Ini bukanlah kisah cinta yang penuh romantisme. Tapi
kisah tentang begitu dahsyatnya pengaruh Al Qur’an bagi hati manusia, manakala
cahaya hidayah telah meneranginya. Cerita ini saya kutip dari buku monumental
karya Syekh Muhammad Rahmatullah al Kairanawi berjudul “Izhar Al Haq”, sebuah buku yang berhasil mengubah Syekh Ahmad
Deedat dari seorang penjaga toko klontong menjadi seorang kristolog ulung.
Ketika membantah tudingan sebagian ilmuwan nasrani pada
otensitas Al Qur’an sebagai kalam Alloh Subhanahu
wa Ta’ala, syekh mengajukan 12 bukti bahwa Al Qur’an itu memang benar-benar
firman Alloh. Pada bukti ke-12, syekh menjelaskan bagaimana Al Qur’an
menimbulkan rasa takut, yang menghampiri hati dan telinga para pendengar dan
pembacanya. Perasaan ini kadang juga menimpa orang yang tidak memahami makna
dan tafsiran Al Qur’an. Mereka ada yang langsung masuk Islam, ada yang
meneruskan kekafirannya dan ada pula yang tetap kafir pada waktu itu tapi
kemudian kembali lagi kepada Robb-nya.
Di antaranya syekh menuturkan cerita Nurullah Asy
Syuwistari dalam buku tafsirnya, “Ketika ‘Allamah ‘Ali Al Qusyaji berangkat
dari belakang sungai menuju Roma, datanglah kepadanya seorang pendeta Yahudi
untuk memastikan kebenaran Islam. Pendeta itu lalu mendekatinya selama satu
bulan, tetapi sampai saat ini pendeta itu tidak menyampaikan (argumen) satu
dalilpun dari dalil-dalil yang disampaikan ‘Allamah kepadanya.
Hingga suatu subuh, ketika ‘Allamah sedang sibuk membaca
Al Qur’an di teras atas rumahnya (padahal suaranya sangat tidak enak). Ketika
itu orang tersebut memasuki pintu dan mendengar bacaan Al Qur’an, lalu Al
Qur’an memberikan pengaruh besar untuk jiwanya.
Setelah sampai kepada ‘Allamah, orang itu berkata,
“Sesungguhnya aku akan masuk Islam.” Maka ‘Allamah menuntunnya bersyahadat
sebagai ikrar masuknya pendeta itu ke dalam Islam, kemudian ia menanyakan
sebabnya. Maka ia menjawab, “sepanjang umurku, aku tidak pernah mendengar suara
yang memuakkan seperti suaramu. Ketika itu aku sampai di pintu dan mendengar
ayat Al Qur’an darimu. Lalu itu menimbulkan pengaruh besar dalam diriku, maka
aku mengetahui bahwa itu adalah wahyu.”
Syekh Rahmatullah juga memaparkan salah satu episode
pertemuan Ja’far Ath Thoyyar rodhiyallohu
anhu dengan Raja Najasyi dari sebagian kisah shahabat yang berhijrah ke
negeri Habasyah (Etiopia). Diriwayatkan ketika Ja’far sedang membacakan Al
Qur’an di hadapan Raja Najasyi dan shahabat-shahabatnya, mereka menangis tanpa
henti-hentinya sampai Ja’far menyelesaikan bacaannya.
Diriwayatkan juga bahwa Raja Habasyah mengutus 70 orang
dari para cendekiawan Kristen kepada Rasululloh Sholollohu alaihi wassalam. Maka beliau membacakan surat Yasin
kepada mereka, sehingga mereka pun menangis dan beriman. Berkenaan dengan
peristiwa itu atau salah satunya, turunlah firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala, “Dan
apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rosul, kamu melihat mata
mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka
ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata, ‘Ya Robb kami, kami
telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas
kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad Sholollohu alaihi wassalam).” (Al
Maidah: 83)
Berkenaan dengan bagaimana bacaan Al Qur’an mempengaruhi
pendengarnya, bahkan pada mereka yang tidak mengerti bahasa arab, ada
penelitian menarik dari Dr Ahmad Al Qodhi. Penelitian dilakukan di kota Panama
wilayah Florida, Amerika Serikat, pada tiga kelompok manusia dengan tujuan
melihat dampak bacaan Al Qur’an pada organ tubuh manusia. Mereka terdiri dari
muslim yang bisa berbahasa arab, muslim yang tidak bisa berbahasa arab dan
non-Islam yang tidak bisa berbahasa arab.
Penelitian ini menggunakan seperangkat peralatan elektronik
dengan ditambah komputer untuk mengukur gejala-gejala perubahan fisiologis pada
responden selama mereka mendengarkan bacaan Al-Qur'an. Pada semua kelompok responden tersebut
dibacakan sepotong ayat Al-Qur'an dalam bahasa Arab dan kemudian dibacakan
terjemahnya dalam bahasa Inggris.
Dan pada setiap kelompok ini diperoleh data adanya dampak yang bisa ditunjukkan tentang Al-Qur'an, yaitu 97% percobaan berhasil menemukan perubahan dampak tersebut. Dan dampak ini terlihat pada perubahan fisiologis yang ditunjukkan oleh menurunnya kadar tekanan pada syaraf secara sprontanitas. Hasil penelitian ini pernah dipresentasikan oleh Dr Al Qodhi pada sebuah muktamar tahunan ke-17 di Univ. Kedokteran Islam di Amerika bagian utara yang diadakan di kota Saint Louis Wilayah Mizore, Agustus 1984.
Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah perangkat studi dan evaluasi terhadap tekanan syaraf yang ditambah dengan komputer jenis Medax 2002 (Medical Data Exuizin) yang ditemukan dan dikembangkan oleh Pusat Studi Kesehatan Univ. Boston dan Perusahaan Dafikon di Boston. Perangkat ini mengevaluasi respon-respon perbuatan yang menunjukkan adanya ketegangan melalui salah satu dari dua hal: (i) Perubahan gerak nafas secara langsung melalui komputer, dan (ii) Pengawasan melalui alat evaluasi perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh. Perangkat ini sangat lengkap dan menambah kian kuatnya validitas hasil evaluasi.
Perangkat lainnya:
Dan pada setiap kelompok ini diperoleh data adanya dampak yang bisa ditunjukkan tentang Al-Qur'an, yaitu 97% percobaan berhasil menemukan perubahan dampak tersebut. Dan dampak ini terlihat pada perubahan fisiologis yang ditunjukkan oleh menurunnya kadar tekanan pada syaraf secara sprontanitas. Hasil penelitian ini pernah dipresentasikan oleh Dr Al Qodhi pada sebuah muktamar tahunan ke-17 di Univ. Kedokteran Islam di Amerika bagian utara yang diadakan di kota Saint Louis Wilayah Mizore, Agustus 1984.
Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah perangkat studi dan evaluasi terhadap tekanan syaraf yang ditambah dengan komputer jenis Medax 2002 (Medical Data Exuizin) yang ditemukan dan dikembangkan oleh Pusat Studi Kesehatan Univ. Boston dan Perusahaan Dafikon di Boston. Perangkat ini mengevaluasi respon-respon perbuatan yang menunjukkan adanya ketegangan melalui salah satu dari dua hal: (i) Perubahan gerak nafas secara langsung melalui komputer, dan (ii) Pengawasan melalui alat evaluasi perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh. Perangkat ini sangat lengkap dan menambah kian kuatnya validitas hasil evaluasi.
Perangkat lainnya:
·
Program
komputer yang mengandung pengaturan pernafasan dan monitoring perubahan
fisiologis dan printer.
·
Komputer
Apple 2, yaitu dengan dua floppy disk, layar monitor dan printer.
·
Perangkat
monitoring elektronik yang terdiri atas 4 chanel: 2 chanel untuk mengevaluasi elektrisitas
listrik dalam otot yang diterjemahkan ke dalam respon-respon gerak syaraf otot;
satu chanel untuk memonitor arus balik listrik yang ke kulit; dan satu chanel
untuk memonitor besarnya peredaran darah dalam kulit dan banyaknya detak
jantung dan suhu badan.
Berdasarkan
elektrisitas listrik dalam otot-otot, maka ia semakin bertambah yang
menyebabkan bertambahnya cengkeraman otot. Dan untuk memonitor
perubahan-perubahan ini menggunakan kabel listrik yang dipasang di salah satu
ujung jari tangan.
Adapun monitoring volume darah yang mengalir pada kulit sekaligus memonitor suhu badan, maka hal itu ditunjukkan dengan melebar atau mengecilnya pori-pori kulit. Untuk hal ini, menggunakan kabel listrik yang menyambung di sekitar salah satu jari tangan. Dan tanda perubahan-perubahan volume darah yang mengalir pada kulit terlihat jelas pada layar monitor yang menunjukkan adanya penambahan cepat pada jantung. Dan bersamaan dengan bertambahnya ketegangan, pori-pori mengecil, maka mengecil pulalah darah yang mengalir pada kulit, dan suhu badan, dan detak jantung.
Metode dan Keadaan yang digunakan:
Percobaan dilakukan selama 210 kali kepada 5 responden: 3 laki-laki dan 2 perempuan yang berusia antara 40 tahun dan 17 tahun, dan usia pertengahan 22 tahun. Dan setiap responden tersebut adalah non-muslim dan tidak memahami bahasa Arab.
Adapun monitoring volume darah yang mengalir pada kulit sekaligus memonitor suhu badan, maka hal itu ditunjukkan dengan melebar atau mengecilnya pori-pori kulit. Untuk hal ini, menggunakan kabel listrik yang menyambung di sekitar salah satu jari tangan. Dan tanda perubahan-perubahan volume darah yang mengalir pada kulit terlihat jelas pada layar monitor yang menunjukkan adanya penambahan cepat pada jantung. Dan bersamaan dengan bertambahnya ketegangan, pori-pori mengecil, maka mengecil pulalah darah yang mengalir pada kulit, dan suhu badan, dan detak jantung.
Metode dan Keadaan yang digunakan:
Percobaan dilakukan selama 210 kali kepada 5 responden: 3 laki-laki dan 2 perempuan yang berusia antara 40 tahun dan 17 tahun, dan usia pertengahan 22 tahun. Dan setiap responden tersebut adalah non-muslim dan tidak memahami bahasa Arab.
Dan
percobaan ini sudah dilakukan selama 42 sesi, dimana setiap sesinya dilakukan
5 kali percobaan,
sehingga jumlah keseluruhannya 210 percobaan. Kepada responden dibacakan ayat Al-Qur'an dalam bahasa Arab selama 85
kali, dan 85 kali juga berupa kalimat berbahasa Arab bukan Al-Qur'an. Bacaan bukan
Al-Qur'an ini
dilagukan seperti
bacaan Al-Qur'an dalam lirik membacanya. Pada percobaan lain responden tidak mendengar satu bacaan pun selama 40 uji-coba. Dan selama diam
tersebut, responden ditempatkan dengan posisi duduk santai dan terpejam. Dan
posisi santai seperti
ini juga diterapkan terhadap
170 uji-coba mendengarkan bacaan
Al-Qur'an dan bukan Al Qur’an.
Dan ujicoba menggunakan bacaan berbahasa Arab bukan Al-Qur'an untuk mengetahui ada tidaknya efek placebo (efek palsu) dalam mendengarkan bacaan mirip seperti Al-Qur'an, padahal mereka tidak bisa membedakan mana yang bacaan Al-Qur'an dan mana yang bukan. Dan tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bacaan Al-Qur'an bisa berdampak fisiologis kepada orang yang tidak bisa memahami maknanya. Apakah dampak ini juga terlihat pada kalimat berbahasa Arab bukan Al Qur’an yang dibaca secara murottal (seperti bacaan Imam Shalat) pada telinga responden.
Adapun percobaan yang tidak diperdengarkan satu ayat Al-Qur'an kepada responden, maka tujuannya adalah untuk mengetahui dampak fisiologis sebagai akibat dari letak/posisi tubuh yang rileks (dengan duduk santai dan mata terpejam).
Dan sejak awal percobaan jelas terlihat bahwasanya posisi duduk dan diam serta tidak mendengarkan satu ayat pun, tidak menimbulkan perubahan ketegangan apapun. Oleh karena itu, percobaan diringkas pada tahapan berikutnya pada penelitian perbandingan antara pengaruh bacaan Al-Qur'an dan bacaan bukan Al Qur’an yang dibaca secara murottal seperti Al-Qur'an terhadap tubuh.
Dan metode pengujiannya adalah dengan melakukan selang-seling bacaan: dibacakan satu bacaan Al-Qur'an, kemudian bacaan bukan Al Qur’an, kemudian Al-Qur'an dan seterusnya atau sebaliknya secara terus menerus.
Dan para responden tahu bahwa bacaan yang didengarnya adalah dua macam: Al-Qur'an dan bukan Al-Qur'an, akan tetapi mereka tidak mampu membedakan antara keduanya, mana yang Al-Qur'an dan mana yang bukan.
Adapun metode monitoring pada setiap percobaan penelitian ini, maka hanya mencukupkan dengan satu chanel yaitu chanel monitoring elektrisitas listrik pada otot-otot, yaitu dengan perangkat Medax 2002 (Medical Data Exuizin). Alat ini membantu menyampaikan listrik yang ada di dahi.
Dan petunjuk yang sudah dimonitor dan dicatat selama percobaan ini mengandung energi listrik skala pertengahan pada otot dibandingkan dengan kadar fluktuasi listrik pada waktu selama percobaan. Dan sepanjang otot untuk mengetahui dan membandingkan persentase energi listrik pada akhir setiap percobaan jika dibandingkan keadaan pada awal percobaan. Dan semua monitoring sudah dideteksi dan dicatat di dalam komputer.
Alasan diutamakannya metode ini untuk memonitor, menurut Dr Al Qodhi adalah karena perangkat ini bisa meng-output angka-angka secara rinci yang cocok untuk studi banding, evaluasi dan akuntabilitasnya.
Pada satu ayat percobaan, dan satu kelompok percobaan perbandingan lainnya mengandung makna adanya hasil yang positif untuk satu jenis cara yang paling kecil sampai sekecil-kecilnya energi listrik bagi otot. Sebab hal ini merupakan indikator bagusnya kadar fluktuasi ketegangan syaraf, dibandingkan dengan berbagai jenis cara yang digunakan responden tersebut ketika duduk.
Hasil Penelitian
Ada hasil positif 65% percobaan bacaan Al-Qur'an. Dan hal ini menunjukkan bahwa energi listrik yang ada pada otot lebih banyak turun pada percobaan ini. Hal ini ditunjukkan dengan dampak ketegangan syaraf yang terbaca pada monitor, dimana ada dampak hanya 35 % pada responden yang diberi bacaan selain Al-Qur'an.
Pada sejumlah responden, mungkin akan terjadi hasil yang terulang sama, seperti hasil pengujian terhadap mendengar bacaan Al-Qur'an. Oleh karena itu, dilakukan ujicoba dengan diacak dalam memperdengarkannya (antara Al-Qur'an dan yang bukan) sehingga diperoleh data atau kesimpulan yang valid.
Pembahasan Hasil Penelitian dan Kesimpulan
Sungguh sudah terlihat jelas hasil-hasil awal penelitian tentang dampak Al-Qur'an pada penelitian terdahulu bahwasanya Al-Qur`an memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap syaraf. Dan mungkin bisa dicatat pengaruh ini sebagai satu hal yang terpisah, sebagaimana pengaruh inipun terlihat pada perubahan energi listrik pada otot-otot pada organ tubuh, dan perubah-perubahan yang terjadi pada kulit karena energi listrik, dan perubahan pada peredaran darah, perubahan detak jantung, voleme darah yang mengalir pada kulit, dan suhu badan.
Dan semua perubahan ini menunjukan bahwasanya ada perubahan pada organ-organ syaraf otak secara langsung dan sekaligus mempengaruhi organ tubuh lainnya. Jadi, ditemukan sejumlah kemungkinan yang tak berujung ( tidak diketahui sebab dan musababnya) terhadap perubahan fisiologis yang mungkin disebabkan oleh bacaan Al-Qur`an yang didengarkannya.
Oleh karena itu sudah diketahui umum bahwa ketegangan-ketegangan saraf akan berpengaruh kepada disfungsi organ tubuh, yang dimungkinkan terjadi karena produksi zat kortisol atau zat lainnya ketika merespon gerakan antara saraf otak dan otot. Pada keadaan ini pengaruh Al-Qur`an terhadap ketegangan saraf akan menyebabkan seluruh badannya akan segar kembali, dimana dengan bagusnya stamina tubuh ini akan menghalau berbagai penyakit atau mengobatinya. Dan hal ini sesuai dengan keadaan penyakit tumor otak atau kanker otak.
Juga, hasil uji coba penelitian ini menunjukkan bahwa kalimat-kalimat Al-Qur`an itu sendiri memiliki pengaruh fisiologis terhadap ketegangan organ tubuh secara langsung, apalagi apabila disertai dengan mengetahui maknanya.
Dan ujicoba menggunakan bacaan berbahasa Arab bukan Al-Qur'an untuk mengetahui ada tidaknya efek placebo (efek palsu) dalam mendengarkan bacaan mirip seperti Al-Qur'an, padahal mereka tidak bisa membedakan mana yang bacaan Al-Qur'an dan mana yang bukan. Dan tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bacaan Al-Qur'an bisa berdampak fisiologis kepada orang yang tidak bisa memahami maknanya. Apakah dampak ini juga terlihat pada kalimat berbahasa Arab bukan Al Qur’an yang dibaca secara murottal (seperti bacaan Imam Shalat) pada telinga responden.
Adapun percobaan yang tidak diperdengarkan satu ayat Al-Qur'an kepada responden, maka tujuannya adalah untuk mengetahui dampak fisiologis sebagai akibat dari letak/posisi tubuh yang rileks (dengan duduk santai dan mata terpejam).
Dan sejak awal percobaan jelas terlihat bahwasanya posisi duduk dan diam serta tidak mendengarkan satu ayat pun, tidak menimbulkan perubahan ketegangan apapun. Oleh karena itu, percobaan diringkas pada tahapan berikutnya pada penelitian perbandingan antara pengaruh bacaan Al-Qur'an dan bacaan bukan Al Qur’an yang dibaca secara murottal seperti Al-Qur'an terhadap tubuh.
Dan metode pengujiannya adalah dengan melakukan selang-seling bacaan: dibacakan satu bacaan Al-Qur'an, kemudian bacaan bukan Al Qur’an, kemudian Al-Qur'an dan seterusnya atau sebaliknya secara terus menerus.
Dan para responden tahu bahwa bacaan yang didengarnya adalah dua macam: Al-Qur'an dan bukan Al-Qur'an, akan tetapi mereka tidak mampu membedakan antara keduanya, mana yang Al-Qur'an dan mana yang bukan.
Adapun metode monitoring pada setiap percobaan penelitian ini, maka hanya mencukupkan dengan satu chanel yaitu chanel monitoring elektrisitas listrik pada otot-otot, yaitu dengan perangkat Medax 2002 (Medical Data Exuizin). Alat ini membantu menyampaikan listrik yang ada di dahi.
Dan petunjuk yang sudah dimonitor dan dicatat selama percobaan ini mengandung energi listrik skala pertengahan pada otot dibandingkan dengan kadar fluktuasi listrik pada waktu selama percobaan. Dan sepanjang otot untuk mengetahui dan membandingkan persentase energi listrik pada akhir setiap percobaan jika dibandingkan keadaan pada awal percobaan. Dan semua monitoring sudah dideteksi dan dicatat di dalam komputer.
Alasan diutamakannya metode ini untuk memonitor, menurut Dr Al Qodhi adalah karena perangkat ini bisa meng-output angka-angka secara rinci yang cocok untuk studi banding, evaluasi dan akuntabilitasnya.
Pada satu ayat percobaan, dan satu kelompok percobaan perbandingan lainnya mengandung makna adanya hasil yang positif untuk satu jenis cara yang paling kecil sampai sekecil-kecilnya energi listrik bagi otot. Sebab hal ini merupakan indikator bagusnya kadar fluktuasi ketegangan syaraf, dibandingkan dengan berbagai jenis cara yang digunakan responden tersebut ketika duduk.
Hasil Penelitian
Ada hasil positif 65% percobaan bacaan Al-Qur'an. Dan hal ini menunjukkan bahwa energi listrik yang ada pada otot lebih banyak turun pada percobaan ini. Hal ini ditunjukkan dengan dampak ketegangan syaraf yang terbaca pada monitor, dimana ada dampak hanya 35 % pada responden yang diberi bacaan selain Al-Qur'an.
Pada sejumlah responden, mungkin akan terjadi hasil yang terulang sama, seperti hasil pengujian terhadap mendengar bacaan Al-Qur'an. Oleh karena itu, dilakukan ujicoba dengan diacak dalam memperdengarkannya (antara Al-Qur'an dan yang bukan) sehingga diperoleh data atau kesimpulan yang valid.
Pembahasan Hasil Penelitian dan Kesimpulan
Sungguh sudah terlihat jelas hasil-hasil awal penelitian tentang dampak Al-Qur'an pada penelitian terdahulu bahwasanya Al-Qur`an memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap syaraf. Dan mungkin bisa dicatat pengaruh ini sebagai satu hal yang terpisah, sebagaimana pengaruh inipun terlihat pada perubahan energi listrik pada otot-otot pada organ tubuh, dan perubah-perubahan yang terjadi pada kulit karena energi listrik, dan perubahan pada peredaran darah, perubahan detak jantung, voleme darah yang mengalir pada kulit, dan suhu badan.
Dan semua perubahan ini menunjukan bahwasanya ada perubahan pada organ-organ syaraf otak secara langsung dan sekaligus mempengaruhi organ tubuh lainnya. Jadi, ditemukan sejumlah kemungkinan yang tak berujung ( tidak diketahui sebab dan musababnya) terhadap perubahan fisiologis yang mungkin disebabkan oleh bacaan Al-Qur`an yang didengarkannya.
Oleh karena itu sudah diketahui umum bahwa ketegangan-ketegangan saraf akan berpengaruh kepada disfungsi organ tubuh, yang dimungkinkan terjadi karena produksi zat kortisol atau zat lainnya ketika merespon gerakan antara saraf otak dan otot. Pada keadaan ini pengaruh Al-Qur`an terhadap ketegangan saraf akan menyebabkan seluruh badannya akan segar kembali, dimana dengan bagusnya stamina tubuh ini akan menghalau berbagai penyakit atau mengobatinya. Dan hal ini sesuai dengan keadaan penyakit tumor otak atau kanker otak.
Juga, hasil uji coba penelitian ini menunjukkan bahwa kalimat-kalimat Al-Qur`an itu sendiri memiliki pengaruh fisiologis terhadap ketegangan organ tubuh secara langsung, apalagi apabila disertai dengan mengetahui maknanya.
“Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti
kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Alloh. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (Al Hasyr: 21)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar