Hadits Online

Minggu, 22 Juli 2012

Ibnu Ummi Maktum Zaman Ini


Dalam rubrik Tadzkirah di Majalah Risalah edisi no 133 bulan Sya’ban-Ramadhan 1433/Juli 2012 dimuat artikel yang menggugah. Ceritanya mengingatkan kita dengan kisah salah satu shahabat Rosululloh yang datang menemui beliau sholollohu alaihi wasallam untuk meminta udzur. Yakni memohon izin untuk tidak menghadiri sholat berjamaah di masjid karena cacat yang beliau derita. “Apakah engkau mendengar azan?” tanya Rosul tak lama setelah beliau mengizinkan. “Iya, wahai Rosululloh,” jawab shahabat tersebut. “Kalau begitu penuhilah panggilan sholat tersebut,” tandas beliau. Begitulah sekelumit dialog Rosululloh sholollohu alaihi wasallam dengan salah satu shahabatnya yang bernama Abdullah ibnu Ummi Maktum, yang matanya buta, tapi semenjak itu hampir tak pernah absen dalam aktivitas sholat berjamaah. Bahkan diriwayatkan, beliau juga terlibat dalam berbagai medan pertempuran. Barangkali itu sebabnya, Ust. Abu Umar Abdillah memberi judul tulisannya “Ibnu Ummi Maktum Zaman Ini”. Berikut kisah selengkapnya...
***
Kisah ini terjadi di sebuah kampung di sebelah barat kerajaan Saudi Arabia, dikisahkan sendiri oleh Syekh Ibrohim Bubastit dalam “Qoshosh Mumayyizah”. Beliau menuturkan, “Kami memasuki kampung itu. Tak ada tanda-tanda sentuhan kemoderenan. Sebuah kampung terpencil dengan bangunan yang sederhana. Kami menelusuri tanjakan jalan menuju masjid di kampung itu. Hingga sampailah kami di bangunan itu, sebuah masjid tempat dimulainya kisah ini.
Tatkala kami sampai di masjid, kami dapati di sisi depan pintu terdapat batu besar yang diikat dengan sebuah tali. Tahukah Anda, tali apakah itu? Satu ujungnya terikat di batu, sementara ujung tali yang lain memanjang dan tidak kelihatan ujung tali yang lain karena jauh.
Kami mulai menyusuri tali tersebut untuk mencari tahu, sampai di mana ujung tali yang satunya. Cobalah Anda terka, di manakah ujung tali itu berakhir? Tali itu terhampar memanjang di atas tanah. Setelah kira-kira enam menit kami mengikuti arah tali tersebut dengan mobil, subhanallah, kami menemukan tempat di mana ujung tali itu berakhir.
Ternyata, tali panjang itu berujung di sebuah rumah tua yang hanya terdiri dari satu kamar dan tempat air. Di rumah tersebut kami bertemu dengan pemiliknya, yakni seorang kakek tua yang kedua matanya tak lagi bisa melihat. Umurnya kira-kira 85 tahun. Dia adalah seorang kakek buta yang rajin beribadah.
Tatkala kami bertanya, “Wahai kakek, beritahu kami, apa rahasia dari tali yang memanjang dari masjid hingga rumah kakek ini?” Maka dengarkanlah jawaban yang membekas di hati setiap mukmin ini. Kakek itu menjawab, “Wahai anakku, ini adalah tali yang menunjukkan jalanku untuk sholat lima waktu. Ketika masuk waktu sholat, aku pegang tali ini, lalu saya keluar rumah ini menuju masjid dengan memegangi tali ini. Begitu pula tatkala aku pulang dari masjid, karena tidak ada yang menuntunku untuk ke masjid.” Allohu Akbar! Kami pun melihat bekas yang sangat kentara pada telapak tangannya yang secara rutin bergesekan dengan tali yang dipegangnya!”
Lantas di manakah orang-orang yang kuat fisiknya? Yang sehat kedua matanya, yang kokoh kedua kakinya, serta orang yang memiliki kendaraan untuk hilir mudik, adakah alasan bagi mereka untuk meninggalkan sholat berjamaah di masjid?
Wallohul muwaffiq (Abu Umar Abdillah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar