Hadits Online

Jumat, 10 Agustus 2012

MALAM YANG LEBIH BAIK DARI SERIBU BULAN


Oleh:
Sy
ekh Salim bin 'Ied Al-Hilaaly
Sy
ekh Ali Hasan Ali Abdul Hamid


Keutamaannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur'an Al-Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi. Umat Islam yang mengikuti sunnah Rosulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menancapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini, akan tetapi mereka berlomba-lomba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Alloh.

Inilah wahai saudaraku muslim, ayat-ayat Qur'aniyah dan hadits-hadits nabawiyah yang shohih menjelaskan tentang malam tersebut.

Keutamaan Malam Lailatul Qodar

Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qodar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Alloh berfirman.

" Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur'an pada malam Lailatul Qodar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qodar itu ? Malam Lailatul Qodar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Alloh Robb mereka (untuk membawa) segala urusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar" [Al-Qodar : 1-5]

Dan pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.

" Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui" [Ad-Dukhan : 3-6]

Waktunya

Diriwayatkan dari Nabi Shollollohu 'alaihi wa sallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21,23,25,27,29 dan akhir malam bulan Romadhon. [Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-neda, Imam Al-Iroqi telah mengarang satu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr Bidzikri Lailatul Qodar, membawakan perkataan para ulama dalam masalah ini]

Imam Syafi'i berkata : "Menurut pemahamanku. wallohu 'alam, Nabi Shollollohu 'alaihi wa sallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau : "Apakah kami mencarinya di malam ini?", beliau menjawab : "Carilah di malam tersebut" [Sebagaimana dinukil Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 6/386]

Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qodar itu pada malam terakhir bulan Romadhon berdasarkan hadits Aisyah Rodhiyallohu 'anha, dia berkata Rosululloh Shollollohu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Romadhon dan beliau bersabda.

"Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon" [Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169]

Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rosululloh Shollollohu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya" [Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165]

Ini menafsirkan sabdanya.

"Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari terakhir" [Lihat Maraji' tadi]

Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit Rodhiyallohu 'anhu, ia berkata : Rosululloh Shollollohu 'alaihi wa sallam ke luar pada malam Lailatul Qodar, ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda.

"Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qodar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya; mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29. 27. 25 (dan dalam riwayat lain : tujuh, sembilan dan lima)" [Hadits Riwayat Bukhori 4/232]

Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qodar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan, di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum sedang hadits kedua adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan dari pada yang umum, dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qodar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Romadhon, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.

Kesimpulannya.
Jika seorang muslim mencari malam lailatul Qodar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir : 21, 23,25,27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25,27 dan 29. Wallohu 'alam

Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qodar?

Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Alloh untuk menghidupkan malam Lailatul Qodar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Alloh dosa-dosanya yang telah lalu.

Rosululloh Shollollohu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Barang siapa berdiri (sholat) pada malam Lailatul Qodar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Alloh, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" [Hadits Riwayat Bukhari 4/217 dan Muslim 759]

Disunnahkan untuk memperbanyak do'a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Rodhiyallohu 'anha, (dia) berkata : "Aku bertanya, "Ya Rosululloh ! Apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qodar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?" Beliau menjawab, "Ucapkanlah :
"Allohumma innaka 'afuwwun tuhibbul afwa fa'fu'annii"
"Ya Alloh Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku" [Hadits Riwayat Tirmidzi 3760, Ibnu Majah 3850 dari Aisyah, sanadnya Shahih. Lihat syarahnya Bughyatul Insan fi Wadhoifi Romadhon hal. 55-57 karya Ibnu Rajab Al-Hambali.]

Saudaraku -semoga Alloh memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qodar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada isterimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.

Dari Aisyah Rodhiyallohu 'anha.

" Adalah Rosululloh Shollollohu 'alaihi wa sallam, apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Romadhon), beliau mengencangkan kainnyamenghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya" [Hadits Riwayat Bukhari 4/233 dan Muslim 1174] Yakni menjauhi wanita (yaitu istri-istrinya) karena ibadah, bersungguh-sungguh untuk mencarinya.

Juga dari Aisyah, (dia berkata) :

" Adalah Rosululloh Shollollohu 'alaihi wa sallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya" [Hadits Riwayat Muslim 1174]

Tanda-Tandanya

Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Alloh menguatkanmu degan ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya Rosululloh Shollollohu 'alaihi wa sallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qodar agar seorang muslim mengetahuinya.

Dari 'Ubay Rodhiyallohu 'anhu, ia berkata : Rosululloh Shollollohu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Pagi hari malam Lailatul Qodar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi" [Hadits Riwayat Muslim 762]

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Kami menyebutkan malam Lailatul Qodar di sisi Rosululloh Shollollohu 'alaihi wa sallam beliau bersabda.

"Artinya : Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah" [Muslim 1170. Perkataan : "Syiqi jafnah" syiq artinya setengah, jafnah artinya bejana. Al-Qodhi 'Iyadh berkata : "Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qodar hanya terjadi di akhir bulan, karena bulan tidak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan".]

Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata : Rosululloh Shollollohu 'alaihi wa sallam bersabda.

"(Malam) Lailatul Qodar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan" [Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486, sanadnya Hasan]


[Disalin dari Kitab Sifat Shoum Nabi Shollollohu 'alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia Sipat Puasa Nabi Shollollohu 'alaihi wa sallam oleh Syekh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syekh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah Abdurrahman Mubarak Ata]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar