Diary Seorang Muslimah DPO (The White Widow)
Salah satu manuskrip diary
milik “White Widow”
Seorang warga negara Inggris, seorang DPO muslimah, Samantha
Lewthwaite yang umum disebut sebagai “the white widow”
telah merawat dan mendidik anak-anaknya menjadi jihadis. Buku hariannya yang
berisi catatan-catatan rahasia telah ditemukan, sebagaimana yang ditunjukkan
oleh otoritas Pemerintah Kenya.
Sebagaimana dilaporkan Daily Mail belum lama ini, buku diary
itu ditemukan di sebuah rumah mewah di Ibukota Kenya Nairobi dimana dia
dilaporkan tinggal bersama dengan para jihadis – Al
Shabab di rumah tersebut untuk merencanakan penyerangan terhadap dua buah hotel
dan satu pusat perbelanjaan (mall).
Lewthwaite menulis di dalam sebuah lembaran kertas yang
kusut: “Baru-baru
ini, Suamiku tercinta mengajak berbincang anak laki-lakiku yang berusia 8 tahun
dan anak perempuanku yang berusia 5 tahun. Dia (Suamiku) bertanya ke mereka: “Kalau
besar nanti kalian berdua mau jadi apa?” Keduanya mempunyai
banyak jawaban, tapi keduanya setuju pada satu hal, keduanya ingin menjadi
seorang Mujahid.”
Suaminya yang bernama Germaine Lindsay, juga dikenal sebagai
Abdullah Shaheed Jamal, ia adalah salah satu di antara empat orang Mujahidin
yang terlibat dalam amaliyat operasi pengeboman London 7 Juli 2005. Dua anaknya
yang bernama Abdullah dan Ruqayya mempunyai nama tengah Shaheed dan Shahidah,
bentuk mudzakkar dan muannats dari kata martir (syahid), menurut Daily Mail.
Dia (Samantha) terlihat bahagia menikah dengan seorang
Mujahid dan mengikuti langkah hidupnya. “Alhamdulillah, Allah
merahmati diriku dengan menjadikanku menikah dengan seorang Mujahid dan bertemu
dengan orang-orang hebat yang senantiasa memberi inspirasi di sepanjang jalan
ini.”
Samantha menuliskan pernyataannya ini dalam manuskripnya yang lain.
Dia menambahkan: “[Saya] ingin mendokumentasikan
keadaan yang nyata tentang apakah arti menjadi seorang Mujahid, hidup sebagai
ghuraba, dan hal apakah yang telah menunjuki banyak kaum laki-laki dan wanita
hebat ini, yang telah menyedekahkan semua yang mereka miliki di jalan Allah.”
Samantha Lewthwaite menikah dengan seorang muallaf kelahiran
Jamaika yang bernama Lindsay, yang mengganti namanya menjadi Jamal pada tahun
2002.
Dalam buku hariannya Samantha menulis bagaimana Lindsay
pernah sekali memberinya peringatan bahwa bila dia menikah dengannya, dia akan
meninggalkan semua “kenyamanan gaya hidup baratnya.”
“Aku setuju. maksud ku tentu saja karena jalan ini
adalah semuanya yang aku inginkan,” tulis Samantha.
Dia menggambarkan perasaannya dan kehidupannya saat suaminya
melakukan perjalanan untuk berjihad, meninggalkannya sendiri dengan kedua
anaknya di London: “Suamiku telah meninggalkanku dalam banyak
kesempatan, keluar di jalan Allah. Sakitnya bila ditinggalkan oleh suamimu dan
mengharapkan agar dia selalu hadir di sisimu adalah sebuah ujian tersendiri,”
tulis wanita yang sekarang sedang dicari-cari oleh interpol ini.
“Kemudian akan ada waktunya bagi kamu untuk tidak
menerima kabar darinya selama bebeapa pekan. Tidak diketahui apakah dia masih
hidup…
cukuplah bila ini membuat kita kehilangan selera makan dan tidak bisa tidur,”
dia menambahkan.
“Dapatkah aku tertidur bila bom-bom dijatuhkan di
atas kepalanya? Tapi saat dia ada di rumah, aku tidur dengan nyaman dan aman,
makan terasa enak.” Dia kemudian berkata: “Suamiku
telah mengajarkan kepadaku di awal-awal pernikahan kami: Lihatlah mereka-mereka
yang kurang beruntung daripada mereka-mereka yang beruntung.”
Alasannya menulis:
Sang “White Widow” ini menjelaskan alasan yang menjadi
dasar ia menuliskan semua ini sebagai “sebuah pesan penyemangat dan
dorongan kepada ikhwan dan akhawat” untuk mengikuti
langkah-langkahnya.
“Sudah sejak lama aku ingin menuliskan sesuatu yang
sekiranya akan bermanfaat untuk ikhwan dan akhawat, sebuah pesan penyemangat
dan dorongan serta cahaya dalam sebuah era ketika banyak yang masih berada
dalam kegelapan,” begitu yang dia tulis.
Samantha menambahkan, “Setelah membaca kitab
Hukum Wanita dalam Jihad, aku menyadari bahwa waktunya telah datang untukku,
paling tidak mengusahakan untuk menyampaikan apa yang telah dikaruniakan
kepadaku beserta harapan-harapan yang dapat mendorong dan mendakwahi orang
lain.”
Sumber: Abu Jundi/millahibrahim-news.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar