Hadits Online

Rabu, 08 Agustus 2012

Terjemah lengkap Hakadza Narol Jihad (bagian 1)


Pengantar :
Hakadza Narol Jihad wa Nuriduhu bisa dibilang sebagai buku juklak bagi para mujahid, yang ditulis oleh seorang praktisi jihadis. Ia merupakan akumulasi refleksi pengalaman penulisnya selama mengarungi medan jihad. Maka tak berlebihan kiranya jika buku ini patut dikaji oleh seorang muslim yang ingin menerjuni medan yang sama. Buku ini sebagian pernah dimuat di blog rumahjihad.blogspot.com secara berseri, namun belum sampai tuntas. Kini entah mengapa blog ini tak pernah diupdate lagi. Selain itu sebagian buku ini juga pernah diterbitkan dengan judul “Visi Politik Gerakan Islam”, sebuah buku kompilasi yang dimuat bersama cuplikan karya monumental seorang ulama jihadis Syekh Abu Mus’ab As Suri, semoga Alloh menjaga dan segera membebaskan beliau, dakwah al muqowwamah. Buku yang sempat kena cekal Kejaksaan ini telah dibedah di beberapa kota, salah satunya di sebuah masjid di Bekasi sekitar dua tahun lalu. Seusai acara bedah buku itu, kami sempat menemui ustadz pengisi acara yang telah merampungkan terjemahan “Hakadza Narol Jihad” tersebut dan mohon ijin mengkopi terjemahan beliau. Alhamdulillah beliau mengijinkan. Tapi belum sempat kami mengkopinya, qodarulloh, kami lebih dulu mendapatkannya dari sumber lain. Berdasarkan naskah tersebutlah serial tulisan ini kami turunkan, yang kami bagi menjadi enam bagian. Berikut ini bagian awal dari rangkaian tulisan dimaksud.

***

‘Hakadza Narol Jihad’

Oleh : Hazim Al Madani


Jiwaku terasa tentram menulis 4 risalah seputar masalah ini (sebagai bentuk kesetiaan kepada Allah dan mujahidin). Risalah ini adalah analisa teoritisku terhadap petunjuk pelaksanaan yang sesuai dengan tahapan saat ini dari umur umat islam, dimana isinya sesuai dengan seruan, manhaj dan pemikiran tandzim Al-Qoidah dan amirnya Syaikh Usamah bin Ladin, semoga Allah memberkahi mereka dan menjaganya dari setiap keburukan (catatan: tulisan ini dibuat saat beliau, rohimahulloh, masih hidup)

Risalah I
Realita gerakan Islam, peran mujahidin dan umat islam
Risalah II
Musuh. Siapa dia, siapa yang kita prioritaskan dan siapa yang kita tangguhkan (bersikap netral)
Risalah III
Persiapan untuk perang dan membekali umat untuk memikul beban-beban jihad
Risalah IV
Jihad

Risalah ke-1

REALITA GERAKAN ISLAM, PERAN MUJAHIDIN DAN UMAT ISLAM

Umat islam dari timur sampai barat dari utara sampai selatan hidup dalam suasana perubahan dan angin revolusi dan pembebasan. Seluruh umat islam merasakan suasana ini. Dengan seluruh gerakan dan kelompoknya. Adapun gerakan yang paling merindukan angin perubahan dan hawa pembebasan adalah gerakan jihad, yang mana gerakan ini sedang mencium tapak kembalinya Islam bahkan melihatnya datang dan menyakini sepenuhnya ia pasti terjadi sebentar lagi, tidak mustahil.
Oleh karena itu gerakan Islam harus mewaspadai para makelar revolusi dari golongan orang-orang yang mengaku islam yang selalu melakukan propaganda. Jika kemenangan sudah diperolehnya, mereka akan menelingkung islam dan pemeluknya dari belakang. Entah sudah berapa banyak umat islam harus mengalami hal ini, di Sudan, Mesir, Al-Jazair, Yaman, Yordania sampai Afghonistan
. ketika para ikon jihad menghianati darah saudaranya sendiri, para mujahidin, dan berusaha untuk mengaburkan masalah demi menyenangkan keinginan Barat yang tidak pernah ridlo sampai kita mengikuti millah mereka. Sebelum munculnya harokah Taliban yang mengembalikan Islam dan menjaga/melindungi darah mujahidin yang mengalir Fie Sabilillah.
Saudaraku yang kukasihi karena Allah. Inilah realita. Sesungguhnya semua gerakan Islam menghendaki perubahan, khususnya di Negeri Haromain, sebuah negeri yang hanya dikuasai satu keluarga, mereka menguasai negeri dan rakyat, hidup disana sesuka perutnya, menghancurkan sawah ladang dan keturunan, menyebarkan kerusakan, menyiksa rakyat sampai menyerahkan bumi kita, sumber daya alamnya dan potensi-potensinya kepada musuh-musuh Allah, kepada bangsa keturunan kera dan babi dari golongan Zionis dan salibis, Yahudi dan Nasroni. Harta umat islam. Seluruh umat islam. Mereka hambur-hamburkan seakan-akan mereka keluarkan dari kocek mereka dan dari hasil warisan nenek moyangnya. Bahkan yang lebih parah lagi mereka hendak memperbudak kita agar mau menjadi kacung bangsa penjajah. Mereka sebarkan kebudayaan barat melalui media kita yang sesat, dengan harapan bisa mencuci otak kita, supaya mau menerima budaya barat dalam kehidupan, dimana penyimpangan dari fitroh , kerusakan dan hedonisme dalam budaya mereka dinamai dengan kebebasan modern dan demokrasi. Bahkan tidak berhenti sampai disini saja, yang lebih parah lagi ketika mereka berupaya merubah kurikulum pendidikan kita agar bisa merubah sejarah, sehingga kita tidak pernah lagi membaca, kecuali sejarah barat, tidak mendengar kepemimpinan kecuali kepemimpianan barat. Agar kita ridlo untuk mengikutinya, bahkan agar obsesi kita adalah menyusul mereka dan berjalan mengikuti jejaknya.
Ya. Beginilah mereka menginginkan untuk mewarnai pikiran kita, agar lisan kita selalu menyanjung dan agar hati kita selalu mendambakanya.
Negeri Haromain adalah jazirah arab. Semua jazirah, sebagaimana yang kita ketahui, yaitu meliputi wilayah Syam dan Irak di utaranya teluk Persia di timurnya, samudra hindia dan laut arab di selatannya dan Laut qolzam bagian baratnya. Dengan kata lain mencakup: Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan Kuwait sebagai mana mencakup juga Yaman, Oman, Bahrain dan Qatar. Inilah daerah yang diharamkan oleh Allah bagi orang musyrik, Rosulullah pun memerintahkan kita dalam sabdanya : "Keluarkanlah orang-orang musyrik dari jazirah Arab."
Atas karunia Allah, banyak saudara-saudara kita kaum muslimin. Semua kaum muslimin. Bangkit di Suriah, Mesir, Libia, Maghrib arab, Yaman juga di negeri Haromain. Di antara mereka ada yang da'i adapula yang mujahidin. Sikap mereka layak dicatat dalam sejarah. Kemudian tumbuhlah generasi baru lewat tangan mereka, generasi yang merindukan kebenaran dan lebih mencintai apa yang ada di sisi Allah, meskipun menghadapi ujian dan aniaya. Goncangan dan pukulan. Diringi tumbangnya para ikon, jatuhnya para qiyadah, ada pula sebagian yang luntur dan banyak pula yang mengikuti. Hanya saja gunung yang kokoh itu tak akan pernah bergeser dan berubah, kita memohon kepada Allah agar menjaga mereka dari setiap keburukan. Agar merubah nasib ikhwan-ikhwan yang sedang menghadapi ujian, menghapus kesalahan mereka dan tidak menyiakan amal yang telah mereka persembahkan.
Kesimpulan dari kebanyakan eksperimen jihad adalah kesuksesan di bidang militer akan tetapi kita selalu nihil dalam bidang politik. Saya telah mendengar muhadhoroh (ceramah) salah seorang ikon jihad dari Arab di Afghonistan suatu hari ketika beliau berkata: "Kita selalu menyibukkan diri dengan pengorbanan askari, sangat berseni dalam masalah ikhlas, mencintai syahadah (mati syahid) tanpa mau peduli kepada siapa urusan akhirnya jatuh, karena kita tidak mau peduli siapa sebenarnya yang mengendalikan urusan ini, kita masih saja berpendapat politik itu najis" banyak yang sependapat banyak pula yang mengingkari ucapannya. Realita akhirnya membuktikan kebenaran ucapannya.

Kesimpulan yang bisa diambil:
Disana ada realita yang mesti kita perhatikan dan masa depan yang harus kita gapai, jauh dari ego pribadi untuk sekedar mati syahid dan selamat dari fitnah dunia. Oleh karenanya pegorbanan jiwa dan darah karena Allah semata harus didasari tujuan agar anak-anak kita di masa datang hidup islami dihukumi Al-qur'an bukan undang-undang sekuler.
Kehidupan itu punya dua sisi, satu sisi yang mengatur dan sisi lain yang melindungi (menjaga). Diantara upaya /asbab kemenangan adalah hendaknya kita mengambil semua sisi, tidak sebagiannya saja, sehingga kita diberi taufiq. Cukup bagi kita eksperimen-eksperimen kontemporer yang ada, dan kita harus bisa mengambil pelajaran dari eksperimen saudara-saudara kita tersebut. Kita tidak boleh mengulangi kesalahan mereka dan terjatuh ke dalam lubang yang sama. Kita mohon kepada Allah ampunan dan maaf untuk kita dan mereka serta mengumpulkan kita dan mereka di kediaman rahmat-Nya.
Ketika aku katakan sisi politik, maksudku bukanlah curang, tipudaya, pencampuradukan antara yang haq dan batil, pengaburan urusan dien dan bunglon, bukan, bukan ini sekali lagi… Tetapi yang kumaksud adalah seperti yang kita pelajari dari Rosululloh sholollohu alaihi wa sallam karena beliau mengatur kehidupan umat dan memimpin umat berjihad di medan. Beginilah para pengusung dakwah. Di dalam diri Rosululah  ada tauladan yang baik bagi kita. Kita mesti yakin bahwa disana ada qonun (ketentuan) dalam membangun umat, jika kita abaikan qonun dan asas tersebut pasti kita hanya akan berputar-putar di alam asbab, mengerahkan kemampuan dan upaya dari generasi ke generasi berikutnya dalam keadaan tetap menyimpang dari petunjuk Rosulullah sholollohu alaihi wa sallam dan perintah Allah.
Jika demikian, bertolak dari realita di atas, kita adalah umat yang mampu untuk mengadakaan perubahan, kita memiliki manhaj dan irodah untuk melaksanakannya, kedua hal tersebut adalah variabel penting dalam mengadakan perubahan, yang harus ditopang oleh beberapa variabel lain. Karenanya kita membutuhkan kesadaran berpolitik, visi ke depan, kepemimpinan yang tulus dan berfikir komprehensif. Kepemimpinan yang tahu betul jauhnya perjalanan, punya planning yang baik juga mempunyai keberanian dan kemampuan untuk memikul beban dan sabar menempuh ujian. Karena ini bukanlah rihlah sehari tapi perjalanan beberapa generasi. Sebagaimana qiyadah ini juga harus mampu membuat perangkat-perangkat yang bisa digunakan untuk merealisasikan visinya sesuai dengan tahapan amal yang berakhir dengan pendirian daulah.
Qiyadah yang sadar adalah yang tahu kalau pekerjalannya terkadang menghabiskan umurnya, namun buahnya bisa jadi akan dipetik oleh anak-anaknya…Sehingga sikap potong kompas dan segera ingin memetik hasil jangan sampai menjadikannya tergesa-gesa…yang akibatnya ia sendiri tidak bisa memetik buahnya dan tidak ada yang bisa wariskan untuk generasi berikutnya.
Teori dan langkah politik ini harus disertai dengan kekuatan, karena tidak diragukan lagi, bahkan kita yakin bahwa bahan pembangunan umat adalah darah, tidak akan diperhitungkan selain darah… Karenanya gemerlapnya politik di parlemen yang dengannya umat dikhianati, tidak bisa dijadikan alat perubahan selamanya. Karena singkatnya ia adalah pengkaburan, bunglon dan berlemah-lemah terhadap musuh. Robb kita tidak meridhoinya, tidak menerima dan menyetujuinya. Bahkan membiarkannya jatuh sedikit demi sedikit sampai ke pusaran kesesatan yang kadang-kadang tidak akan bisa keluar daripadanya.
Perlu disebutkan di sini, di antara unsur penting lain di samping adanya qiyadah dan perangkat-perangkat pendukungnya adalah adanya generasi yang paham, berfikir utuh dan mampu membedakan antara yang murahan dan yang bermutu, juga siap berkorban apa saja untuk membela dien.
Perkataanku generasi, tidak boleh dipahami hanya pemuda saja… tidak… aku sedang berbicara tentang suatu masa dengan setiap orang yang hidup di dalamnya… bapak-bapaknya, ibu-ibunya, pemuda-pemudanya… kakek-kakeknya dan cucu-cucunya, laki-laki dan perempuannya…pemuda dan pemudinya. Kita tidak akan pernah lupa bahwa yang pertama kali syahid di jalan Allah adalah Sumayyah sebagaimana aku tidak akan lupa ketika manusia pada lupa bahwa ibu-ibu adalah faktor terpenting dalam menyiapkan generasi. Karena seorang ibu seperti Khonsa', generasinya tidak akan pernah kalah selama-lamanya. Tak diragukan lagi menurutku para ibu di Palestina yang mendorong dan memotivasi anak-anaknya untuk berperang agar syahid di jalan Allah adalah sebuah kemenangan yang dekat, indikator yang baik dan kembalinya generasi perubahan yang kita dambakan.
Sesungguhnya yang aku maksudkan adalah umat islam…semua umat…dengan semua rakyatnya…di Afrika dan Asia… dari Mouritania di baratnya sampai Indonesia di timurnya, inilah generasi yang sadar dan paham, yang sedang aku bicarakan.
Oleh karena itu wajib bahkan fardlu ain bagi kita untuk mengenali di bawah bendera mana kita sedang melangkah, bukan ini saja, bahkan mengenali siapa yang membawa panji, kita tahu betul kondisinya, kenal dhohirnya, diennya, ibadahnya, taqwanya, waro'nya, kecintaannya pada dunia dan zuhudnya juga sifat-sifat dan karakternya. Bukan itu saja bahkan kita harus memahami jauhnya perseteruan antara haq dan batil, sembari memperhatikan neraca kekuatan, koalisi-koalisi yang dibolehkan, fiqh netralitas dan fiqih konfrontasi.
Tinggal satu lagi … yaitu memahami masalah neraca kekuatan dan koalisi… ini adalah di antara perkara penting yang tidak boleh diabaikan ketika mengkaji realita hari ini, agar kita mengetahui kekuatan musuh dan mengetahui kemampuan dan potensi perang orang yang bersama kita. Siapa musuh kita, siapa yang netral, wait and see mengikuti yang menang. Dunia saat ini sedang menanti perubahan, mengikuti kekuatan yang akan menguasainya dan tidak ada keberhasilan tanpa kekuatan. Oleh karena itu kita lihat dunia kadang condong ke timur kadang ke barat . Ketika kemenangan ada pada salah satunya maka dunia secara keseluruhan akan berpihak padanya.
Hari ini dunia bersekongkol terhadap kita, yang tidak setuju dengan persekongkolan ini itu tidak berarti suka pada kita, akan tetapi karena ingin memanfaatkan kita, karena kita dianggap ghonimah, meskipun ada perbedaan kepentingan di atas, yang terkadang melahirkan beberapa kemungkinan koalisi, hanya saja kita menghendaki sekutu yang tulus yang mau berkorban dan tidak menghianati kita ………..yaitu menyiapkan umat islam
Aku akan yakinkan hal itu berikut kutunjukkan bukti-buktinya sehingga para aktivis muslim yakin bahwa umatnya selalu berada di belakangnya, membela dan mau berkorban dengan segala yang bernilai dan mahal dan tidak membiarkan mereka sendirian di medan selama-lamanya.
Di Afghonistan ketika dukungan dunia Arab dan dunia islam terhenti karena larangan Amerika… ketika pemerintahan-pemerintahan yang ada tidak mau mendanai mujahidin afghon maka siapa yang memberikan bantuan sampai munculnya Taliban … apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.
Ketika roda perang berputar di Bosnia siapa yang segera merespon dengan memberi dukungan untuk islam dan pemeluknya? Siapa yang membiayai apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.
Dalam episode perang Chechnya yang pertama dan kedua di bawah bayang-bayang kekuatan yang menguasai dunia (Rusia), yang memerintah bangsa arab dan 'ajam … Siapakah yang menanggung dampak perang dan membiayainya? Siapa yang tergerak untuk datang dan membela, dan senantiasa terus mengorbankan jiwanya secara murah untuk Allah ? apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.
Selama perang Palestina dengan semua fasenya, khususnya Intifadhoh terakhir.. …..contoh teladan dalam pengorbanan yang telah dipersembahkan dan akan senantiasa dipersembahkan …. dukungan dana yang menakjubkan yang dipersembahkan… kita tidak tahu apakah sampai ataukah dicuri oleh pemerintah Arab…Siapa yang berkorban? … Siapa yang menghancurkan kapal induk Amerika USS Cole… siapa yang menghancurkan New York dan Washington pada hari selasa yang diberkahi… apakah pemerintah dan tentaranya ataukah umat dan anak-anaknya? Bukankah masyarakat islam yang menyisihkan hartanya dan dipersembahkan untuk mujahidin dengan tulus ikhlas.
Telah hilang neraca kekuatan, dunia tidak lagi condong ke timur atau ke barat, tidak ke utara atau ke selatan, yang ada hanya ada dua kubu, kubu iman dan kubu kafir… kubu kafir dengan seluruh pengikutnya di satu timbangan, mujahidin dan umat ditimbangan yang lain.
Kita ringkas dari hal diatas bahwa umat islam adalah satu timbangan kekuatan yang harus kita perhatikan… inilah yang dipahami oleh barat dan para penguasa sekuler, oleh karena itu mereka berusaha terus menerus untuk mengucilkan dan memisahkan kita dengan umat, dan mereka berusaha sekuat tenaga untuk itu… Allah memenangkan urusanNya akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui… Sesungguhnya dukungan yang hakiki bagi mujahidin setelah karunia Allah adalah umat islam yang senantiasa mencintai mereka dan diharapkan bisa mengembalikan Al-Qur'an sebagai aturan hidup, agar umat bisa hidup di bawah pancaran cahayanya dan bayang-bayang keadilannya sampai bertemu dengan Robbnya. … Yang wajib dipahami oleh mujahidin adalah bagaimana menjadikan umat selalu berada di belakang barisannya, tidak dibiarkan menjadi santapan empuk bagi penguasa dan pemerintahnya.

Kesimpulan:

Qiyadah yang ikhlas, generasi yang sadar, perangkat pendukung yang digunakan untuk bekerja, sesuai dengan visi politik (manhaj), memiliki irodah dan kekuatan militer untuk mengadakan perubahan…Inilah yang kita cita-citakan dan kita akan kembali Insya Alloh membahas masalah ini pada bab selanjutnya agar kita bisa melihat bagaimana hal itu bisa terwujud…
Tidak lengkap rasanya berbicara tentang realita umat tanpa berbicara tentang musuh, akan tetapi karena urgennya pembahasan ini akan aku sendirikan dalam bab dua.
Barangsiapa yang mempunyai masukan atau saran baik meluruskan atau menambah hendaknya disampaikan, semoga Robb menunjukkan kita pada petunjuk, selanjutnya kita perbaiki perjalanan jihad ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar