“Sesungguhnya
hanyalah kepada Alloh aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS. Yusuf :
86)
Ya, hanya kepada
Allohlah hendaknya kita mengadukan segala kesulitan dan kesedihan, karena hanya
Allohlah yang hakikatnya memberikan jalan keluar kepada setiap hamba-Nya yang
meminta pertolongan. Kisah berikut
merupakan salah satu buktinya.
Di zaman rezim Jamal
Abdun Nasher, seorang penguasa thogut Mesir sebelum Anwar Sadat, terjadi
penangkapan besar-besaran terhadap aktivis dakwah yang berafiliasi kepada jamaah
Ikhwanul Muslimin. Tuduhan yang disematkan adalah merencanakan perbuatan makar.
Banyak di antara
tokoh dan anggota Ikhwan, tidak hanya mengalami penangkapan dan penyiksaan, tapi
juga kematian akibat disiksa secara keji atau karena dihukum gantung,
sebagaimana dialami Sayyid Quthb rohimahulloh.
Perbuatan keji
aparat juga tidak hanya ditujukan kepada lelaki dewasa, tapi juga yang masih
berstatus pelajar dan juga kepada kaum wanita, seperti yang mereka lakukan pada
Sayyidah Zainab Al Ghozali. Bahkan orang yang menunjukkan simpatinya dengan
membantu keluarga Ikhwan bisa menghadapi hal yang sama, meskipun mereka bukan
anggota jamaah. Tetapi ... di tengah-tengah situasi sulit selalu ada saja ada
kemudahan, dan di tengah-tengah ujian selalu saja terselip pertolongan.
Seorang akhwat
bercerita bahwa suaminya ditangkap dan digiring ke penjara, sedangkan ia
meninggalkan empat orang anak yang masih kecil-kecil.
“Pada suatu sore,
anakku yang masih kecil terserang flu dan saya sempat bingung, tak berdaya. Karena
saya tidak mempunyai hubungan yang akrab dengan tetangga. Maka saya meminta
pertolongan kepada Alloh, berdoa di hadapan-Nya, dan terus-menerus berdoa agar
Alloh menyelamatkanku dan mengasihani kelemahan dan keterasinganku. Kurang satu
jam atau lebih, seseorang mengetuk pintu, lalu saya membukanya. Tidak disangka
seorang dokter di hadapanku. Ia datang untuk menanyakan yang sakit. Setelah
selesai mendiagnosa dan memberikan obat seperti biasanya, ia pergi setelah
mengetahui keadaan keluarga itu dari perbincangan dan kondisinya.
Tatkala dokter
itu pulang ke rumahnya, teleponnya berdering dan ia diminta segera datang.
Dokter itu pun heran dan menjawab, “Saya baru saja dari rumah anda.” Setelah
itu, baru sang dokter menyadari bahwa ruangan yang seharusnya ia tuju di gedung
itu berhadapan dengan ruangan yang ia ketuk dengan keliru.
Maha suci Alloh
yang memiliki alam semesta dan menjalankannya sesuai dengan kehendak-Nya. Sesungguhnya
peristiwa ini bukanlah peristiwa kebetulan atau salah sasaran. Gusti Alloh ora pernah sare, Alloh tidak
pernah tidur kata orang Jawa. Ya. Alloh,
Robb yang tidak pernah tidurlah yang telah mengaturnya.
Jadi, janganlah
pernah ragu saudaraku. Mintalah pertolongan kepada Alloh dan bertawakallah.
Juga janganlah ragu untuk membantu, kepada setiap saudara kita yang mengalami
kesulitan, terutama kepada keluarga para mujahid yang menjadi korban
kesewenang-wenangan aparat thogut.
(Sumber : Abbas
As Sisiy, Hikayatun ‘anil Ikhwan (Ikhwanul Muslimin dalam Kenangan), Gema
Insani Press 2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar