Pengantar :
Hakadza Narol Jihad wa Nuriduhu bisa dibilang
sebagai buku juklak bagi para mujahid, yang ditulis oleh seorang praktisi
jihadis. Ia merupakan akumulasi refleksi pengalaman penulisnya selama
mengarungi medan jihad. Maka tak berlebihan kiranya jika buku ini patut dikaji
oleh seorang muslim yang ingin menerjuni medan yang sama. Buku ini sebagian
pernah dimuat di blog rumahjihad.blogspot.com secara berseri, namun belum
sampai tuntas. Kini entah mengapa blog ini tak pernah diupdate lagi. Selain itu sebagian buku ini juga pernah diterbitkan
dengan judul “Visi Politik Gerakan Islam”, sebuah buku kompilasi yang dimuat
bersama cuplikan karya monumental seorang ulama jihadis Syekh Abu Mus’ab As
Suri, semoga Alloh menjaga dan segera
membebaskan beliau, dakwah al muqowwamah. Buku yang sempat kena cekal
Kejaksaan ini telah dibedah di beberapa kota, salah satunya di sebuah masjid di
Bekasi sekitar dua tahun lalu. Seusai acara bedah buku itu, kami sempat menemui
ustadz pengisi acara yang telah merampungkan terjemahan “Hakadza Narol Jihad” tersebut
dan mohon ijin mengkopi terjemahan beliau. Alhamdulillah beliau mengijinkan.
Tapi belum sempat kami mengkopinya, qodarulloh,
kami lebih dulu mendapatkannya dari sumber lain. Berdasarkan naskah tersebutlah
serial tulisan ini kami turunkan, yang kami bagi menjadi enam bagian. Berikut
ini bagian awal dari rangkaian tulisan dimaksud.
***
‘Hakadza Narol Jihad’
Oleh : Hazim Al Madani
Jiwaku terasa tentram menulis 4 risalah
seputar masalah ini (sebagai bentuk kesetiaan kepada Allah dan mujahidin).
Risalah ini adalah analisa teoritisku terhadap petunjuk pelaksanaan yang sesuai
dengan tahapan saat ini dari umur umat islam, dimana isinya sesuai dengan
seruan, manhaj dan pemikiran tandzim Al-Qoidah dan amirnya
Syaikh Usamah bin Ladin, semoga Allah memberkahi mereka dan menjaganya dari
setiap keburukan (catatan: tulisan ini dibuat saat beliau, rohimahulloh, masih hidup)
Risalah
I
Realita gerakan Islam, peran
mujahidin dan umat islam
Risalah
II
Musuh. Siapa
dia, siapa yang kita prioritaskan dan siapa yang kita
tangguhkan (bersikap netral)
Risalah
III
Persiapan untuk perang dan membekali umat untuk memikul beban-beban jihad
Risalah
IV
Jihad
|
Risalah ke-1
REALITA GERAKAN ISLAM, PERAN MUJAHIDIN DAN UMAT ISLAM
Umat
islam dari timur sampai barat dari utara sampai selatan hidup dalam suasana
perubahan dan angin revolusi dan pembebasan.
Seluruh umat islam merasakan suasana ini. Dengan seluruh
gerakan dan kelompoknya. Adapun gerakan yang paling
merindukan angin perubahan dan hawa pembebasan adalah gerakan jihad, yang mana
gerakan ini sedang mencium tapak kembalinya Islam bahkan melihatnya datang dan
menyakini sepenuhnya ia pasti terjadi sebentar lagi, tidak mustahil.
Oleh karena itu gerakan Islam harus mewaspadai para makelar revolusi dari golongan orang-orang yang mengaku islam yang selalu melakukan propaganda. Jika kemenangan sudah diperolehnya, mereka akan menelingkung islam dan pemeluknya dari belakang. Entah sudah berapa banyak umat islam harus mengalami hal ini, di Sudan, Mesir, Al-Jazair, Yaman, Yordania sampai Afghonistan. ketika para ikon jihad menghianati darah saudaranya sendiri, para mujahidin, dan berusaha untuk mengaburkan masalah demi menyenangkan keinginan Barat yang tidak pernah ridlo sampai kita mengikuti millah mereka. Sebelum munculnya harokah Taliban yang mengembalikan Islam dan menjaga/melindungi darah mujahidin yang mengalir Fie Sabilillah.
Oleh karena itu gerakan Islam harus mewaspadai para makelar revolusi dari golongan orang-orang yang mengaku islam yang selalu melakukan propaganda. Jika kemenangan sudah diperolehnya, mereka akan menelingkung islam dan pemeluknya dari belakang. Entah sudah berapa banyak umat islam harus mengalami hal ini, di Sudan, Mesir, Al-Jazair, Yaman, Yordania sampai Afghonistan. ketika para ikon jihad menghianati darah saudaranya sendiri, para mujahidin, dan berusaha untuk mengaburkan masalah demi menyenangkan keinginan Barat yang tidak pernah ridlo sampai kita mengikuti millah mereka. Sebelum munculnya harokah Taliban yang mengembalikan Islam dan menjaga/melindungi darah mujahidin yang mengalir Fie Sabilillah.
Saudaraku yang kukasihi karena Allah. Inilah
realita.
Sesungguhnya semua gerakan Islam menghendaki
perubahan, khususnya di Negeri Haromain, sebuah negeri yang hanya dikuasai satu
keluarga, mereka menguasai negeri dan rakyat, hidup disana sesuka perutnya,
menghancurkan sawah ladang dan keturunan, menyebarkan kerusakan, menyiksa
rakyat sampai menyerahkan bumi kita, sumber daya alamnya dan potensi-potensinya
kepada musuh-musuh Allah, kepada bangsa keturunan kera dan babi dari golongan
Zionis dan salibis, Yahudi dan Nasroni. Harta umat islam.
Seluruh umat islam. Mereka hambur-hamburkan seakan-akan
mereka keluarkan dari kocek mereka dan dari hasil warisan nenek moyangnya.
Bahkan yang lebih parah lagi mereka hendak memperbudak kita agar mau menjadi
kacung bangsa penjajah. Mereka sebarkan kebudayaan barat
melalui media kita yang sesat, dengan harapan bisa mencuci otak kita, supaya
mau menerima budaya barat dalam kehidupan, dimana penyimpangan dari fitroh ,
kerusakan dan hedonisme dalam budaya mereka dinamai dengan kebebasan modern dan
demokrasi. Bahkan tidak berhenti sampai disini saja, yang lebih parah lagi
ketika mereka berupaya merubah kurikulum pendidikan kita agar bisa merubah
sejarah, sehingga kita tidak pernah lagi membaca, kecuali sejarah barat, tidak
mendengar kepemimpinan kecuali kepemimpianan barat. Agar kita ridlo untuk
mengikutinya,
bahkan agar obsesi kita adalah menyusul mereka dan berjalan mengikuti jejaknya.
Ya. Beginilah mereka
menginginkan untuk mewarnai pikiran kita, agar lisan kita selalu menyanjung dan
agar hati kita selalu mendambakanya.
Negeri Haromain adalah jazirah arab.
Semua
jazirah,
sebagaimana yang kita ketahui, yaitu meliputi
wilayah Syam dan Irak di utaranya teluk Persia di timurnya, samudra hindia dan
laut arab di selatannya dan Laut qolzam bagian baratnya. Dengan kata lain
mencakup: Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan Kuwait sebagai mana mencakup juga Yaman,
Oman, Bahrain dan Qatar. Inilah daerah yang diharamkan oleh Allah bagi orang
musyrik, Rosulullah pun memerintahkan kita dalam sabdanya : "Keluarkanlah
orang-orang musyrik dari jazirah Arab."
Atas karunia Allah, banyak saudara-saudara
kita kaum muslimin. Semua
kaum muslimin. Bangkit
di Suriah,
Mesir, Libia, Maghrib arab,
Yaman juga di negeri Haromain. Di antara
mereka ada yang da'i adapula yang mujahidin. Sikap mereka layak dicatat dalam
sejarah. Kemudian tumbuhlah generasi baru lewat tangan mereka, generasi yang
merindukan kebenaran dan lebih mencintai apa yang ada di sisi
Allah,
meskipun menghadapi ujian dan aniaya. Goncangan dan
pukulan. Diringi
tumbangnya para ikon, jatuhnya para qiyadah, ada pula sebagian yang luntur dan
banyak pula yang mengikuti. Hanya saja gunung yang kokoh itu tak akan pernah
bergeser dan berubah, kita memohon kepada Allah agar menjaga mereka dari setiap
keburukan.
Agar merubah nasib ikhwan-ikhwan yang sedang menghadapi ujian, menghapus
kesalahan mereka dan tidak menyiakan amal yang telah mereka persembahkan.
Kesimpulan dari kebanyakan eksperimen
jihad adalah kesuksesan di bidang militer akan tetapi kita selalu nihil dalam
bidang politik. Saya telah mendengar muhadhoroh
(ceramah) salah seorang ikon jihad dari Arab di Afghonistan suatu hari ketika
beliau berkata: "Kita selalu menyibukkan diri dengan pengorbanan askari,
sangat berseni dalam masalah ikhlas, mencintai syahadah (mati syahid) tanpa mau
peduli kepada siapa urusan akhirnya jatuh, karena kita tidak mau peduli siapa
sebenarnya yang mengendalikan urusan ini, kita masih saja berpendapat politik
itu najis" banyak yang sependapat banyak pula yang mengingkari ucapannya.
Realita akhirnya membuktikan kebenaran ucapannya.
Kesimpulan yang
bisa diambil:
Disana
ada realita yang mesti kita perhatikan dan masa depan yang harus kita gapai,
jauh dari ego pribadi untuk sekedar mati syahid dan selamat dari fitnah dunia.
Oleh karenanya pegorbanan jiwa dan darah karena Allah semata harus didasari
tujuan agar anak-anak kita di masa datang hidup islami dihukumi Al-qur'an bukan
undang-undang sekuler.
Kehidupan
itu punya dua sisi, satu sisi yang mengatur dan sisi lain yang melindungi
(menjaga). Diantara upaya /asbab kemenangan adalah hendaknya kita mengambil
semua sisi, tidak sebagiannya saja, sehingga kita diberi taufiq. Cukup bagi
kita eksperimen-eksperimen
kontemporer yang ada, dan kita harus bisa mengambil pelajaran dari eksperimen
saudara-saudara kita tersebut. Kita tidak boleh mengulangi kesalahan mereka dan
terjatuh ke dalam lubang yang sama. Kita mohon kepada Allah ampunan dan maaf
untuk kita dan mereka serta mengumpulkan kita dan mereka di kediaman
rahmat-Nya.
Ketika
aku katakan sisi politik, maksudku bukanlah curang, tipudaya, pencampuradukan
antara yang haq dan batil, pengaburan urusan dien dan bunglon, bukan, bukan ini
sekali lagi… Tetapi yang kumaksud adalah seperti yang kita pelajari dari Rosululloh
sholollohu
alaihi wa sallam
karena beliau mengatur kehidupan umat dan memimpin umat berjihad di medan.
Beginilah para pengusung dakwah. Di dalam diri Rosululah ada tauladan yang baik bagi kita. Kita mesti
yakin bahwa disana ada qonun
(ketentuan) dalam membangun umat, jika kita abaikan qonun dan asas tersebut
pasti kita hanya akan berputar-putar di alam asbab, mengerahkan kemampuan dan
upaya dari generasi ke generasi berikutnya dalam keadaan tetap menyimpang dari
petunjuk Rosulullah sholollohu alaihi wa sallam dan perintah Allah.
Jika
demikian, bertolak dari realita di atas, kita adalah umat yang mampu untuk
mengadakaan perubahan, kita memiliki manhaj dan irodah untuk melaksanakannya,
kedua hal tersebut adalah variabel penting dalam mengadakan perubahan, yang
harus ditopang oleh beberapa variabel lain. Karenanya kita membutuhkan kesadaran
berpolitik, visi ke depan, kepemimpinan yang tulus dan berfikir komprehensif.
Kepemimpinan yang tahu betul jauhnya perjalanan, punya planning yang baik juga
mempunyai keberanian dan kemampuan untuk memikul beban dan sabar menempuh
ujian. Karena ini bukanlah rihlah
sehari tapi perjalanan beberapa generasi. Sebagaimana qiyadah ini juga harus mampu membuat perangkat-perangkat yang bisa
digunakan untuk merealisasikan visinya sesuai dengan tahapan amal yang berakhir
dengan pendirian daulah.
Qiyadah yang sadar adalah yang tahu kalau
pekerjalannya terkadang menghabiskan umurnya, namun buahnya bisa jadi akan
dipetik oleh anak-anaknya…Sehingga sikap potong kompas dan segera ingin memetik
hasil jangan sampai menjadikannya tergesa-gesa…yang akibatnya ia sendiri tidak
bisa memetik buahnya dan tidak ada yang bisa wariskan untuk generasi
berikutnya.
Teori
dan langkah politik ini harus disertai dengan kekuatan, karena tidak diragukan
lagi, bahkan kita yakin bahwa bahan pembangunan umat adalah darah, tidak akan
diperhitungkan selain darah… Karenanya gemerlapnya politik di parlemen yang
dengannya umat dikhianati, tidak bisa dijadikan alat perubahan selamanya.
Karena singkatnya ia adalah pengkaburan, bunglon dan berlemah-lemah terhadap
musuh. Robb kita tidak meridhoinya, tidak menerima dan menyetujuinya. Bahkan
membiarkannya jatuh sedikit demi sedikit sampai ke pusaran kesesatan yang
kadang-kadang tidak akan bisa keluar daripadanya.
Perlu disebutkan di sini,
di antara
unsur penting lain di samping
adanya qiyadah dan perangkat-perangkat pendukungnya adalah adanya generasi yang
paham, berfikir utuh dan mampu membedakan antara yang murahan dan yang bermutu,
juga siap berkorban apa saja untuk membela dien.
Perkataanku generasi, tidak boleh dipahami
hanya pemuda saja… tidak… aku sedang berbicara tentang suatu masa dengan
setiap orang yang hidup di dalamnya… bapak-bapaknya, ibu-ibunya,
pemuda-pemudanya… kakek-kakeknya dan cucu-cucunya, laki-laki dan perempuannya…pemuda
dan pemudinya. Kita tidak akan pernah lupa bahwa yang pertama kali syahid di
jalan Allah adalah Sumayyah sebagaimana aku tidak akan lupa ketika manusia pada
lupa bahwa ibu-ibu adalah faktor terpenting dalam menyiapkan generasi. Karena
seorang ibu seperti Khonsa', generasinya tidak akan pernah kalah
selama-lamanya. Tak diragukan lagi menurutku para ibu di Palestina yang
mendorong dan memotivasi anak-anaknya untuk berperang agar syahid di jalan
Allah adalah sebuah kemenangan yang dekat, indikator yang baik dan kembalinya
generasi perubahan yang kita dambakan.
Sesungguhnya yang aku maksudkan adalah umat
islam…semua umat…dengan semua rakyatnya…di Afrika dan Asia… dari Mouritania di
baratnya sampai Indonesia di timurnya, inilah generasi yang sadar dan paham,
yang sedang aku bicarakan.
Oleh karena itu wajib bahkan fardlu ain
bagi kita untuk mengenali di bawah bendera mana kita sedang melangkah, bukan
ini saja, bahkan mengenali siapa yang membawa panji, kita tahu betul
kondisinya, kenal dhohirnya, diennya, ibadahnya, taqwanya, waro'nya,
kecintaannya pada dunia dan zuhudnya juga sifat-sifat dan karakternya. Bukan
itu saja bahkan kita harus memahami jauhnya perseteruan antara haq dan batil,
sembari memperhatikan neraca kekuatan, koalisi-koalisi yang dibolehkan, fiqh
netralitas dan fiqih konfrontasi.
Tinggal satu lagi … yaitu memahami masalah
neraca kekuatan dan koalisi… ini adalah di antara perkara
penting yang tidak boleh diabaikan ketika mengkaji realita hari ini, agar kita
mengetahui kekuatan musuh dan mengetahui kemampuan dan potensi perang orang
yang bersama kita. Siapa musuh kita, siapa yang netral, wait and see mengikuti yang menang. Dunia saat ini sedang menanti
perubahan, mengikuti kekuatan yang akan menguasainya dan tidak ada keberhasilan
tanpa kekuatan. Oleh karena itu kita lihat dunia kadang condong ke timur kadang
ke barat . Ketika kemenangan ada pada salah satunya maka dunia secara
keseluruhan akan berpihak padanya.
Hari ini dunia bersekongkol terhadap kita,
yang tidak setuju dengan persekongkolan ini itu tidak berarti suka pada kita,
akan tetapi karena ingin memanfaatkan kita, karena kita dianggap ghonimah, meskipun ada perbedaan
kepentingan di atas,
yang terkadang melahirkan beberapa kemungkinan koalisi, hanya saja kita
menghendaki sekutu yang tulus yang mau berkorban dan tidak menghianati kita
………..yaitu menyiapkan umat islam
Aku akan yakinkan hal itu berikut
kutunjukkan bukti-buktinya sehingga para aktivis
muslim yakin bahwa umatnya selalu berada di belakangnya,
membela dan mau berkorban dengan segala yang bernilai dan mahal dan tidak
membiarkan mereka sendirian di medan selama-lamanya.
Di Afghonistan ketika dukungan dunia Arab
dan dunia islam terhenti karena larangan Amerika… ketika
pemerintahan-pemerintahan yang ada tidak mau mendanai mujahidin afghon maka
siapa yang memberikan bantuan sampai munculnya Taliban … apakah pemerintah dan
tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang
menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.
Ketika roda perang berputar di Bosnia siapa
yang segera merespon dengan memberi dukungan untuk islam dan pemeluknya? Siapa
yang membiayai apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya?
Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk
mujahidin dengan tulus ikhlas.
Dalam episode perang Chechnya
yang pertama dan kedua di bawah
bayang-bayang kekuatan yang menguasai dunia (Rusia), yang memerintah bangsa
arab dan 'ajam … Siapakah yang menanggung dampak perang dan membiayainya? Siapa
yang tergerak untuk datang dan membela, dan senantiasa terus mengorbankan
jiwanya secara murah untuk Allah ? apakah pemerintah dan tentaranya ataukah
umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan
dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.
Selama perang Palestina dengan semua
fasenya, khususnya Intifadhoh terakhir.. …..contoh teladan dalam pengorbanan
yang telah dipersembahkan dan akan senantiasa dipersembahkan …. dukungan dana
yang menakjubkan yang dipersembahkan… kita tidak tahu apakah sampai ataukah
dicuri oleh pemerintah Arab…Siapa yang berkorban? … Siapa yang menghancurkan
kapal induk Amerika USS Cole… siapa yang
menghancurkan New York
dan Washington
pada hari selasa yang diberkahi… apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat
dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan
dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.
Telah hilang neraca kekuatan, dunia tidak
lagi condong ke timur atau ke barat, tidak ke utara atau ke selatan, yang ada
hanya ada dua kubu, kubu iman dan kubu kafir… kubu kafir dengan seluruh pengikutnya
di satu timbangan, mujahidin dan umat ditimbangan yang lain.
Kita ringkas dari hal diatas bahwa umat
islam adalah satu timbangan kekuatan yang harus kita perhatikan… inilah yang
dipahami oleh barat dan para penguasa sekuler, oleh karena itu mereka berusaha
terus menerus untuk mengucilkan dan memisahkan kita dengan umat, dan mereka
berusaha sekuat tenaga untuk itu… Allah memenangkan urusanNya akan tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui… Sesungguhnya dukungan yang hakiki bagi
mujahidin setelah karunia Allah adalah umat islam yang senantiasa mencintai
mereka dan diharapkan bisa mengembalikan Al-Qur'an
sebagai aturan hidup, agar umat bisa hidup di bawah pancaran
cahayanya dan bayang-bayang keadilannya sampai bertemu dengan Robbnya. … Yang
wajib dipahami oleh mujahidin adalah bagaimana menjadikan umat selalu berada di
belakang barisannya, tidak dibiarkan menjadi santapan empuk bagi penguasa dan
pemerintahnya.
Kesimpulan:
Qiyadah yang ikhlas, generasi yang sadar,
perangkat pendukung yang digunakan untuk bekerja, sesuai dengan visi politik
(manhaj), memiliki irodah dan kekuatan militer untuk mengadakan
perubahan…Inilah yang kita cita-citakan dan kita akan kembali Insya Alloh
membahas masalah ini pada bab selanjutnya agar kita bisa melihat bagaimana hal
itu bisa terwujud…
Tidak lengkap rasanya berbicara tentang realita umat tanpa berbicara tentang musuh, akan tetapi karena urgennya pembahasan ini akan aku sendirikan dalam bab dua.
Tidak lengkap rasanya berbicara tentang realita umat tanpa berbicara tentang musuh, akan tetapi karena urgennya pembahasan ini akan aku sendirikan dalam bab dua.
Barangsiapa yang mempunyai masukan atau
saran baik meluruskan atau menambah hendaknya disampaikan, semoga Robb
menunjukkan kita pada petunjuk, selanjutnya kita perbaiki perjalanan jihad ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar