Siapa yang mengkaji
sejarah para sholafus sholih pasti mengenal nama Abdullah ibnu Mubarok, seorang
ulama yang dikenal karena keluasan ilmunya dan kebaikan akhlaqnya. Tidak hanya
itu, sosok ini dikenal sebagai seorang mujahid yang tangguh di medan
pertempuran. Jadi beliau memiliki dua keutamaan yang diberikan Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang tidak semua
orang memilikinya. Yakni keutamaan ilmu dan jihad. Suatu keutamaan yang hari
ini makin sedikit saja penyandangnya.
Salah satu figur
yang memiliki dua keutamaan ini adalah tokoh kita kali ini. Dialah Syaikh Al Hafidh Yusuf bin
Sholih bin Fah-d Al 'Uyairi rohimahulloh. Meski pun masih berusia relatif muda
– beliau syahid, insya Alloh, dalam usia 30 tahun – beliau dikenal karena
keluasan ilmunya, kebaikan akhlaqnya dan kepiawaiannya dalam berjihad.
Sampai-sampai nama julukan beliau dijadikan nama sebagai kamp pelatihan (mu’askar) Al Battar dan nama majalah elektronik
jihad, yang berisi materi yang membuat musuh gentar ketika mengetahuinya.
Selain itu, dari penuturan langsung Syaikh Yusuf terungkap betapa
semena-menanya rezim Saudi. Ketika mereka tidak menemukan kesalahan beliau –
karena belakangan terungkap ternyata biangkeroknya adalah orang syiah, rezim
bersikeras untuk tetap menjatuhkan vonis bersalah. Mereka bukan hanya berusaha
menyembunyikan fakta ini di depan khalayak, tuduhan khowarij pun disandangkan
pada beliau dan para mujahid lainnya. Sebuah tuduhan yang ironisnya “ditelan
mentah-mentah” bukan hanya oleh masyarakatnya tapi juga sebagian ulama di sana,
tanpa ada upaya tabayun atau klarifikasi. Sebagian ulama lebih mempercayai
cerita versi pemerintah ketimbang para tertuduh, hanya karena pemerintah
berstatus ulil amri. Sebuah tuduhan bak penyakit menular yang menjalar ke
mana-mana, termasuk di negeri kita ini – Indonesia.
Syaikh Yusuf menikah dengan seorang wanita dari keluarga Ash
Shoq'abi, Buroidah. Istrinya adalah saudara kandung dari istri Syaikh Sulaiman Al 'Ulwan dan beliau dikaruniai
tiga orang anak perempuan.
Beliau
menamatkan madrasah mutawassithoh (SLTP), setelah
itu melanjutkan ke madrasah
tsanawiyah (SLTA) selama tiga bulan. Kemudian beliau tinggalkan sekolah dan
pergi berjihad ke Afghanistan.
Setelah
itu beliau pergi ke Afghanistan sebagai seorang pemuda yang perkasa sementara umurnya belum lewat 18
tahun. Di sanalah akhirnya jihad berbaur dengan hatinya dan menguasai seluruh anggota
badannya.
Beliau
dikaruniai otak yang jenius, pandangan yang tajam dan hafalan yang kuat sehingga setelah itu beliau
mampu menjadi salah satu pelatih di kamp Al Faruq pada masa perang Afghanistan pertama
melawan Uni Soviet.
Beliau
menyelesaikan latihan selama beberapa tahun, di mana beliau memiliki kelebihan dalam kemauan yang kuat
dan kesungguhan. Sampai-sampai beliau pernah mengadakan sebuah training di kamp Al
Faruq, di mana ketika itu beliau mengatakan kepada ikhwah yang lain: Saya akan mengadakan
sebuah latihan yang tidak akan ada
seorangpun mampu mengikuti dan menyelesaikannya selain orang-orang yang memiliki tekad kuat. Beliau mengatakan kepada para ikhwah: “Dalam training tersebut saya akan
mulai dengan latihan senjata-senjata berat dan
akan diakhiri dengan senjata-senjata ringan.” Syaikh Asy
Syahid 'Isa bin Sa'ad Al 'Usyin menuturkan dalam tulisannya, “Menurut perkiraanku beliau memulai
dengan latihan tank dan akan diakhiri setelah empat bulan kemudian dengan latihan
pistol, di mana tidak akan ada seorangpun yang mampu bertahan kecuali sedikit dari para pemuda.”
Para
ikhwah menceritakan bagaimana hafalan beliau yang sangat luar biasa mengenai berbagai persenjataan
dan data-data yang sangat mendetail mengenai senjata-senjata tersebut. Selain itu beliau
memiliki kesabaran yang luar biasa dalam menghadapi berbagai kesulitan dan
kesusahan yang beliau temui dalam berbagai pertempuran, yang dengannya Alloh muliakan
beliau dengan debu peperangan yang menempel pada kedua kaki beliau.
Ketika
terjadi pertikaian antar kelompok jihad Afghan, Syaikh Yusuf adalah penjaga pribadi Syaikh Usamah bin
Ladin rohimahulloh. Kemudian tatkala Syaikh Usamah memutuskan untuk
pergi ke Sudan dengan menggunakan sebuah pesawat, Syaikh Yusuf termasuk salah
seorang petinggi Al Qaeda yang menyertai Syaikh Usamah bin Ladin. Di sana Syaikh Yusuf tinggal selama empat bulan, dan selama itu pula
beliau menjadi pengawal pribadi Syaikh Usamah bin Ladin rohimahulloh.
Selama
masa itu Syaikh Usamah mengenal berbagai kemampuan dan kecemerlangan berfikir Syaikh
Yusuf Al 'Uyairi, sehingga Syaikh Usamah menceritakan kepada Syaikh Yusuf beberapa
urusan-urusannya. Dan sungguh aku ingat, ungkap Syekh Isa bin Sa’ad, ketika Syaikh Yusuf bercerita
kepadaku mengenai Syaikh Usamah di Sudan, bagaimana kehidupan beliau, jihad beliau
dan pengorbanan beliau, di mana banyak sekali yang menjadikan orang terkagum-kagum ketika mendengarnya. Ketika aku
mendengarkan cerita beliau ini aku lihat pada kedua matanya terpancar kerinduan
kepada Syaikh Usamah dan kepada hari-hari yang telah lalu ..
Aku
juga ingat ketika Syaikh Yusuf bercerita kepadaku mengenai kecemerlangan Abu Hafsh Al Mishri
rohimahulloh dan berbagai serangan-serangan militer yang beliau kendalikan
di sana, baik yang di Somalia atau proyek beliau terhadap Qorniq (kaum nasrani di
wilayah selatan) dan perencanaan beliau untuk menyerang mereka sesuai dengan taktik militer
yang telah dicanangkan oleh Syaikh
Usamah dan Abu Hafsh.
Syaikh
Yusuf juga ikut dalam peperangan yang berkecamuk di Somalia melawan pasukan Amerika. Dan
beliau termasuk orang yang memiliki peran penting dalam mengusir dan mengalahkan pasukan Amerika,
di mana pada masa itu para pemuda Islam seusia
beliau tengah lalai dengan kondisi umat.
Dan
ketika terjadi tragedi Bosnia, Syaikh Yusuf memiliki peran yang sangat besar bersama para ikhwah
di Damam, dan demikian pula di Kosova. Beliau berperan sebagai pengumpul dana
untuk mereka dan memberikan bantuan kepada mereka semampu beliau. Beliau membuat
sebuah program selama dua minggu bagi siapa saja yang ingin pergi ke Bosnia. Program itu berupa
latihan fisik dan lain-lain yang
dibutuhkan sebelum sampai ke bumi Bosnia.
Kemudian
terjadi peledakan di Khobar. Beliaupun dipenjara dan disiksa dengan siksaan yang keras di
penjara reserse umum, Damam, dengan tuduhan beliau termasuk orang-orang yang
melakukan peledakan tersebut. Para ikhwah yang bersama beliau bercerita
tentang beliau: “Kami lihat beliau diangkut memakai usungan setiap kali selesai diintrogasi,
lantaran berbagai siksaan berat yang beliau alami. Beliau dicambuk dengan keras, dicabuti jenggot beliau
yang suci dan berbagai siksaan lainnya
yang menyebabkan akhirnya Syaikh Yusuf mengaku kepada anjing-anjing reserse Saudi bahwa
dialah yang melakukan peledakan.”
Syaikh
Yusuf rohimahulloh menuturkan: “Setelah beberapa hari kulalui dalam penjara, dalam
penyidikan dan penyiksaan yang luar biasa, aku meminta kepada polisi untuk
bertemu dengan pimpinan penjara karena aku ingin menyampaikan kepadanya informasi penting.
Benar saja, permintaanku dikabulkan. Akupun dipanggil dari sel dan aku didudukkan di atas sofa
yang sangat mewah pada sebuah ruangan.
Kemudian mereka membawaku ke kantor pimpiman tertinggi yang di sekelilingnya para
polisi yang telah siap dengan pena dan buku tulis di tangan yang akan menulis semua pengakuan yang akan aku sampaikan kepada mereka.
Ketika mereka mendudukkanku dalam keadaan dirantai, pemimpin penjara itu
mengatakan kepadaku: Informasi apa yang kamu miliki? Silahkan sampaikan pengakuanmu
…
Maka
dengan dingin aku katakan kepada mereka: Aku tahu bahwa kalian malu tidak mendapatkan informasi
tentang orang yang melakukan peledakan itu. Akan tetapi aku akan merelakan diriku untuk
kalian. Aku akan memberikan pengakuan bahwa akulah yang melakukan peledakan itu dan aku siap menebus tanggung jawab itu dengan
nyawaku.” Ketika aku tanyakan kepada Syaikh Yusuf, lanjut Syaikh Isa bin Sa’ad, kenapa beliau melakukan hal itu,
beliau menjawab: “Demi Alloh kami tidak sanggup merasakan penyiksaan. Iman kami hampir-hampir rusak karenanya. Maka kematian itu
lebih ringan bagi kami daripada penyiksaan.” Syaikh Yusuf melanjutkan: Ketika
aku selesai berbicara pimpinan penjara langsung melemparkan asbak kaca ke wajahku, dan
mengatakan: Keluarkan dan beri pelajaran dia!..
Kemudian
penyiksaan yang luar biasa pun terus berlanjut sampai akhirnya Alloh berkenan untuk menyingkap
siapa aktor peledakan yang sebenarnya sesuai pengakuan reserse. Syaikh Yusuf bercerita
kepadaku: Suatu saat aku dibawa menghadap kepada polisi. Lalu dengan bisik-bisik dia mengatakan kepadaku: Kusampaikan kabar
gembira kepadamu. Kami telah mengetahui aktor peledakan yang sebenarnya. Dia bukan dari
kelompokmu akan tetapi dari kalangan Rofidloh (Syi'ah) akan tetapi jangan kamu beritahukan
kepada siapapun..!! Kemudian mereka
mengembalikanku ke dalam sel.
Mulai
saat itu penyiksaan kepada para pemuda mujahidin berhenti, khususnya yang terkait dalam kasus
peledakan. Kemudian pimpinan penjara mengumpulkan semua petugas dan mengatakan kepada
mereka: Berikan kepada masing-masing tersangka peledakan tuduhan lain yang dapat menjerat mereka secara hukum!! Benar saja,
masing-masing ikhwah diberikan satu tuduhan baik berupa takfir (suka
mengkafirkan orang Islam) atau yang lainnya. Kemudian mereka dijatuhi hukuman oleh pengadilan
syariat Saudi ..
Kemudian
setelah itu Syaikh Yusuf tinggal di penjara. Di mana beberapa waktu pernah beliau dikumpulkan bersama
orang-orang Rofidloh (Syi'ah) yang diantaranya ada yang setingkat ayatulloh
atau sayyid. Di sana Syaikh Yusuf berdialog dan berdiskusi dengan mereka
sampai-sampai ayatulloh mereka melarang orang-orang Rofidloh lainnya
untuk mendekatinya atau bergaul dengannya. Syaikh Yusuf berkata: Pernah suatu saat aku pura-pura tidur.
Lalu ayatulloh mereka mulai berbicara dan
menyampaikan ceramah kepada Rofidloh lainnya. Lalu aku dengarkan ceramahnya sampai
ketika aku mendapatkan kesempatan yang tepat aku bangun dan membantah ceramah-ceramahnya .. Mereka semua terkagum dengan
Syaikh Yusuf karena kuatnya hujjah dan penjelasan beliau. Setelah itu Syaikh Yusuf dipindah
ke penjara umum bersama Ahlus Sunnah. Setelah berjalan beberapa waktu Syaikh Yusuf
mogok makan karena beliau ingin disel (penjara individu) saja supaya beliau dapat menggunakan waktu secara maksimal
dan dapat menyendiri dengan
Robbnya. Maka permintaannyapun dipenuhi sehingga beliau tinggal di
dalam sel selama satu setengah tahun lebih. Setelah itu beliau bebas …
Katika
aku bertanya kepada Syaikh Yusuf mengenai kehidupannya di sel dan apakah beliau merasa bosan?
Beliau menjawab dengan satu kata: Demi Alloh aku tidak memiliki waktu untuk mandi kacuali
mandi janabat dan aku tidak tidur kecuali sedikit. Aku berpacu dengan
waktu!!..
Di sel beliau gunakan waktu untuk menghafal dan
membaca buku-buku ilmiyah. Maka beliau hafal Al Qur'an secara
lancar dan tepat, hafal Shohih Al Bukhori
dan Muslim, beliau konsentrasi membaca dan mentelaah kitab-kitab para ulama' (silahkan baca postingan
sebelum ini “Metode Baru Kuliah Ilmu-ilmu Keislaman: Hafal Al-Qur’an dan 8 Induk Kitab Hadits dalam Waktu 4 Tahun”), sehingga pada suatu hari pernah seorang
penjaga mengatakan kepada beliau: Demi Alloh aku kasihan dengan
kondisimu ..?!
Maka
Syaikh Yusuf mengatakan kepadanya: Demi Alloh justeru akulah yang kasihan dengan kondisimu.
Hendaknya kamu tahu bahwa seandainya ditawarkan kepadaku bahwa sehari itu
diperpanjang menjadi 28 jam pasti aku setuju karena saat ini aku tengah mencari waktu,
wahai orang yang malang!!.
Hal itu
karena penjaga itu merasa heran dengan kondisi Syaikh Yusuf dalam membaca dan menelaah. Di mana
beliau tidak keluar untuk berjemur atau untuk yang lainnya kecuali untuk kepentingan
yang mendesak, karena saking kuatnya keinginan beliau dalam memanfaatkan
waktu secara maksimal. Syaikh Yusuf pernah mengatakan kepadaku: Demi Alloh aku pernah merasakan hidup dalam keimanan dan kenikmatan di
dalam penjara, di mana tidak ada yang mengetahui kenikmatan tersebut kecuali Alloh.
Dan tatkala datang utusan yang menyampaikan kebebasanku dari penjara, tanpa sadar aku gertak dia: Semoga Alloh tidak akan memberikan kabar
gembira kepadamu!! Itu saya lakukan di luar kesadaranku akan tetapi itu ku lakukan
karena saking besarnya kenikmatan yang aku dapatkan dalam penjara, dan betapa besarnya ilmu yang ku dapatkan dalam penjara.
Dan
ketika Syaikh Yusuf bebas dari penjara beliau teruskan hubungan beliau dengan jihad dan mujahidin,
khususnya dengan Syaikhul Mujahidin Usamah bin Ladin rohimahulloh.
Kemudian
datanglah peristiwa Chechnya, dan beberapa saat sebelumnya peristiwa Dagestan, maka Syaikh
Yusuf pun mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mereka. Beliau menulis berbagai
kajian syar'i untuk situs Shoutul Jihad. Untuk situs itu beliau menulis buku-buku
sebagai berikut: Hidayatul Hayaro Fi Hukmil Usaro, Al 'Amaliyat Al
Istisyhadiyah Intiharun Am Syahadah, dan juga kajian-kajian strategis lainnya di mana
yang terakhir adalah buku yang berjudul
'Amaliyatul Masrohi Fi Moskow Wa Madza Istafada Minha Al Mujahidun.
Syaikh
Yusuf juga menjalin hubungan dengan Komandan Khothob dan melakukan surat-menyurat mengenai
persoalan militer. Di mana Syaikh Yusuf memberikan taktik-taktik militer yang cemerlang
yang mencengangkan setiap orang yang bergaul dengannya atau membacanya … di antaranya adalah beliau pernah berkirim surat kepada
Khothob seusai perang konvensional yang pertama yang kemudian disusul dengan perang
gerilya, di mana ketika itu kondisi mujahidin semakin sulit. Maka Syaikh Yusuf mengirim surat kepada komandan Khothob yang isinya
adalah 18 prediksi perang dan apa yang harus mereka lakukan untuk masing-masing dari yang
diprediksikan tersebut. Komandan Khothob pun banyak mengambil manfaat dari surat tersebut dan berterima kasih banyak kepada
Syaikh Yusuf.
Syaikh
Yusuf juga memiliki andil dalam mengumpulkan dana untuk mujahidin Chechnya. Di mana beliau berhasil
mengumpulkan dana yang banyak sekali. Dan dalam rangka itu, terjadilah banyak kasus
yang sangat disayangkan antara beliau dengan beberapa ulama'. Di mana para ulama' tersebut mengabaikan beliau dan tidak mau membantunya.
Misalnya adalah pengalaman beliau bersama Syaikh Salman Al 'Audah (semoga Alloh mengampuni kami dan beliau-Red). Di mana ketika itu Komandan
Khothob mengatakan kepada para ikhwah
pada saat masih di Dagestan: Berikan satu juta dollar supaya kami dapat
bertahan melawan Rusia sampai akhir musim dingin ..
Maka
Syaikh Yusuf pun pergi menemui seorang kaya, dan orang kaya itupun bersedia untuk memberikan 8 juta
real kepadanya akan tetapi dengan syarat Syaikh Salman mau membuat memo kepadanya atau
menelponnya. Maka Syaikh Yusuf pun pergi menemui
Salman Al 'Audah akan tetapi usahanya ini tidak membuahkan hasil. Syaikh Salman selalu
mengulur-ulur waktu kemudian pada akhirnya mengatakan kepada Syaikh Yusuf: Sebenarnya aku ini sama sekali tidak senang dengan
persoalan Chechnya.!!
Demikianlah.
Syaikh Yusuf meneruskan langkah jihadnya yang penuh dengan pengorbanan dan kerja keras yang
hanya sedikit saja orang yang mampu melakukannya.
Hubungan
Syaikh Yusuf dengan persoalan Chechnya pun terus berlanjut. Akan tetapi semakin mengecil karena
beliau tersibukkan dengan persoalan Afghanistan dan pemerintahan Tholiban. Ketika
itu beliau mencurahkan kebanyakan waktunya untuk mempelajari gerakan ini dan kredibilitasnya. Kemudian datanglah hari-hari yang
penuh berkah di mana patung-patung Budha di Afghanistan dihancurkan. Maka Syaikh
Yusufpun memusatkan perhatiannya kepada persoalan ini dan membuat proyek-proyek buka puasa dan penyembelihan qurban di
Afghanistan. Kemudian beliau menghubungi Amirul Mukminin dan para menteri Tholiban,
kemudian Syaikh Yusuf berusaha untuk menghubungkan mereka semua dengan Syaikh Hamud bin 'Uqla' rohimahulloh. Pada
musim haji tahun 1421 H Syaikh Yusuf bertemu dengan beberapa menteri Tholiban yang datang
untuk menunaikan haji dan beliau bersama para menteri tersebut hendak membuat hubungan telpon antara Amirul Mukminin dengan
Syaikh Hamud bin 'Uqla' rohimahulloh, tepatnya setelah hari-hari tasyriq jam 9
sore. Syaikh Yusuf mengatakan kepadaku: Kami berangkat meninggalkan Mekah sementara kami berpacu dengan waktu. Sementara kami
tidak memiliki pilihan lain selain melanjutkan perjalanan karena Syaikh Hamud
berada di Qoshim. Sementara kami dalam keadaan kecapaian. Maka aku putuskan untuk
mengemudikan mobil secara bergantian. Jika dia mengemudikan mobil maka aku usahakan tidur, kemudian aku mengemudikan mobil dan dia
istirahat .. Kami pun terus meneruskan perjalanan sampai akhirnya aku ketiduran dan
tidak terbangun kecuali ketika mobil sudah terbalik setelah menabrak onta peliharaan. Maka kamipun akhirnya gagal untuk bertemu. Dan
sebenarnya selama itu telah terjadi sebuah peristiwa yang unik bersama para petugas
reserse, akan tetapi atas bimbingan Alloh beliau telah bebas satu bulan sebelum
peristiwa 11 september, untuk suatu perkara yang Alloh inginkan.
Dan
tatkala beliau bebas dari penjara, beliau memiliki jasa yang besar dalam menulis mengenai jihad, mengupas
berbagai persoalannya berdasarkan dalil syar'i, membelanya dan membantah berbagai
syubhat yang disebarkan oleh para mukhodzil (pelemah semangat jihad) dan munafik. Beliau juga
ikut aktif di beberapa forum paltalk
dengan nama Azzam.
Syaikh
Yusuf rohimahulloh sibuk untuk melatih para pemuda dan menghasung mereka agar pergi ke Afghanistan
untuk bergabung dengan kamp-kamp latihan di sana. Beliau menerbitkan empat kaset rekaman
untuk mengobarkan semangat jihad dan i'dad. Di antaranya adalah sebuah kaset rekaman yang memuat materi fikih dengan suara
beliau.
Kemudian
terjadi peristiwa besar dalam sejarah Afghanistan yaitu dibunuhnya komandan yang keji Ahmad Syah
Mas'ud. Ketika itu kegembiraan Syaikh Yusuf tidak terbayang. Aku ingat ketika itu aku
lewat di depannya lalu aku bertanya kepadanya ada informasi apa?
Beliau
menjawab bahwa Syaikh Usamah mengatakan kepada para ikhwah: Siapakah yang dapat menyelesaikan
Ahmad Syah Mas'ud untukku, karena dia telah menyakiti Alloh dan Rosul-Nya. Maka
beberapa ikhwah berangkat atas kesadaran mereka sendiri untuk membunuhnya
dengan hanya mengharap pahala dari Alloh yang Mahamulia. Maka datanglah informasi yang menggembirakan sebagaimana yang
telah kalian dengar …
Setelah
itu terjadilah serangan yang penuh berkah di Amerika, sarang kekafiran. Maka rasa-rasanya
Syaikh Yusuf mau terbang lantaran senangnya. Ketika itu aku menghubungi Syaikh Yusuf, beliau
mengatakan kepadaku bahwa beliau sedang ada pertemuan dengan para ulama' Qoshim. Di sana ada beberapa ulama' yang mengkritisi
serangan yang terjadi di Amerika itu!!
Beliau
juga menceritakan kepadaku mengenai beberapa diskusi dan pertemuan dengan para ulama' tersebut yang
akhirnya dapat menimbulkan dampak yang baik pada mereka dalam mendukung jihad dan
mujahidin.
Setelah
itu Syaikh mulai menulis bukunya yang bagus yang berjudul Haqiqotul Harbish Sholibiyah, dalam buku itu beliau
mengemukakan dalil-dalil amaliyah istisyhadiyah dan membantah berbagai syubhat
yang muncul seputar persoalan ini. Di dalam buku itu beliau juga menghasung umat agar bangkit dari
kelalaian yang tengah kita alami. Ini
merupakan buku bagus dalam persoalan ini, yang ditulis oleh Syaikh Yusuf selama
sembilan atau sepuluh hari!!
Sampai-sampai
tatkala buku itu sampai kepada Syaikh Usamah, beliau mengatakan kepada para ikhwah:
Sepertinya buku ini telah ditulis sebelum terjadi serangan. Karena tidak mungkin buku ini
ditulis secapat itu!!
Padahal
aku berani bersumpah demi Alloh bahwa Syaikh Yusuf tidak menulis buku itu kecuali setelah
peristiwa serangan tersebut, akan tetapi beliau memang berkonsentrasi penuh sampai
akhirnya beliau menyelesaikan kajian fikih, hadits dan ushul fikih ini yang tidak
ada seorangpun dapat membantahnya.
Demikianlah,
Syaikh Yusuf itu banyak jasanya dalam memperbanyak barisan ulama' yang mendukung serangan 11
september karena alasan-alasan ilmiyah yang beliau ungkapkan dalam buku tersebut,
dengan menggunakan ungkapan yang sederhana namun serius dan sarat dengan dalil-dalil dari Al Qur'an
dan Sunnah.
Dan ketika
beliau selesai menulis buku tersebut, beliau langsung melakukan koreksi akhir terhadap bukunya yang berjudul
Al Mizan Li Harokati Tholiban. Kemudian selesai dan beliau sebarkan.
Demikianlah
tulisan-tulisannya terus bergulir ibarat air yang mengucur, yang memancarkan cahaya Al Qur'an dan
Sunnah, di antaranya adalah:
1-
Daurun Nisa' Fi Jihadil A'da' yang diterbitkan secara ilegal dengan menggunakan nama 'Abdulloh Az
Zaid.
2-
Tsawabit 'Ala Thoriqil Jihad, dalam buku ini beliau menulis prinsip-prinsip jihad yang ditulis dalam beberapa
seri yang terpisah-pisah.
Juga
tulisan-tulisan lainnya yang disebarkan di Markaz Ad Dirosat dan di forum-forum umum di internet.
Di antara hal yang sangat
menyedihkan Syaikh Yusuf adalah para ulama' yang acuh dengan jihad, sampai-sampai
pada suatu saat aku ingat ketika aku berbincang-bincang dengan beliau mengenai sikap
acuh para ulama' terhadap jihad, beliau berbicara dengan kata-kata yang sangat berkesan kemudian
beliau menangis!!.
Oleh
karena itulah beliau menulis berbagai buku dan bantahan di mana tujuan pokok Syaikh Yusuf adalah membela
kehormatan saudara-saudara kita mujahidin yang berada di daerah-daerah perbatasan (tsughur).
Beliau
juga berperan aktif dalam menulis serial perang salib terhadap Irak yang diangkat di situs Ad Dirosat, di
sana beliau memiliki peran yang sangat besar bahkan tulisan-tulisan beliau di sana hampir
mencapai 80%.
Beliau
dikaruniai Alloh dengan ungkapan yang sangat mendalam, sabar dan ulet yang menjadikan beliau tidak
henti-hentinya dalam membuat tulisan-tulisan syar'i dan analisa-analisa
politik, semoga Alloh merahmati beliau dengan rahmat yang seluas-luasnya.
Memang
Syaikh Yusuf sendiri telah dikenal di kalangan banyak ulama' memiliki sifat-sifat tersebut, di
mana mereka mengakui bahwa Syaikh Yusuf adalah orang yang memiliki kelebihan dan
keunggulan dalam hal itu.
Syaikh
Yusuf adalah orang yang sangat ulet dan sabar dalam menghadapi berbagai musibah dan kasus.
Seringkali beliau diuji dengan kawan dan orang yang ia cintai di medan jihad
yang mati syahid, terluka dan tertawan. Akan tetapi meskipun demikian beliau tetap ridlo
dengan ketetapan dan taqdir Alloh, serta pasrah kepada apa yang telah ditetapkan
oleh Robbnya terhadap dirinya.
Syaikh
Yusuf adalah orang yang berhati lembut, berperasaan sensitif dan cepat mengalirkan air mata. Khususnya
apabila bercerita tentang mujahidin dan pengorbanan di jalan Alloh. Sungguh aku tidak
akan lupa ketika beliau menceritakan Abu Hajir Al 'Iroqi yang ditahan di penjara Amerika mengenai profil dan pengorbanannya,
kemudian beliau menangis terisak-isak!!.
Apabila
beliau menyampaikan nasehat terdengar suara tangis dan khusyu', khususnya apabila mengingatkan
mengenai Alloh, akherat, jihad dan mati syahid di jalan Alloh.
Beliau
juga menegaskan akan hubungan jihad dan perasaannya dengan aqidah yang benar dan dengan ilmu
syar'i. Beliau mengatakan bahwa kita harus menjelaskan kepada manusia bahwa jihad itu
tidak lain adalah usaha untuk merealisasikan
tauhid dan mewujudkan konsekuensi-konsekuensi kalimat syahadat laa ilaaha illalloh Muhammad rosululloh. Kita harus ikat manusia dengan perkara ini supaya dari
satu sisi mereka mengetahui pentingnya jihad, dan dari sisi yang lain agar
mereka tetap teguh di jalan ini. Beliau selalu mengingatkanku dengan perkataan
Syaikh 'Abdulloh 'Azzam rohimahulloh mengenai hal ini: Gambaran yang engkau bawa
ke medan jihad lain dengan gambaran yang engkau bawa pulang dari medan jihad. Maksudnya adalah sejumlah orang pergi ke medan
jihad hanya karena terdorong emosi saja terhadap sebuah gambaran yang ia lihat berupa
penyiksaan orang Islam atau pemerkosaan wanita muslimah. Emosi semacam ini memang baik akan tetapi yang lebih baik adalah hendaknya
seorang mujahid itu berangkat berjihad berdasarkan sebuah keyakinan yang mendalam terhadap
wajibnya menempuh jalan jihad ini dan sejauh mana hubungannya dengan aqidah tauhid, serta menghidupkan tekad untuk
menyerbarkannya di tengah-tengah manusia, dan menegakkan daulah yang
melaksanakan dan merealisasikan jihad.
Seluruh kenikmatan dunia ini telah terpampang di
hadapan Syaikh Yusuf. Akan tetapi ia talak tiga semua itu, beliau lebih memilih untuk
hidup sebagai orang yang mulia sampai ia meraih
apa yang ia inginkan. Ayahnya seorang saudagar yang Alloh berikan kesuksesan. Akan
tetapi Yusuf tidak memiliki perhatian terhadap dunia. Yusuf sendiri mendapatkan dukungan dan ridlo
dari ayahnya terhadap kehidupan jihad
yang ia pilih itu. Terlebih lagi ibunya. Ia sering kali memberikan dukungan dan pengukuhan,
bahkan senantiasa memberi nasehat kepada Syaikh Yusuf agar tidak menyerahkan diri ..
Sungguh demi Alloh, ia adalah seorang ibu
yang mulia yang melahirkan seorang pahlawan gagah berani yang tidak takut mati ..
Syaikh
Yusuf adalah orang yang sangat tawadlu', sampai-sampai ia tidak menghargai dirinya sendiri. Dan
jika engkau bersanding dengan beliau, pasti beliau meyakini bahwa engkau adalah orang yang
lebih mengerti dan lebih paham daripada dirinya. Ia tidak suka untuk mendahului dalam berbicara khususnya terhadap orang yang
berilmu atau seorang penuntut ilmu. Ketawadlu'annya ini bukanlah sesuatu yang
dibuat-buatnya akan tetapi ini merupakan watak bawaannya yang Alloh anugerahkan kepada beliau.
Beliau
ini adalah ibarat esiklopedi ilmiyah dalam semua persoalan. Jika ia berbicara mengenai ilmu syar'i tentu
engkau akan mengatakan bahwa ia adalah seorang ulama' yang faqih. Dan apabila ia
berbicara mengenai persoalan politik pasti engkau akan mengatakan bahwa ia adalah
seorang politikus yang handal. Selain itu beliau juga memiliki perhatian menganai ilmu computer dan programming. Beliau juga menguasai ilmu-ilmu
militer sebagaimana seorang komandan yang cerdik. Beliau juga menguasai tophographi, teghnologi dan elektronik.
Alloh
berikan anugerah kepadanya untuk diterima di hadapan manusia. Sehingga tidak ada seorangpun
yang bertemu dengannya kecuali pasti orang tersebut akan mencintai Syaikh Yusuf. Aku belum
pernah menemukan seorangpun yang mencela beliau dari sisi akhlaq atau karakter, akan
tetapi justeru beliau diterima di
hadapan manusia karena beliau memiliki akhlaq yang baik dan perilaku yang bersih,
demikianlah beliau dalam pandangan kami dan hanya Alloh sajalah yang tahu. Nahsabuhu
kadzalik wa la nuzakki 'alallohi ahada.
Beliau
rohimahulloh senantiasa mengajak para pemuda dan mujahidin agar meninggalkan kemewahan dan
kenikmatan, dan beliau mengajak mereka untuk hidup secara sederhana agar jiwa itu terbiasa
untuk sabar dan memikul kesusahan di bumi jihad. Pernah selama berhari-hari beliau tidak makan kecuali sedikit padahal beliau
adalah orang yang berkecukupan, akan tetapi beliau ingin membiasakan diri untuk hidup susah.
Beliau
adalah orang yang dermawan, tidak merasa berat untuk memberi dan berkorban kepada
saudara-saudaranya. Namun demikian beliau adalah orang yang kuat memegang amanah dan
sungguh-sungguh dalam menjaga harta mujahidin yang ada di tangannya sehingga ia
berikan harta itu kepada orang yang berhak atas harta tersebut.
Beliau
masuk DPO Saudi atas permintaan Amerika. Mereka meminta agar beliau menyerahkan diri selama
satu tahun lebih, namun beliau menolak untuk menyerahkan diri atau menghinakan diri dalam
persoalan agama. Al Hamdulillah, beliau melakukan hal itu dan selama itu beliau
dapat melakukan banyak jasa besar untuk Islam dan umat Islam, di mana jasa-jasa itu sewajarnya tidak dapat dilakukan
kecuali dalam tempo lima tahun!!..
Aku
sampaikan itu semua bukan untuk melebih-lebihkan, demi Alloh bukan. Akan tetapi ini adalah sebagai
informasi mengenai apa yang aku lihat, bahkan ini hanya sebagian dari apa yang
kulihat .. Pernah selama berjam-jam beliau tidak istirahat atau tidur. Bahkan terkadang
selama beberapa hari beliau tidak tidur .. di dalam jadwal hariannya tidak ada
waktu tidur kecuali hanya sedikit yang hanya cukup untuk menegakkan tulang
punggungnya.
Selama
satu tahun itu beliau hidup sebagai buronan yang senantiasa waspada terhadap musuh siang dan malam.
Senjatanya tidak pernah berpisah dengannya. Dia selalu siap siaga dan hati-hati.
Beliau
pernah mengatakan kepadaku: Akhi, kita ini bukan orang yang lebih mulia daripada para sahabat Rosul
SAW, di mana mereka hidup di Madinah dalam keadaan takut dan was-was sampai mereka
dapat mengusir orang-orang Yahudi dari sana. Lalu beliau menyampaikan kepadaku perkataan seorang sahabat:
Wahai
Rosululloh, tidak ada yang ada pada diri kami selain perasaan takut, sementara masing-masing kita
senantiasa memanggul pedang di atas pundaknya.
Beliau
menghibur diri dengan kondisi para sahabat ridlwanullohu 'alaihim.
Syaikh
Yusuf jarang sekali melihat keluarganya --- bapak-ibunya ---. Sampai pada masa-masa terakhir ketika
perburuan semakin ketat hubungan mereka terputus sama sekali. Bahkan hubungan beliau
dengan ketiga puterinya juga terputus. Puterinya yang paling besar namanya adalah Maryam. Pada
hari-hari terakhir beliau menulis sebuah
syair yang sangat berkesan untuk mereka, yang dicantumkan dalam surat beliau
sebelum beliau mati syahid dalam sebuah perlawanan yang maksimal. Beliau lebih memilih
mati di jalan Alloh daripada ditawan oleh Thoghut Saudi, semoga Alloh menyegerakan siksaannya terhadap para thoghut itu. Dalam hal ini
beliau meneladani seorang sahabat mulia ketika tertangkap musuh: Adapun aku,
pada hari ini aku tidak akan mau tunduk dalam penguasaan orang kafir. Dengan begitu seolah-olah beliau
mengatakan:
Aku
tidak peduli ketika aku terbunuh sebagai orang muslim …
Pada
sisi mana aku tersungkur di jalan Alloh …
Itu
semua hanya untuk Dzat Alloh, dan jika Ia kehendaki …
niscaya
memberkati persendian-persendian tubuh yang terpotong-potong …
Abu
Muhammad (Syaikh Yusuf) telah pergi meninggalkan kita, sementara beliau adalah orang yang
tersembunyi dan tidak dikenal oleh banyak manusia. Namun semua itu tidak ia hiraukan
selama Alloh mengenalnya. Dan semua jasa-jasanya yang besar untuk membela Islam
dan membantu mujahidin kelak akan menjadi saksi bahwa beliau adalah termasuk orang
pilihan dari umat Islam hari ini.
Dengan
demikian berakhirlah kehidupan seorang pemuda dan seorang Syaikh dari kalangan pemuda Islam, yang
terkumpul padanya berbagai keutamaan. seperti ilmu, dakwah, jihad, dan
ibadah yang terbaik insya Alloh. Beliau telah meraih apa yang dirindukan oleh
setiap pemuda yang mengenal jalan petunjuk, maka selamat berbahagia wahai Abu Muhammad ..
Sungguh
kami menangisimu melebihi tangisan kami kepada banyak orang-orang yang kami
cintai ..
Kami menangisimu dan kami berharap apa yang di sisi
Alloh lebih baik untukmu ..
Namun dahulu kami mengharapkan dirimu hidup
menyertai umat Islam yang malang ini, yang tidak mendapatkan orang membelanya
dan menegakkan syariat Alloh pada mereka kecuali sedikit orang …
Sungguh kami takkan melupakanmu wahai Abu Muhammad
.. Demi Alloh, orang yang pernah hidup bersamamu pasti akan sulit untuk mengabaikan
pengaruhmu pada kehidupannya.
Kami melihat dirimu telah berbuat sesuatu untuk membela
jihad, yang tidak dapat dilakukan oleh berbagai organisasi dan orang-orang yang
bekerja secara konsentrasi.
Sungguh engkau adalah teladan yang langka, semua
waktumu engkau berikan untuk jihad dan mujahidin.
Semoga Alloh merahmatimu wahai Abu Muhammad ..
Semoga Alloh merahmatimu wahai Abu Muhammad ..
Semoga Alloh merahmatimu wahai Abu Muhammad ..
Sumber : Disadur
dari majalah Shoutul Jihad edisi 1 dan 2 yang ditulis oleh Syaikh Asy Syahid 'Isa bin Sa'ad Al 'Usyin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar