Hadits Online

Sabtu, 11 Agustus 2012

Terjemah lengkap Hakadza Narol Jihad (bagian 4)

Pembahasan kedua:
 
Penyiapan Umat untuk Menyongsong Peperangan
 
Prolog
Islam dan umat Islam memang unik. Posisi umat Islam di antara bangsa-bangsa Timur, Barat, Utara dan Selatan ada di tengah. Sebagaimana Islam selalu berada di tengah dalam berbagai hal.
Barat berdiri di atas prinsip kebanggaan ras dan nasionalisme. Barat menganggap dirinya lebih unggul, dan bangsa lain diremehkan. Kepemimpinan Barat silih berganti. Romawi pernah memegang tampuk kekuasaan. Disusul Jerman, Inggris, Perancis, dan terakhir Amerika.
Sedangkan Timur, hadir membawa ideologi yang menantang Barat. Timur berlandaskan falsafah revolusi yang melahirkan kaum elit partai yang kemudian menjadi kelompok penguasa. Mereka berkhayal membawa umat manusia dalam persamaan derajat dan hak, tapi hanya dalam bab kebutuhan pokok (sandang, pangan dan papan). Persamaan yang lebih menyerupai kehidupan hewan. Mereka merombak cara pandang terhadap manusia. Bagi mereka, manusia sekedar alat produksi, dengan mengabaikan sisi-sisi manusiswinya – sesuatu yang menjadi karunia khas dari Alloh bagi umat manusia.
Sementara Islam, hadir sebagai ideologi unik. Ia membawa falsafah memanusiakan manusia. Pemeluk Islam berubah menjadi masyarakat unggul. Diatur dengan keadilan langit. Dihilangkan kelas-kelas sosial. Tak berbeda antara kaya dengan miskin, orang terhormat dengan kaum pinggiran. Kehidupan masyarakat diatur dengan ikatan kasih sayang dan gotong-royong. Si kaya tak akan merasakan lezatnya hidangan dan nyenyaknya istirahat jika tetangganya menahan lapar. Demikianlah masyarakat Islam dibentuk.
Ketika Islam merangkul umat manusia, ia menawarkan kepada mereka keadilan dan kasih sayang. Payung Islam menaungi semua suku, ras dan bangsa. Tak ada yang diistimewakan, semuanya berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Karena memang Robbnya satu, ideologinya satu dan umatnya satu. Tak ada keistimewaan antara Arab atau non Arab kecuali karena taqwa.
Sebaliknya Barat. Ia menyeru umat manusia dengan gaya arogan. Ia pilah umat manusia dalam kelas-kelas. Barat menempati kelas tuan, dan bangsa lain menempati kelas budak. Oleh karenanya, Barat bebas memperbudak bangsa lain dan merampas kekayaan mereka.
Timur datang dengan segenap dendam kesumatnya. Ia hapuskan sisi manusiawi dari manusia sehingga menjadi sekelas binatang. Tak boleh ada kesibukan manusia kecuali memuaskan sisi kehewanannya.
Islam memberi tawaran yang berbeda. Ia datang membawa manhaj robbani (falsafah langit) dalam mengatur umat manusia, sesuai keinginan Alloh. Dengan ini, Islam mengentaskan manusia dari penghambaan kepada sesama menjadi penghambaan kepada Alloh semata. Islam memelihara naluri manusiawi dari potensi penyimpangan. Semua manusia sederajat di hadapan al-haqq, di bawah cahaya keadilan Islam.
Inilah Islam, agama yang musti kita ketahui tatkala kita merangkul umat manusia.
Dari sini saya bertolak. Umat ini demikian unik karakteristiknya. Demikian indah pandangannya terhadap kemanusiaan. Perseteruan dengan musuh dilandasi faktor aqidah (ideologi), bukan atas dasar perselisihan soal pembagian kue harta atau kekuasaan, juga bukan atas dasar pemenuhan keinginan nafsu.
Umat yang memiliki karakteristik ini layak memegang tampuk kekuasaan di panggung dunia. Syaratnya, jika mereka kembali mengikatkan diri dengan tonggak agama (Islam). Agama ini berperan sebagai penggerak. Hari ini kita wajib menghidupkan agama kita, dan mengembalikan kekuasaan yang hilang.  Kemajuan umat tak akan diraih tanpa adanya spirit agama yang akan menggerakkannya.
Pertanyaannya:
Bagaimana kita bekerja menyiapkan umat untuk menyongsong babak pertarungan dan segenap resikonya?
Karunia Alloh buat umat Islam dan seluruh manusia sejagat. Hari ini tersedia semua syarat yang diperlukan untuk lahirnya kesiapan mental umat dalam rangka menghadapi pertarungan semesta dan menanggung segenap resikonya. Hari ini secara khusus, bukan kemarin atau esok lusa. Al-Qoidah telah melakukan berbagai operasi yang menyedot perhatian umat. Apa yang dirancang koalisi Yahudi-Salibis dalam menghancurkan umat Islam seabad lebih yang menyebabkan kesatuan umat terkoyak, pembunuhan marak dan penangkapan tokoh-tokoh umat, dipulihkan oleh Al-Qoidah hanya dalam waktu empat tahun. Mulai dari serangan di Nairobi hingga Pentagon. Al-Qoidah menjadi simbol persatuan umat, komitmen keislaman, rehabilitasi Islam, lahirnya tokoh-tokoh baru dan kepemimpinan yang lebih segar. Sebuah kontribusi istimewa.
Babak pertarungan yang dimulai Al-Qoidah melawan rejim penguasa dunia baru (new world order) yang direalisasikan semenjak tahun 1998 ketika Al-Qoidah menyerang dua kedubes, berhasil membetot perhatian umat dan membangunkan mereka dari tidur panjang. Sebabnya, sekian lama tak ada bangsa yang berani melawan Amerika. Biasanya perlawanan yang terjadi dilakukan secara basa-basi, yang tak keluar dari skenario yang dikehendaki Amerika.
Hari ini Amerika mendapat tamparan keras di wajahnya. Peristiwa mengelinding terus, mulai dari operasi yang dirancang Al-Qoidah, Intifadhah yang sudah di ambang kemenangan di Palestina hingga peledakan kapal induk USS Cole di pantai Yaman. Keangkeran Amerika mulai luruh dengan serangan spektakuler terhadap Pentagon – nama yang membuat para panglima di seluruh dunia berdiri bulu kuduknya. Ikut cair pula rasa takut yang ada di hati umat Islam terhadap Amerika menyusul runtuhnya menara kembar World Trade Center – simbol kedigdayaan ekonomi Amerika. Aroma kebebasan mulai menyeruak di hati umat, dan semangat revolusi mulai bersemi.
Mulai saat itu, Intifadhah memasuki babak baru dengan lebih optimis semenjak konflik Palestina berkecamuk. Lalu tiba giliran Afghanistan menambah luka Amerika makin menganga. Masyarakat dunia makin cerdas, tidak bisa lagi opininya dibohongi oleh permainan politik atau pemberitaan. Operasi jihad kian berkecamuk di seluruh penjuru dunia – menegaskan lahirnya kesadaran umat untuk membela agamanya di satu sisi, dan berlanjutnya pukulan terhadap musuh hingga binasa di sisi lain.
Investasi perlawanan dan kesadaran ini menghasilkan laba menggiurkan. Koalisi Yahudi-Salibis membangun kemitraan yang lebih intensif dengan rejim Arab. Tapi tujuan asasi kemitraan ini sudah diketahui oleh umat Islam, bahkan seluruh masyarakat dunia. Rejim Arab hanya sibuk membela ideologi, keselamatan masyarakat, kekuasaan dan kekayaan alam yang dikehendaki mitranya. Kedoknya sudah terbongkar, tak bisa lagi ditutupi. Maka gerakan Islam di seluruh dunia mesti peka dan tanggap, untuk siap sedia memetik buah perjuangan, yang telah tiba masa panennya.
Agar mental revolusi makin menggelegak di hati umat, beberapa aspek harus disiapkan segera dengan mencurahkan segenap waktu dan tenaga kita. Ada dua strategi yang mesti diperhatikan:
Pertama: Menyiapkan alasan psikologis dan spiritual bagi umat Islam
Strategi ini bisa dilakukan dengan cara berikut:
1.            Memilih dengan seksama pemicu pertarungan. Atau menciptakan motif dan tujuan yang menyebabkan pertempuran menjadi benar di mata umat, dan mendorong umat untuk terlibat dalam mencapai tujuan tersebut, bahkan membuat mereka siap mati syahid dalam membelanya jika diperlukan.
Tiga puluh tahun yang lalu, pemicu pertarungan sulit ditemukan. Gerakan jihad merangkak tanpa memiliki pengalaman dan eksperimen. Tapi hari ini, mereka sudah cukup dewasa dan matang. Telah melewati serangkaian pertempuran dan eksperimen. Gerakan jihad telah menangguk pengalaman dan pengetahuan dari realitas lapangan dan eksperimen nyata.
Pemicu pertarungan bisa apa saja, bahkan bisa kombinasi banyak pemicu yang bisa menyatukan umat – semua elemen umat Islam. Banyak hal bisa menggerakkan umat. Kita menghadapi musuh yang cerdik, tidak ada celah kelemahan umat sekecil apapun kecuali mereka manfaatkan dengan seksama.
Babak baru perang Salib yang bertujuan memecah-belah umat Islam, memperbudaknya dan merampok kekayaannya adalah pemicu. Pembebasan tanah suci, pemicu. Apa yang terjadi di Afghanistan, pemicu. Penggalian terowongan di bawah masjid Aqsho, pemicu. Serangan brutal di Iraq, pemicu. Pengusiran kaum musyrik dari jazirah Arab, pemicu.
Pemicu terbesar adalah upaya mengembalikan agama Alloh menjadi penguasa di muka bumi. Dengan ini kita bisa mengatur dunia, di bawah cahaya keadilan Islam. Bahkan kaum Nasrani Arab merindukan kembalinya kekuasaan Islam agar keadilan dapat mereka reguk kembali sebagaimana dahulu mereka menikmatinya sepanjang sejarah kekuasaan Islam.
Bernard Lewis dalam bukunya – bahasa politik Islam – mengatakan: (Islam bagi sebagian besar umatnya masih menjadi acuan politik dan kekuasaan, dan paling diterima sebagai solusi ketika terjadi krisis. Tak mungkin kekuatan politik mampu menguasai umat Islam dengan wilayah yang sangat luas dan dalam jangka panjang kecuali karena menjadikan Islam sebagai acuan legalitasnya melebihi ikatan kesukuan, nasionalisme atau acuan legalitas lain. Islam paling banyak berpengeruh dalam membentuk pola pikir, dan paling mampu memberi warna terhadap berbagai perilaku sosial. Islam menyediakan serangkaian pedoman yang berpengaruh kuat dalam kancah politik).
Musuh telah mendeklarasikan perang Salib. Mereka bergerak dengan tiga pemicu pertarungan, yang berhasil mempersatukan seluruh elemen kaum kafir dunia demi memerangi kita. Ketiga pemicu tersebut adalah:
·   Menghancurkan terorisme…
·   Menyelamatkan krisis ekonomi global…
·   Menyiapkan medan tempur menyongsong Armagedon…
Tiga pemicu ini berhasil dijual kepada mereka yang khawatir ekonominya runtuh  (yang karenanya rela mendonasikan hartanya untuk perang), kaum yang rakus terhadap kekayaan pihak lain, dan mereka yang linglung karena mempercayai ramalan Taurat.
Mereka berharap dengan strategi ini dapat tercapai beberapa tujuan sekaligus:
·         Memadamkan api kebangkitan Islam yang ‘menyala tidak semestinya’ – sebagaimana ungkapan yang biasa mereka gunakan.
·         Menghindari krisis ekonomi dengan cara mengangkangi sumber minyak Arab dan SDA yang lain di kawasan
·         Mendirikan rejim Israel Raya, menyiapkan kembalinya (kekuasaan) Tuhan, dan menyiapkan medan Armagedon.
·         Melucuti senjata umat Islam dan menjadikannya sekedar budak yang bekerja di perkebunan, pabrik, dan ladang minyak milik tuan-tuan kafir.
·         Menggambar ulang peta geopolitik kawasan Timur Tengah mengikuti pola pembagian kekuasaan dan kekayaan sesuai rancangan mereka.
Maka, pertempuran kita kelak akan berwujud misi mengembalikan kebebasan kita, harta kita, kehormatan kita, tanah kita dan –  tentu saja di atas itu semua –  agama kita. Jihad kita adalah jihad defensif, belum ofensif. Kita harus bisa menggerakkan umat melalui pemicu-pemicu di atas, tentu sesuai tuntutan keadaan.
2.            Menciptakan atmosfir iman yang dibutuhkan untuk memasuki kancah pertempuran, dengan menyiapkan faktor-faktor pendukung demi terciptanya atmosfir tersebut. Memberi perhatian lebih terhadap faktor kejiwaan demi suksesnya penggalangan umat dan tentaranya untuk memasuki kancah jihad melawan koalisi Yahudi Salibis global.
Ulama – gelar yang sangat indah – memiliki peran besar dalam persoalan ini. Gelar bagi orang berakal dan membela al-haqq. Bagaimana tidak, mereka pewaris para nabi. Dalam peperangan, peran ulama sangat terasa dan dibutuhkan. Demikian juga peran da’i, khatib, dan penasehat; dalam mengembalikan manusia kepada Kholiqnya. Mereka berperan menguatkan hubungan antara hamba dengan Penciptanya. Semua hamba diikat dengan tali ghaib; pahala yang akan dipetik di akherat. Dengan ikatan ini, niat mereka menjadi tulus, jiwa mereka terlepas dari belenggu dunia, dan menguatkan semangat mereka dalam berkorban membela Alloh.
Hasilnya, seorang ayah dengan ringan mempersembahkan nyawanya, ibu melepas kepergian anaknya, wanita merelakan saudara laki-lakinya, dan anak mengikhlaskan ayahnya. Diiringi linangan air mata, tapi hati tetap tenang dengan iman. Mereka yang melepas kepergian orang tersayang, mengucapkan kalimat perpisahan; sudah lama aku menunggu datangnya hari bahagia ini!.
Demi agama dan kehormatan kita mereka berkorban. Ketika perang berkecamuk, hamba akan kembali kepada Kholiq. Masjid akan ramai dengan orang shalat. Doa akan berkumandang di hati. Kedua tangan akan menengadah ke langit dengan penuh harap. Imam membacakan ayat dengan lantang. Maka hati-hati hamba bergetar karena iman.
Alloh telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Robbnya, Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Alloh. Itulah petunjuk Alloh, dengan Kitab itu dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang disesatkan Alloh, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.(QS. Az-Zumar: 23)
Air mata berlinang, dan mata air pertolongan deras mengucur dari langit untuk tentara Allah.
Para ulama, da’i, dan mubaligh  tidak boleh lupa, habitat mereka di masjid untuk misi membersihkan jiwa-jiwa hamba dari noda dunia dan membimbing spiritual mereka… dan di medan tempur untuk misi berjihad dan memotivasi tentara Alloh. Mereka adalah teladan di masjid dan di medan jihad.
Kesadaran seperti ini perlu terus dikuatkan dan dieratkan, antar elemen umat. Pada kesadaran ini kita menyeru para aktifis dalam membela agama Alloh. Kami katakan kepada mereka, antum adalah teladan masyarakat di kancah perjuangan.
Petaka paling serius yang merusak kesadaran ini, munculnya pemikiran kepartaian dan fanatisme kelompok. Masing-masing bekerja membela kelompok atau partainya, dan berdebat mempertahankan kelompoknya. Oleh karenanya, landasan seruan kami kepada semua elemen umat agar terlibat dalam agenda persatuan dan jihad, adalah bahwa kita menyeru mereka untuk mencampakkan fanatisme yang tidak haqq. Orang bijak berkata, al-haqq dikenali karena kebenarannya, bukan karena pemeluknya, kelompok atau jamaahnya.
Kita harus berpijak pada asas ini. Tidak ada yang maksum selain para nabi – sholawat Alloh terlimpah untuk mereka. Demikian pula, tak boleh mencontoh kepada suatu yang salah. Siapa yang melihat kebenaran, ia harus meneladaninya.
Kita harus sadar, sebesar apapun kezaliman yang dilakukan saudara seiman terhadap kita, tidak boleh mengenyahkan persaudaraan Islam. Kita harus menilai kesalahan sesuai kadarnya. Kita harus bisa menerima pengakuan salah dari saudara kita, seraya membimbingnya kepada al-haqq, dengan cara al-haqq, dan dengan motif al-haqq pula.
Kita tak boleh sibuk dengan perkara ijtihadiyah atau mempermasalahkan ijtihad yang dihasilkan kelompok-kelompok yang ada. Kecuali jika kita melakukannnya dengan pendekatan cinta dan nasehat bijak. Kita mesti yakin, pada setiap fase muncul tokoh-tokohnya. Dan bahwa Alloh akan memilih salah seorang dari umat ini yang akan memimpinnya menuju ridho Alloh. Tujuannya, agar kita tak memberi peluang bagi Barat dan antek-anteknya untuk merongrong barisan umat, memecah belahnya, menggagalkan rencana-rencananya, menghilangkan hasil-hasil perjuangan yang telah dipetik melalui serangkaian peristiwa dan pertempuran di lapangan.
Umat Islam kini mengalami krisis yang belum pernah ada tandingannya dalam rentang sejarahnya. Hajat umat untuk menyatukan barisan seluruh elemennya sedang memuncak. Musuh yang menyerang tidak lagi membedakan apakan yang dihadapi muslim taat ataukah muslim yang menyimpang. Sebagaimana musuh juga tak membedakan antara satu kelompok dengan yang lainnya, atau satu negara dengan lainnya. Semua diletakkan dalam satu bidikan. Agenda musuh sudah jelas, tak ada yang tersamar. Maka kita – seluruh elemen umat – harus memiliki pakta koalisi tunggal yang kuat, dalam rangka menghadapi koalisi Yahudi Salibis yang brutal itu.
Misi ini dapat kita tunaikan dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
  • Menjelaskan kepada seluruh elemen umat siapa musuh kita dan apa agendanya.
  • Menguatkan peran umat dalam melawan musuh-musuhnya (sejarah Islam baik yang klasik maupun yang kontemporer kaya dengan contoh kasus dan teladan)
  • ·         Merumuskan ‘kurikulum penyadaran’ umat dalam bidang politik, keamanan dan militer dalam rangka memastikan lahirnya kesatuan aksi dalam bingkai kalkulasi ketiga bidang tersebut.
  • ·         Mengawal gelora perlawanan kaum muda, bukan mematikannya.
  • ·         Menyebarkan tema-tema yang meningkatkan mentalitas perlawanan tanpa harus didramatisir atau sebaliknya, tanpa greget.
  • ·         Melakukan praktek jihad fi sabilillah di garis depan sebagai teladan bagi umat
  • ·         Memobilisir tentara Islam dengan mengawalnya dan membangkitkan gelora semangatnya agar bisa memainkan peran yang semestinya bagi umat
Koalisi ini bukan saja antar elemen umat yang sudah malang melintang di kancah perjuangan Islam, tapi juga dengan kalangan yang lebih luas sesuai kalkulasi strategis. Koalisi melibatkan semua unsur yang terangkum dalam kosa kata ‘umat Islam’ tanpa kecuali. Jika diandaikan Al-Qoidah dan kelompok-kelompok jihad menempati posisi di garis depan, maka unsur umat Islam menempati sayap atau di bagian belakang.
Oleh karena itu, para aktivis harus segera beramal sesuai dengan bidangnya masing-masing dalam rangka menyadarkan umat dan menyiapkannya untuk menyongsong pertarungan yang akan segera tiba. Jangan biarkan mereka tunduk dan pasrah menerima keterhinaan di bawah hegemoni Barat. Da’i harus mencurahkan segenap potensi dan waktunya untuk berdakwah dengan semua peluang yang tersedia. Para penulis, wartawan dan sastrawan harus memainkan perannya. Mujahidin memainkan senjatanya. Mubaligh dan tokoh-tokoh agama ikut terlibat melawan musuh sesuai kapasitasnya. Kita semua bekerja sama dengan semboyan ‘bersatu melawan musuh umat’.
Dan menurut saya, antum semua bisa menambahkan potensi apa saja yang mungkin demi pertempuran ini. Saya akhiri dengan firman Alloh:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Alloh, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Alloh kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Alloh mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Alloh, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat, Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, Maka mereka berada dalam rahmat Alloh (surga); mereka kekal di dalamnya. Itulah ayat-ayat Alloh. kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Alloh berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran: 103-108)
 
 
3.            Memberikan perlawanan terhadap perang urat syaraf yang dilancarkan musuh dengan tujuan menakuti umat Islam agar tak berani melawan sehingga umat kalah sebelum bertempur.
Para aktifis fi sabilillah dan mujahidin harus menggeluti perang opini melalui surat kabar, majalah dan internet. Melalui apa saja yang mungkin untuk menyampaikan opini al-haqq. Agar syubuhat (kesesatan) yang diusung musuh bisa dipatahkan dengan argumen ilmiah. Menggusur keraguan dengan keyakinan. Membongkar kebatilan yang ditiupkan kaum batil. Menangkis pelecehan dan cibiran. Dan melemahkan suara yang melemahkan kebenaran. Alloh berfirman:
Maka berperanglah kamu pada jalan Alloh, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Alloh menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Alloh amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya). (QS. An-Nisa: 84)
Musuh kita licik dan cerdik. Mereka sudah banyak belajar dari Iblis. Murid selalu mengikuti ajaran gurunya. Mereka dengan serius memasuki semua kancah peperangan. Terutama pada kancah kejiwaan. Contoh peperangan jiwa yang mereka lancarkan; meniupkan mental kalah dan lemah pada umat, baik dahulu maupun sekarang.
Dahulu kaum Yahudi tatkala turun surat yang mengandung penggalan huruf-huruf di awalnya, mereka menganalisanya dengan teori otak-atik khas mereka. Setelah mereka menganalisa, ditemukan bahwa huruf-huruf tersebut setara dengan jumlah 70. Maka mereka berkata: kami tak mau menerima agama yang hanya akan berumur 70 tahun.
Kini, kelicikan semacam itu diulangi. Kadang mereka mengklaim bahwa Usamah bin Ladin sakit. Lain waktu mengatakan, Usamah hanya akan bertahan hidup maksimal 6 bulan. Atau, mengklaim telah berhasil memberangus Al-Qoidah. Atau mengklaim telah menangkap tokoh-tokohnya. Dan masih banyak lagi bualan-bualan yang bertujuan melemahkan umat Islam. Alloh memberikan penawar dari semua ocehan mereka ini agar hati orang beriman tetap teguh dalam membela Islam. Alloh berfirman:
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rosul, sungguh Telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, Maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Alloh sedikitpun, dan Alloh akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Ali Imran: 144)
Keabadian hanya milik Alloh dan agama-Nya, bukan milik manusia. Kita umat beriman, tak akan goncang oleh syahidnya para pahlawan, atau tertangkapnya teman seperjuangan. Rahim umat masih subur, tiap menit bisa lahir ksatria baru, dan komandan tangguh. Lihatlah peristiwa Mu’tah. Komandan Ja’far mati syahid karena kedua tangannya putus demi mempertahankan agar bendera tidak jatuh. Bendera diselamatkan Zaid, tak lama kemudian mati syahid juga. Diambil alih Abdulloh bin Rawahah, tapi akhirnya syahid juga. Terakhir, diambil alih oleh Kholid bin Walid. Sungguh indah kalimat yang diucapkan seorang mujahid yang belum lama dipublikasikan di media massa: Meski Usamah bin Ladin terbunuh, tapi mentari jihad tak akan pernah terbenam.
Kita membutuhkan orator yang membakar gelora jihad, dan penyair yang menggubah bait-bait jihad. Mana Hassan bin Tsabit dan Talhah masa kini? Rosululloh pernah mengomentari suara Abu Talhah, bahwa suaranya di medan tempur lebih disukai Nabi dibanding seribu prajurit. Kita mencari orator perang yang memahami Islam, karena tugasnya membungkam ocehan menyesatkan yang dilontarkan musuh. Di sisi lain, membangkitkan gelora semangat umat untuk melawan. Kita butuh sastrawan ulung, yang bertugas memotong lidah api musuh, membakar jantung kaum kafir, dan melesakkan gentar ke hati mereka. Bilakah wahai… seluruh elemen umat berpartisipasi, sesuai peran masing-masing.
Demikian penting peran yang dimainkan ulama, cendekiawan dan mujahidin. Sementara, umat berkewajiban untuk tidak terhanyut oleh lagu merdu yang dinyanyikan musuh, dengan klaim memiliki teknologi tinggi tertentu, mampu membunuh siapa yang dikehendaki, bahkan bisa menumbangkan negara mana saja yang dikehendaki, dan bentuk-bentuk bualan lain. Jika benar klaim mereka, kita yakin Alloh bersama kita. Bahkan tak ada yang bisa mengukur tentara Alloh kecuali Dia sendiri. Alloh memberi bimbingan dalam perjalanan kita.
Jika mereka memiliki bom atom, kita memiliki bom syahid. Jika mereka mengejar dunia, kita mengejar akhirat; imbalan yang dijanjikan Alloh. Kita kembalikan semua urusan kepada Alloh. Alloh berfirman:
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu menderita kesakitan, Maka Sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Alloh apa yang tidak mereka harapkan. dan adalah Alloh Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa: 104)
Kita – demi Alloh – kuat meski manusia menyangka lemah. Dan aku – demi Alloh – bertanya-tanya dengan kagum. Bagaimana bisa umat Islam dalam rentang sejarah peperangan yang mereka alami, secara kalkulasi kekuatan umat Islam jauh lebih lemah jika dibandingkan dengan kekuatan musuhnya dari kalangan kafirin, tapi bisa mengalahkan musuh-musuhnya. Qadisiyah, Yarmuk, Hittin, dan Ain Jalut menjadi bukti. Dan kita kini menyongsong Yarmuk baru. Maka, simaklah berita gembira ini, wahai hamba-hamba Alloh !
Saya tandaskan, bahwa kita betapapun harus melakukan standar sebab akibat sesuai sunnatullah dalam mempersiapkan diri menghadapi pertarungan. Tujuannya, agar  tawakkal kita makin sempurna kepada Alloh. Alloh adalah pengawal kita saat kita berada di kancah pertarungan. Oleh karenanya, tak ada kemenangan kecuali berasal dari Alloh. Kita dituntut untuk melakukan usaha, dan Alloh yang akan memberi hasilnya.
Sembilan belas pemuda mujahid melakukan operasi 9/11 dengan menabrakkan pesawat sipil ke sasaran, tapi siapa yang meruntuhkan menara kembar?
Persepsi yang benar dan kesadaran untuk bertawakkal kepada Alloh harus menjadi karakter umat Islam. Tugas kita untuk memberikan pencerahan ilmiah melalui pengajaran Islam baik terhadap pribadi, keluarga maupun seluruh masyarakat agar tawakkal mereka lebih baik.
Termasuk yang harus kita ajarkan, menghentikan kebiasaan menyebarkan propaganda musuh, karena justru akan terjebak, mental melawannya hilang dan makin membesar-besarkan kehebatan musuh. Alloh berfirman:
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rosul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil Amri)[323]. kalau tidaklah Karena karunia dan rahmat Alloh kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).                    (QS. An-Nisa: 83)
Termasuk yang harus diajarkan, menghentikan kebiasaan black campaign ( memberi citra buruk) terhadap mujahidin. Atau mempercayai dan menyebarkan berita yang menyudutkan mereka. Meneliti kekeliruan dan kelemahan mujahidin. Mencari-cari keburukan mujahidin. Meremehkan peran mujahidin. Padahal, pada situasi dan kondisi seperti saat ini, mestinya kita sibuk mendampingi mujahidin, membela kehormatan mereka, memaklumi kekeliruan mereka, dan melawan siapa yang menyebarkan berita buruk tentang mereka.
Saya menyerukan kepada ikhwan semua, untuk memboikot surat kabar as-syarq al-ausath dan surat kabar lain yang seirama dengannya. Surat kabar tersebut terbukti ikut memainkan irama propaganda bersama koalisi Yahudi Salibis yang menimbulkan perpecahan baik di kalangan umat maupun mujahidin, melemahkan barisan mereka, mempublikasikan kebohongan-kebohongan tentang mujahidin, menjual kekeliruan-kekeliruan mujahidin, dan mematikan gelora perlawanan di hati umat. Surat kabar ini tampilan dan isinya menjijikkan. Saya yakin, seorang mukmin dilarang bekerja di tempat seperti itu, yang nyata menyerang Alloh, Rosul-Nya dan kaum muslimin.
Peran kita terhadap mujahidin adalah apa yang diungkapkan oleh firman Alloh berikut:
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Robb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Robb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr: 10)
 
 
Kedua: Mempersenjatai umat Islam dan memobilisir kekuatan mereka untuk melawan musuh, dengan mempopulerkan tema ‘umat bersenjata’ yang meliputi wilayah geografis yang sangat luas.
Kita di sini berkewajiban memenyempurnakan apa yang telah dimulai Al-Qoidah, dan kita berjalan di jalur yang sama. Politik mempersenjatai umat ini dapat kita terjemahkan dalam rangkaian kebijakan berikut:
*     Seruan untuk mempersenjatai umat Islam. Bekerja untuk meningkatkan kemampuan prajurit secara militer. Atau, kita merubah dari umat sipil menjadi umat bersenjata demi melindungi diri dari ancaman eksternal. Kita harus bersuara sekeras mungkin dalam mempopulerkan tema ini, agar terdengar oleh umat, melalui:
·               Strategi propaganda politik dengan menumbuhkan kesadaran tentang persiapan menyongsong pertarungan yang akan segera tiba, tentang kepekaan membaca agenda musuh, dan mencermati makarnya.
·               Strategi propaganda syariat, dengan menjelaskan kepada umat tentang i’dad dan jihad (urgensi dan kewajibannya).
·               Strategi amaliyat (operasi militer) spektakuler agar tumbuh di hati umat Islam rasa percaya diri untuk mampu melawan dan bisa menang.
Bila kita telah menjalankan ketiga strategi ini, dan umat Islam telah menjadi ‘umat bersenjata’ dari ujung barat hingga ujung timur, kita telah berhasil menciptakan kekuatan militer riil yang pasti ditakuti musuh-musuh Alloh. Bahkan berpotensi menjadi kekuatan militer yang diperhitungkan dunia internasional. Implikasinya, tercipta perimbangan kekuatan global. Musuh akan kesulitan mengimbangi, karena siapa yang mampu melawan kekuatan rakyat?
Hanya saja, seruan untuk mempersenjatai umat harus didahului pembentukan jaringan jihad di kalangan generasi muda muslim. Wujudnya, berupa kelompok jihad yang akan menjadi penghulu dalam memberikan model-model perlawanan kepada musuh, sehingga umat bisa mencontoh di belakangnya. Jaringan ini dibentuk dari potensi umat sendiri. Dari semua elemen yang ada, baik kaya atau miskin, kalangan elit atau awam, kaum profesional atau karyawan, ulama atau murid-muridnya, ayah atau ibu, wanita atau pria, dokter atau insinyur, mahasiswa, kaum pedagang, dan komandan atau pasukannya.
Adapun soal obyek garap jaringan ini, bagaimana merancangnya, bentuk pekerjaannya dan target-targetnya, merupakan hal-hal inti yang akan saya jabarkan di artikel keempat, insya’ Alloh.
*  Memperluas wilayah geografis pertempuran.
Saat umat sudah memegang senjata, strategi ini akan mudah dicapai, sekaligus meraih dua sasaran lain:
·         Memecah kekuatan musuh dan membuat usaha mereka sia-sia, tatkala mereka berperang melawan musuh yang tersebar di area geografis yang membentang luas, dalam satuan-satuan kecil yang tak jelas markas dan alamatnya tapi saling terjalin dalam jaringan yang solid.
·         Memberikan tekanan psikologis kepada musuh, dengan cara menancapkan perasaan di hati mereka (pasukan penjajah) bahwa mereka terkepung di mana-mana dan diintai dengan seksama oleh umat Islam. Mereka laksana sampan kecil di tengah samudera luas.
Tanggung-jawab kita yang utama, tidak membiarkan perang hanya terkonsentrasi di bumi Iraq. Kita tidak boleh hanya menunggu saat peperangan meluas ke luar Iraq. Tapi kita wajib segera melakukan amaliyat (operasi) jihad di mana saja di luar Iraq. Semoga Alloh memberi anugerah kepada Anas al-Kandari dan sahabat-sahabatnya yang ksatria. Jika saja kita membiarkan jihad hanya berkecamuk di Iraq, dan kita memberi tenggang waktu kepada kekuatan koalisi Yahudi Salibis, maka mereka akan melanjutkan pada agenda berikutnya: mencaplok negeri-negeri Islam sejengkal demi sejengkal. Kewajiban kita adalah, saat mereka sibuk berperang di Iraq, kita membidik kekuatan mereka di semua wilayah umat Islam.
*     Melakukan perlawanan politik pasif (tak perlu melepaskan peluru… yaitu dengan demontrasi massa, pemogokan, menyebarkan selebaran, kaset, audio visual, nasyid, memanfaatkan mimbar masjid, seminar dan sebagainya).  Meski bisa bermakna kontra produktif bagi sebagian agenda, tapi urgensinya nyata misalnya dalam memberi tekanan psikologis terhadap musuh dan antek-anteknya, sehingga mereka selalu merasa dimusuhi oleh masyarakat. Di sisi lain, memberi dukungan moral yang amat berarti bagi mujahidin, sehingga mereka bisa mengukur dukungan publik terhadap jihad atau mujahidin.
Hal lain, bila ada kader-kader di tengah umat ini yang menggeluti dunia pengerahan massa, mereka bisa gunakan keahlian itu untuk mengawal pemanfaatannya dan selalu meningkatkan perannya. Massa bersifat mengambang, sulit untuk dikendalikan secara penuh. Secara umum, peningkatan peran massa dipengaruhi tuntutan pertarungan dan konflik yang tercipta. Dunia pengerahan massa dibutuhkan dalam menunjang beragam agenda jihad, dan memberi dampak positif terhadapnya.
*     Saya juga bisa ingatkan kepada ikhwan semua, bahwa umat Islam memiliki dua muktamar yang bersifat periodik. Kita harus mengambil keuntungan darinya secara maksimal.
Pertama, muktamar pekanan, yang dihadiri semua kalangan umat pada hari Jumat untuk mendengarkan nasehat yang disampaikan khatib.
Kedua, muktamar tahunan, yang melibatkan lebih banyak umat dengan segenap unsurnya, dari ujung barat hingga ujung timur. Mereka semua berkumpul di satu lokasi dalam rangka menunaikan ibadah haji. Maka saya ingatkan kepada ikhwan semua agar bisa memanfaatkannya untuk membangun kesadaran umat dan mengarahkan perjalanannya.
*      Perang semesta atau umat bersenjata yang ideal akan memberi solusi banyak problematika yang dihadapi gerakan jihad, bahkan pasukan reguler suatu negara. Problematika dana tidak terasa pada skala operasi kecil, tapi sangat terasa pada skala besar. Berapa dana  yang dibutuhkan para aktivis untuk melakukan operasi jihad? Sesungguhnya operasi jihad skala kecil bisa didanai dari tabungan harian mereka. Meski operasinya skala kecil, sesungguhnya memberi dampak besar secara politis bagi musuh.
Misalnya, botol yang digunakan untuk membuat bom molotov, berapa harganya? Padahal bom itu bisa digunakan menyerang salah satu kepentingan Barat, menghajar tentara musuh, atau merusak salah satu kepentingan koalisi.
Realitas yang terjadi di Palestina saat ini diharapkan menular kepada seluruh wilayah geografis umat yang lain. Sebab musuh Alloh berkeliaran di negeri-negeri kita, sama dengan realita yang terjadi di sana.
Perang semesta atau umat bersenjata yang ideal juga dapat memberi solusi masalah manajemen teknis perang, bahkan bisa menghilangkan problema itu sama sekali. Agar jelas, misalnya ada katibah yang terdiri dari 500 pasukan. Katibah ini dibagi menjadi tiga sariyah tempur, dua sariyah pendukung operasi, dan beberapa fashilah pendukung lain. Mereka dilayani tim teknis yang terdiri dari tim dokter, tim sopir, tim konsumsi, tim gudang, logistik, persenjataan dan penjaga. Jumlah mereka bisa mencapai sepertiga jumlah keseluruhan pasukan.
Kita tidak membutuhkan dukungan tim teknis saat operasi kita di kota-kota, sebagaimana yang dilakukan oleh komandan Anas Al-Kandari. Artinya, jika umat terlibat perang, pasukan tempur tak lagi direpotkan soal dukungan tim teknis. Sebagaimana kita tidak membutuhkan biaya perang, karena sudah ditanggung oleh umat.
Berbeda dengan pasukan musuh, mereka menghadapi persoalan biaya perang yang amat besar. Mereka (koalisi) menentukan biaya perang yang akan dilakukan dengan cara yang aneh; seratus hingga dua ratus milyar dollar. Saya tak bisa membayangkan, siapa yang akan menanggung biaya sebesar itu.
*      Perluasan wilayah sasaran, agar mencakup semua elemen koalisi Yahudi Salibis, dengan segenap kategori yang ada. Perluasan ini dalam rangka melaksanakan kebijakan mu’amalah bil mitsl (perimbangan perlakuan). Kita terlibat dalam perang semesta semenjak satu abad yang lampau. Musuh membunuh kita, merampas hak asasi manusia, mengebiri hak warga negara, merusak neraca keadilan antar bangsa. Masalahnya, kita terbiasa tidak tanggap dalam membaca realita sejarah, kecuali jika sudah sangat dekat dengan kehidupan kita.
Pasukan Barat penjajah membunuh generasi umat Islam di Aljazair, jutaan! Berapa pula di Libya, Mesir, Syam, Afghanistan, dan kini di Iraq. Apakah para korban kalangan militer ataukah masyarakat sipil? Apakah mereka memiliki keahlian khusus yang dianggap berbahaya bagi penjajah? Apakah mereka teroris? Jawabannya sederhana, tidak. Tapi hanya karena musuh menghendaki pembersihan etnis (muslim). Tak penting di mata penjajah, apakah sipil ataukah militer.
Fakta ini saya ungkap agar membuka mata para pedagang fiqh (mutafaiqihun) lagi tukang bantah (mujadilun). Mereka memilah musuh, ada sipil dan ada militer – suatu pembagian yang tak dikenal dalam khasanah Islam. Tak ada ulama Islam yang membagi dengan pendekatan seperti itu.
Kita harus membunuh semua warga Amerika, Yahudi, Inggris dan siapa yang berkoalisi dengan mereka dalam memusuhi kita. Semuanya; baik sipil, militer maupun politikus. Di negeri mereka, maupun di mana saja dari negeri umat Islam.
Untuk sekedar tahu, mereka yang menganggap ada perbedaan antara rakyat dengan pemerintah di Barat, mereka tak paham Islam. Pandangan mereka picik. Wawasan mereka sempit, karena mereka terbelenggu oleh pergaulan mereka secara individu dengan masyarakat Barat, belajar peradaban Barat, dan masih kuatnya mental kalah dari Barat.
Untuk mereka saya bertanya, apa pendapat Anda tentang pemilu (pemilihan anggota legislatif) baru-baru ini, juga pemilu Israel yang diikuti partai Likud. Bukankah masyarakat Barat memilih dengan sadar wakil-wakil mereka di pemerintahan, yang membuat kebijakan memerangi kita? Agar lebih memuaskan, saya sarankan agar Anda membaca buku berjudul at-ta’shil as-syar’iy karangan syekh al-Jarbu’.
Saya akhiri artikel ini dengan seruan yang saya tujukan untuk seluruh umat Islam dengan segenap unsurnya. Peran Anda semua adalah:
Bagi ulama, da’i, khatib, hendaknya mereka memainkan peran yang semestinya. Yaitu mengumandangkan seruan jihad di masjid-masjid. Juga terjun langsung dalam jihad di medan tempur. Wahai ulama umat, inilah peran dan kewajiban Anda…
Bagi jamaah yang sudah terjun dalam amal Islami dalam membela agama Alloh, baik pimpinan maupun anggota. Hendaklah Anda bertaqwa kepada Alloh, mengesampingkan fanatisme kelompok, dan fokus dalam berkontribusi meraih target-target perjuangan, juga melakukan operasi terhadap musuh di mana saja.
Bagi kaum pria dan wanita, hendaknya Anda bersiap untuk berkorban. Bagi bapak dan ibu, hendaklah menghantarkan anaknya dengan hati ikhlas, hanya mengharap ridho Alloh.
Bagi para kader yang memiliki keahlian khusus, hendaknya Anda melaksanakan tanggung-jawab Anda dalam jihad sesuai dengan keahlian Anda. Dokter melaksanakan tanggung jawab di bidang kesehatan. Insinyur dan tenaga ahli berperan sesuai bidangnya. Betapa banyak satu orang karena keahliannya setara dengan satu katibah.
Bagi Anda yang masih ragu, segeralah turun ke medan, menjual jiwa dengan harga murah kepada Alloh. Jangan menjadi beban bagi umat. Seribu satu alasan Anda tak bisa mematahkan firman Alloh ini:
Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah, yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. (QS. At-Taubah: 41)
Bagi pedagang, peran Anda mendukung jihad dengan harta dan anak-anak Anda. Termasuk mendanai mujahid yang tak punya dana. Bila hati pedagang memihak kepada jihad, pasti hartanya ikut mendukung mujahidin.
Bagi pelajar dan mahasiswa, hendaknya Anda meninggalkan medan studi di sekolah dan kampus menuju medan perang yang terbuka luas. Banyak generasi umat Islam yang memiliki berbagai gelar, tapi umumnya enggan mengangkat senjata. Kinilah saatnya bagi Anda untuk terjun!
Bagi ahli teknik, hendaklah Anda memanggul senjata ke medan tempur. Atau, memberi kontribusi sesuai keahlian Anda untuk membela agama Alloh; dalam bidang rekayasa teknik pembuatan senjata. Atau, Anda membuat benteng-benteng pertahanan sesuai keahlian ilmu teknik tersebut.
Bagi para komandan pasukan. Hendaklah Anda mencampakkan kehinaan dari pundak Anda. Bebaskan diri Anda dari penghambaan dan pengabdian kepada rejim dan ideologi yang menopangnya, agar dengan itu Anda bisa membebaskan umat Islam dari belenggu perbudakan.
Bagi semua unsur umat Islam, hendaklah Anda memanggul senjata dalam rangka membela Islam, kesucian umat Islam dan tanah mereka, dengan apa saja yang Anda punya. Alloh berfirman:
Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Alloh. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang Sempurna terhadap apa yang Telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. Al-Baqoroh: 281)
Agenda besar yang saya kemukakan di atas, yang mampu memikulnya dan melaksanakannya pertama-tama adalah mujahidin sendiri. Ini tugas Anda wahai para ksatria, wahai alumnus camp al-Faruq. Fokuslah dalam merekatkan seluruh elemen umat dengan Anda. Kerahkan segenap potensi dan tenaga. Harapannya, ayah Anda, paman, kaluarga dan suku Anda bahkan seluruh unsur umat Islam mampu dan ikut terlibat memikul senjata.
Pilihlah kata-kata yang indah untuk mengajak mereka. Ceritakan mutiara-mutiara teladan yang bisa menginspirasi mereka. Agar dengan itu, mental mereka naik. Hindari penggunaan ungkapan yang tidak berkenan di hati mereka. Jangan sampai salah ucap. Dampaknya, mereka bisa lari dari Anda. Mereka adalah kelompok strategis dalam meraih tujuan perjuangan. Mereka keluarga terdekat kita. Sementara kita adalah anak-anak emas mereka yang dibanggakan. Jangan pernah membuat mereka kecewa…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar