Hadits Online

Jumat, 08 November 2013

Diary Seorang Muslimah DPO (The White Widow)


Diary Seorang Muslimah DPO (The White Widow)


Salah satu manuskrip diary milik White Widow

Seorang warga negara Inggris, seorang DPO muslimah, Samantha Lewthwaite yang umum disebut sebagai the white widow telah merawat dan mendidik anak-anaknya menjadi jihadis. Buku hariannya yang berisi catatan-catatan rahasia telah ditemukan, sebagaimana yang ditunjukkan oleh otoritas Pemerintah Kenya.

Sebagaimana dilaporkan Daily Mail belum lama ini, buku diary itu ditemukan di sebuah rumah mewah di Ibukota Kenya Nairobi dimana dia dilaporkan tinggal bersama dengan para jihadis Al Shabab di rumah tersebut untuk merencanakan penyerangan terhadap dua buah hotel dan satu pusat perbelanjaan (mall).

Lewthwaite menulis di dalam sebuah lembaran kertas yang kusut: Baru-baru ini, Suamiku tercinta mengajak berbincang anak laki-lakiku yang berusia 8 tahun dan anak perempuanku yang berusia 5 tahun. Dia (Suamiku) bertanya ke mereka: Kalau besar nanti kalian berdua mau jadi apa? Keduanya mempunyai banyak jawaban, tapi keduanya setuju pada satu hal, keduanya ingin menjadi seorang Mujahid.

Suaminya yang bernama Germaine Lindsay, juga dikenal sebagai Abdullah Shaheed Jamal, ia adalah salah satu di antara empat orang Mujahidin yang terlibat dalam amaliyat operasi pengeboman London 7 Juli 2005. Dua anaknya yang bernama Abdullah dan Ruqayya mempunyai nama tengah Shaheed dan Shahidah, bentuk mudzakkar dan muannats dari kata martir (syahid), menurut Daily Mail.

Dia (Samantha) terlihat bahagia menikah dengan seorang Mujahid dan mengikuti langkah hidupnya. Alhamdulillah, Allah merahmati diriku dengan menjadikanku menikah dengan seorang Mujahid dan bertemu dengan orang-orang hebat yang senantiasa memberi inspirasi di sepanjang jalan ini. Samantha menuliskan pernyataannya ini dalam manuskripnya yang lain.

Dia menambahkan: [Saya] ingin mendokumentasikan keadaan yang nyata tentang apakah arti menjadi seorang Mujahid, hidup sebagai ghuraba, dan hal apakah yang telah menunjuki banyak kaum laki-laki dan wanita hebat ini, yang telah menyedekahkan semua yang mereka miliki  di jalan Allah.

Samantha Lewthwaite menikah dengan seorang muallaf kelahiran Jamaika yang bernama Lindsay, yang mengganti namanya menjadi Jamal pada tahun 2002.

Dalam buku hariannya Samantha menulis bagaimana Lindsay pernah sekali memberinya peringatan bahwa bila dia menikah dengannya, dia akan meninggalkan semua kenyamanan gaya hidup baratnya.

Aku setuju. maksud ku tentu saja karena jalan ini adalah semuanya yang aku inginkan, tulis Samantha.

Dia menggambarkan perasaannya dan kehidupannya saat suaminya melakukan perjalanan untuk berjihad, meninggalkannya sendiri dengan kedua anaknya di London: Suamiku telah meninggalkanku dalam banyak kesempatan, keluar di jalan Allah. Sakitnya bila ditinggalkan oleh suamimu dan mengharapkan agar dia selalu hadir di sisimu adalah sebuah ujian tersendiri, tulis wanita yang sekarang sedang dicari-cari oleh interpol ini.

Kemudian akan ada waktunya bagi kamu untuk tidak menerima kabar darinya selama bebeapa pekan. Tidak diketahui apakah dia masih hidup cukuplah bila ini membuat kita kehilangan selera makan dan tidak bisa tidur, dia menambahkan.

Dapatkah aku tertidur bila bom-bom dijatuhkan di atas kepalanya? Tapi saat dia ada di rumah, aku tidur dengan nyaman dan aman, makan terasa enak. Dia kemudian berkata: Suamiku telah mengajarkan kepadaku di awal-awal pernikahan kami: Lihatlah mereka-mereka yang kurang beruntung daripada mereka-mereka yang beruntung.

Alasannya menulis:

Sang White Widow ini menjelaskan alasan yang menjadi dasar ia menuliskan semua ini sebagai sebuah pesan penyemangat dan dorongan kepada ikhwan dan akhawat untuk mengikuti langkah-langkahnya.

Sudah sejak lama aku ingin menuliskan sesuatu yang sekiranya akan bermanfaat untuk ikhwan dan akhawat, sebuah pesan penyemangat dan dorongan serta cahaya dalam sebuah era ketika banyak yang masih berada dalam kegelapan, begitu yang dia tulis.

Samantha menambahkan, Setelah membaca kitab Hukum Wanita dalam Jihad, aku menyadari bahwa waktunya telah datang untukku, paling tidak mengusahakan untuk menyampaikan apa yang telah dikaruniakan kepadaku beserta harapan-harapan yang dapat mendorong dan mendakwahi orang lain.


Sumber: Abu Jundi/millahibrahim-news.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar