya bersumpah demi Allah bahwa uang Anda tidak akan mengembalikan anak-anak kami, ibu-ibu kami, ayah-ayah kami, saudara laki-laki kami, atau sekedar memuaskan hati kami.
Demi Allah kami tidak akan mengampuni Anda selama kami hidup dan Allah tidak akan melupakan bagaimana Anda mengabaikan dan menindas kami.
Oleh karena itu, Wahai Umat yang mulia…
Berpikirlah bahwa bukan uang Anda, bantuan makanan, dan obat-obatan yang akan membebaskan Anda dari kekecewaan mendalam kami terhadap Anda, karena ia tidak bermanfaat sedikitpun ketika tiba masa ketakutan di depan mata anak-anak kami yang menanti maut dan deru bom di hadapan mata, mendengar suara pesawat di langit, atau artileri yang siap menyerang kapanpun dan dimanapun.
Demi Allah, sungguh lebih ringan bagi kami mati kelaparan atau karena wabah penyakit daripada Anda menyerahkan kami kepada orang-orang Yahudi sebagai hadiah di piring pengkhianatan dan darah.
Anda harus paham, kami tidak lagi menerima omong kosong dan tidak akan tertipu oleh tipu muslihat atau oleh air mata buaya Anda.
Kami tahu betul bahwa Anda dapat menolong kami lebih dari apa yang Anda lakukan sekarang, tetapi Anda tidak bersedia melakukannya.
Apakah Anda tahu bagaimana caranya?? Izinkan saya untuk memberitahu Anda tentang apa yang sebenarnya Anda ketahui dengan baik:
Anda memiliki tentara yang dapat mematahkan tentara Yahudi tetapi mengapa Anda membelenggu mereka dengan kebijakan tangan besi??
Anda memiliki pesawat-pesawat yang bisa menghancurkan pesawat tempur Yahudi, mengapa Anda mengunci mereka di Bandara dan tidak mengirimkan mereka untuk menghancurkan benteng-benteng besar Yahudi??
Dan Anda memiliki roket, tank, dan bom yang bisa mengguncang entitas Yahudi, lantas mengapa tidak mengeluarkannya dari gudang penyimpanan sebelum dimakan oleh karat?
Oleh karena itu, umatku yang mulia…
Anda memiliki seluruh sarana untuk kemenangan, yang memungkinkan Anda untuk mengakhiri entitas tirani Zionis tetapi Anda malah menjadi saudara-saudara mereka sekaligus menjadi musuh-musuh kami. Anda mendukung mereka dengan sikap diam Anda dan dan posisi tak bergerak Anda terhadap kami. Anda mendukung mereka dengan menundukkan diri kepada para pemimpin meruahan Anda, yang merupakan beban berat bagi hati Anda dan hati kami. Anda mendukung musuh dengan ketakutan Anda atas ancaman penjara-penjara tiran dan penahanan oleh pemerintah boneka. Oh, Anda bagaikan perempuan dengan imamah dan jenggot!
Apakah Anda sekarang telah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana perlawanan dari para mujahidin di Gaza telah mengguncang keamanan Yahudi dengan peralatan, yang bahkan tidak layak dibandingkan dengan musuh?!
Tidakkah ini memotivasi Anda, dengan mengungkapkan kepada Anda bahwa entitas Yahudi itu lebih tipis dari jaring laba-laba?!
Tidakkan ini membangkitkan kekuatan Anda, meski hanya sesaat saja, sebagai orang beriman yang meyakini bahwa Allah adalah Penolong?!

فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ رَمَىٰ ۚ وَلِيُبْلِىَ ٱلْمُؤْمِنِينَ مِنْهُ بَلَآءً حَسَنًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌۭ [٨:١٧]

“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka. Dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [QS al-Anfaal (8):17]
Demi Allah Yang Esa dan Satu-satunya! Setiap Muslim Timur atau Barat, akan dimintai perhitungan atas setiap tetes darah murni yang mengalir dari anak tidak bersalah, atau perempuan yang berduka, atau seorang pria tua yang tertindas.
Ketahuilah bahwa Allah Mahakuasa atas urusan-urusan-Nya, dan hari itu akan datang, ketika orang-orang kafir dan rakyatnya akan dihinakan, Islam dan umatnya akan dimuliakan, dan hal ini bukanlah perkara yang berat bagi Allah.

وَسَيَعْلَمُ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ أَىَّ مُنقَلَبٍۢ يَنقَلِبُونَ [٢٦:٢٢٧]

“Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.” [QS asy-Syu’araa (26):227]
Ditulis untuk Kantor Berita Pusat Hizbut Tahrir oleh
Seorang hamba muslimah Gaza yang membutuhkan Rabb-nya
(Fika Komara)

Sumber: muslimdaily.net

Jumat, 16 Mei 2014

Seuntai Doa untuk Para Mujahid

Di tengah ganasnya gempuran para musuh yang jelas-jelas kafir di tanah Syam, kala mujahidin hampir memetik buah kemenangan, tiba-tiba mujahidin disibukkan oleh perselisihan di antara mereka. Kondisi ini, tentu saja, membuat sedih seluruh kaum muslimin. Tidak ada yang bergembira dengan kondisi itu, kecuali orang kafir dan munafikin yang menjadi sekutunya.
Sebagai orang yang awam, tak ada bisa kita lakukan kecuali menahan diri agar tidak memperkeruh suasana, seraya memperbanyak doa semoga Allah melembutkan hati para mujahidin dan mempersatukan barisan mereka demi kemaslahatan kaum muslimin. Di antara untaian doa tersebut sebagaimana dipanjatkan Syekh Muhammad Luhaidan berikut ini:
Ya Allah… Mudahkanlah urusan mereka…
Dan satukanlah barisan mereka…
Dan tinggikanlah bendera (tauhid) mereka…
Dan penuhilah Jihad mereka…
Dan satukanlah kalimat mereka…
Dan kuatkanlah mereka dengan dukungan-Mu…
Dan tolonglah mereka dengan pertolongan-Mu…
Dan kuatkanlah mereka dengan dukungan-Mu…

Turunkanlah untuk mereka pertolongan dari langit…
Turunkanlah untuk mereka pertolongan dari langit…
Turunkanlah untuk mereka pertolongan dari langit…
Seperti pertolongan untuk orang-orang beriman di Perang Badar

Tolonglah mereka pada hari ini…
Tolonglah mereka pada hari ini…
Tolonglah mereka pada hari ini…
Turunkanlah untuk mereka malaikat dari langit

Kuatkanlah mereka dengan dukungan-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa!
Tolonglah mereka dengan pertolongan-Mu yang nyata, Wahai Dzat Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa!

Ya Allah… Kasihanilah (sayangilah) mereka atas kelemahan mereka…
Hilangkanlah kesedihan mereka…
Kepada siapakah Engkau akan tinggalkan mereka?
Kepada musuh yang membenci mereka?
Atau kepada yang dekat (penguasa tirani)?
Selama Engkau tidak marah kepada mereka, mereka tidak peduli…

Dan kokohkanlah mereka dengan pertolongan-Mu…
Ampunilah kesalahan mereka, wahai Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih!
Ampunilah kesalahan mereka, wahai Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih!
Ampunilah kesalahan mereka, wahai Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih!

Jagalah darah mereka…
Dan kokohkanlah hati mereka di atas kebenaran…
Dan terimalah (syuhada) di antara mereka…
Dengan Rahmat-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang!

Berikut link video tersebut: http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=Wuap6Sq0xEA

sumber: lasdipo.com

Senin, 12 Mei 2014

Unduh Ebook Pembahasan Qiroah Sab'ah

Melengkapi pembahasan tentang qiroah sab’ah yang pernah kami posting sebelumnya, kali ini kami hadirkan kepada pembaca kumpulan ebook yang membahas qiroah sab’ah yang disusun oleh Syekh Taufiq Ibrahim Dhomroh.

Kumpulan ebook ini berisi sepuluh kitab yang terdiri dari:
  1. Qiroah Imam Abu Amr menurut riwayat ad-Duri
  2. Qiroah Imam Abu Amr menurut riwayat as-Susi
  3. Qiroah Imam al-Kisa’i
  4. Qiroah Imam Ashim menurut riwayat Hafsh
  5. Qiroah Imam Ashim menurut riwayat Syu’bah
  6. Qiroah Imam Hamzah az-Zayyat
  7. Qiroah Imam Ibnu Amir
  8. Qiroah Imam Ibnu Katsir
  9. Qiroah Imam Nafi’ menurut riwayat Qolun
  10. Qiroah Imam Nafi’ menurut riwayat Warsy

Untuk memudahkan anda, ebook ini telah kami kumpulkan ke dalam satu folder yang telah dikompresi berukuran sekitar 35,2 MB.

Sekadar catatan, ebook Qiroah Imam Ashim biriwayati Hafsh yang kami share di sini berdasarkan thoriq ath-Thoyyibah, yang berbeda sedikit dengan yang umumnya kita pelajari, yakni berdasarkan thoriq Asy-Syathibiyah.

Misalnya pada kalimat ( اركب معنا ) pada surat Hud: 42, menurut thoriq asy-Syathibiyyah dibaca idghom (irkamma’ana), sedangkan menurut ath-Thoyyibah boleh dibaca idghom boleh pula izh-har. Jika dibaca izh-har, maka ia harus dibaca dengan mengqolqolahkan huruf ba’ (irkabbe ma’ana).

Misalnya lagi hukum nun mati dan tanwin ketika bertemu huruf lam dan ro’. Menurut asy-Syathibiyyah ia dibaca dengan idghom tanpa dengung (bilaa gunnah), sedangkan menurut ath-Thoyyibah boleh dibaca dengan dua cara. Tanpa gunnah dan boleh juga dengan gunnah sebagaimana membaca empat huruf idghom lainnya. Contoh membunyikannya silahkan lihat pada postingan kami sebelum ini di sini.

Itulah sekilas perbedaan keduanya yang bisa anda lihat mulai halaman 51 di ebook tersebut. Di sana dijelaskan secara rinci perbedaannya.

Jika anda ingin mengetahui lebih jauh tentang qiroah sab’ah monggo unduh ebooknya di sini.
update: telah saya ganti link-nya yang rusak dan saya tambahkan ebook riwayat Hafsh thoriq Asy-Syathibiyah, silahkan diunduh...

Rabu, 23 April 2014

Cara Seting Font Arab pada Windows XP Tanpa CD

Pernahkan anda medapatkan aplikasi, ebook atau tulisan yang setelah anda buka tidak bisa dibaca sama sekali, karena terdiri dari sekumpulan karakter huruf yang asing dan tentu saja tidak bisa dibaca? Misalnya yang pernah kami alami kala mengunduh aplikasi ahkamut  tajwid dari salah satu blog. Ternyata sebagian karakter dalam aplikasi itu tidak bisa dibaca lantaran windows kami tidak mendukung font arab. Bagaimana ini?

Setelah melayari google untuk mencari pemecahannya, kami akhirnya menemukan bagaimana cara mensetting font arab agar windows dapat membaca tulisan arab. Tapi pemecahan yang diberikan menimbulkan masalah baru. Karena cd windows yang ada pada kami sudah tidak bisa digunakan karena kondisinya sudah “dedel-duel” dan cd drive-nya pun sudah payah. Maklum komputer jadul.

Bisa tidak mensetting font arab tanpa cd master? Kalau bisa, bagaimana caranya ya?

Terpaksa kami berselancar lagi sembari bertanya pada “mbah” google sampai akhirnya kami menemukan caranya, sebagaimana akan kami utarakan berikut ini.

Pertama, anda unduh lebih dulu Arabic for XP berikut ini disini lalu ekstrak di sembarang tempat yang kita inginkan.

Langkah berikutnya adalah mensetting font tersebut di windows. Caranya klik kanan “start” lalu buka “control panel”. Pilih “Date, Time, Language, and Regional Options” lalu klik “Regional and Language Options”. Atau dengan cara klik “start” lalu klik “run” dan ketikkan perintah 'intl.cpl' tanpa tanda petik kemudian klik OK atau enter.

Selanjutnya beri tanda centang pada kotak “Install files for complex script and right-to-left languages Including Thai” yang terdapat pada tab languages. Klik “Apply”. Saat muncul perintah untuk memasukkan cd, jelajahi (browse) tempat folder Arabic for XP yang telah anda ekstrak tadi lalu klik OK. Setelah proses pengkopian selesai dan ada perintah untuk merestart pilih No.

Kemudian klik “Add” lalu pada “Input Language” cari pilihan Arabic (Saudi Arabia) lalu klik OK.
Klik lagi tombol “Apply” lalu klik “Key Setting”.

Klik kalimat “Switch between input languages” lalu klik tombol “Change Key Sequence”.
Beri tanda centang pada kotak “Switch input languages” kemudian pilih. Dan ingat keyword yang anda pilih nantinya adalah salah satu cara berpindah antar mode dari English atau Arabic. Misalnya dengan menklik bersamaan Ctrl dan Shift, mode secara otomatis berubah menjadi English atau sebaliknya.

Berpindah (klik) pada tab “Advanced” lalu beri tanda centang pada kotak “Extend support of advance text services to all programs” lalu klik tombol OK. Kembali klik tab “Advanced” kemudian di bawah kalimat “Select a language to match ...” cari dan pilih Arabic (Saudi Arabia) lalu klik tombol OK. Bila system meminta Restart klik OK.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas silahkan lihat videonya di sini.

Kini windows anda sudah bisa digunakan untuk membaca aplikasi atau tulisan arab. Untuk mengetesnya silahkan unduh Kamus Arab Indonesia berikut ini di sini lalu install. Teks arabnya terbaca tidak?

Sumber: http://khoiriyyah.blogspot.com/2010/03/setting-arabic-tanpa-menggunakan-cd.html